SAMARINDA —- Indonesia saat ini menghadapi budaya literasi atau minat baca yang dianggap masih relatif rendah. Hal ini setidaknya ditunjukkan dari beberapa indikator seperti laporan World’s Most Literate Nation yang diterbitkan oleh Central Connecticut State Univeristy (CCSU) di tahun 2016 yang menyatakan Indonesia mendapatkan peringkat ke-2 terendah dalam daftar tingkat literasi negara-negara di dunia.
Selain itu, berdasarkan penelitian Program for International Student Assessment(PISA) pada tahun 2015 Indonesia berada pada posisi ke-62 dari 70 negara yang diteliti. Dan menurut UNESCO, tingkat literasi membaca di Indonesia hanya 0,001%. Ini berarti dari 1000 orang, hanya 1 orang Indonesia yang memiliki minat baca tinggi.
Dalam sambutannya Tutuk S.H. Cahyono selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur menjelaskan Dampak dari relatif rendahnya tingkat literasi ini, menurut PISA akan berpengaruh pada kemampuan atau daya saing ekonomi suatu negara. Rendahnya tingkat literasi disuatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut belum mampu mengoptimalkan kemampuan anak untuk berpikir kritis dan analitis dalam menghadapi tuntutan zaman yang semakin kompetitif.
“Hal ini tentunya pada gilirannya dapat berdampak pada rendahnya daya saing Ekonomi negara di kancah global”, jelasnya dalam Grand Launching Kalibrasi dan Penandatanganan PKS BI Jangkau,” (17/9).
Ditambahkannya jika ekonomi suatu negara tersebut kurang dapat bersaing, maka akan berdampak pula kepada terbatasnya kemampuan untuk meningkatkan kesejahteraan warga negaranya.
Oleh karena itu, dalam upaya untuk meningkatkan budaya literasi di Indonesia khususnya di Provinsi Kalimantan Timur, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur menginisiasi beberapa kegiatan yang kami sebut sebagai Pekan Literasi Bersama Bank Indonesia (disingkat KALIBRASI) sebagai satu rangkaian dengan pengukuhan kepala Perwakilan Provinsi Kaltim.
Kegiatan KALIBRASI ini juga sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2018-2023 yaitu “Berani untuk Kalimantan Timur Berdaulat”, yang salah satunya bertujuan untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkarakter, berkualitas dan memiliki daya saing.
Diharapkan kedepan melalui peningkatan kualitas SDM dapat menjadi modal dasar bagi Indonesia untuk mewujudkan visinya menjadi negara maju. (DISKOMINFO/Lely)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!