SAMARINDA—– Penyakit Tuberculosis (TBC) Paru dan Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan prioritas Nasional yang menjadi sorotan dan merupakan masalah kesehatan masyarakat di Dunia maupun Indonesia.

Salah satu upaya Kementerian PPPA dalam pencegahan dan pengendalian penyakit TBC dan HIV/AIDS  adalah menyusun pedoman pengarusutamaan gender (PUG) melalui perencanaan dan penganggaran yang responsif Gender( PPRG) ke dalam program dan pelaksanaan yang dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan penganggaran serta monitoring dan evaluasi harus merefleksikan perspektif gender.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, Halda Arsyad saat membuka acara Bimtek Penyusunan PPRG dalam Penanggulangan HIV/AIDS dan TBC Paru tahun 2019, di Hotel Selyca Mulia Samarinda, Selasa (24/9)

Menurutnya, permasalahan kesehatan yang harus segera diatasi adalah kasus AIDS dan TBC. Kedua penyakit tersebut menjadi komitmen global dalam SDGS (Sustainability Development Goals) untuk pengendaliannya. Baik HIV/AIDS dan TBC merupakan penyakit menular yang jumlah kasusnya cenderung semakin bertambah.

Lanjutnya, perbandingan proporsi penderita laki-laki dan perempuan dua banding satu, selain itu didukung salah satu faktor resiko tinggi mayoritas terjadi pda laki-laki melalui lelaki seka lelaki (LSL) 21%, serta Hetereseksual 13%. Meskipun secara keseluruhan dalam rentang 2005-2019 perempuan cenderung lebih kecil proporsi kasusnya terlihat peningkatan yang cukup signifikan Penderita HIV dari kasus ibu rumah tangga pada tahun 2019 sebesar 16.618 orang angka tersebut menduduki kasus terbesar setelah karyawan.

Selain IRT, ibu hamil melalui 88 buah layanan pencegahan penularan ibu ke anak kemenkes terdata 10.235 orang positif HIV pada rentan 2017-2019, hanya 488 diantaranya menjalani pengobatan anti retrovirat treatment (ART) dan 3.971 baru akan memulai  ART.

“ini memperlihatkan bahwa perempuan banyak terpapar resiko meskipun berprilaku aman dan sehat,”tegasnya

Dari data diatas, ada isu gender yang perlu mendapat perhatian dalam upaya penanggulangan TBC dan HIV/AIDS. Dari aspek epidemiologi TBC dan HIV/AIDS perempuan lebih rentan untuk terkena TBC dan HIV/AIDS dibanding laki-laki.

Untuk mengatasi permasalahan HIV/AIDS dan TB paru perlu dilakukan secara komprehensif, kebersamaan, keterpaduan antara satu institusi dengan yang lainnya guna mencapi hasil yang optimal menuju Indonesia bebas TBC pda tahun 2050 dan menurunkn angka penderita HIV/AIDS. (diskominfo/ris)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *