Samarinda – Rapat Review Rencana Strategis (Renstra) 2019-2023 yang di adakan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim mengundang Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gajah Mada (PSEKP UGM) Yogyakarta digelar di Hotel Midtown Samarinda Pada Selasa (1/10).
Sekretaris DPMPD Surono mengatakan penyempurnaan dilakukan karena renstra harus mampu menggambarkan wajah Pembangunan bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. Tetap tetap mengacu Peraturan Perundang undangan terkait yang menjadi pedoman penyusunannya.
“Kegiatan ini dimaksudkan untuk pengayaan informasi dalam rangka penyempurnaan dokumen perencanaan pembangunan bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa lima tahun kedepan” ujarnya.
Karenanya saat sudah final, renstra harus menjadi acuan dalam menetapkan program kegiatan yang ditargetkan setiap tahunnya. Sebagai contoh target pengentasan desa dengan status sangat tertinggal dan tertinggal selama lima tahun sebanyak 150 desa.
Bidang-bidang terkait lingkup DPMPD Kaltim harus menetapkan program kegiatan yang dapat menjadi faktor pengungkit pencapaian target Renstra DPMPD Kaltim 2019-2023.
Menyikapi itu, Kepala DPMPD Kaltim, Moh Jauhar Efendi mengingatkan jajarannya harus berani introspeksi pencapaian kinerja masing-masinh.
“Seberapa jauh yang dilakukan. Dan apa benar Indeks Desa Membangun (IDM) merupakan hasil kerja kita. Jangan-jangan tanpa dorongan kita IDM desa sudah ada yang baik. Makanya harus terus kita evaluasi,” serunya.
Sementara Narasumber dari Tenaga Ahli PSEKP UGM Yogyakarta, Rusman R Manik mengatakan, dalam penyusunan renstra perlu dipahami fungsi DPMPD Kaltim sebagai koordinasi, pembinaan, dan pengawasan (korbinwas).
Tugasnya sebagai BAPPEDA sepesialis pembangunan desa. “Harus tepat empat hal. Perhatikan kegiatannya harus tepat kegiatan, tepat lokasinya, tepat penerima manfaat, dan tepat perencanaan,” sebutnya.
Dia berharap rentra yang dihasilkan dilaksanakan dengan baik, sehingga meninggalkan warisan desa maju dan mandiri
“Kalau bisa ingin Kaltim menjadi
Pusat studi banding pembangunan desa. Jika Yogyakarta terkenal sebagai pelajar, Kaltim dengan resntra berkualitas dan dilaksanakan dengan baik terkenal sebagai Kota Pembangunan Desa,” sebutnya.
Kegiatan juga menghadirkan Narasumber lain dari Tenaga Ahli PSEKP UGM Yogyakarta, Candra Aryudiawan. Nampak hadir Kepala Bidang PDKP Riani Tisnawati, Kabid UEM dan TTG, Rusniati, dan Kabid Pemdeskel Noor Fathoni.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!