Samarinda– Kepala Departemen Elektronifikasi dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) Bank Indonesia Rahmat Hernowo mengatakan agar transaksi keuangan di Indonesia lebih modern, transparan serta tepat sasaran, seluruh transaksi diusahakan sudah elektronik. Dengan begitu bisa meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Namun begitu, menurutnya kesadaran masyarakat di Kalimantan Timur dalam melakukan transaksi elektronik masih sangat rendah. Ini terlihat dari jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD), masyarakat yang melakukan menggunakan transaksi elektronik baru 10 persen.
“Tadi kita ketahui dari PAD Kaltim yang berjumlah Rp 780 milliar, baru 10 persen yang menggunakan transaksi elektronik sisanya masih manual, kami harapkan dari sekian itu ya hampir mendekati 100 persen lah yang menggunakan transaksi elektronik,” kata Rahmat usai Sarasehan Percepatan Elektronifikasi Transaksi Keuangan Kalimantan Timur 2019 di Aula Maratua Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim baru-baru ini.
Rahmat menyebut rendahnya persentase tersebut bisa juga dilihat dalam pembayaran pajak kendaraan bermotor yang hampir keseluruhan masih menggunakan transaksi manual dengan mendatangani Kantor Samsat terdekat.
“Dari keseluruhan yang membayar pajak kendaraan bermotor di Kaltim tidak lebih dari 10 yang menggunakan transaksi elektronik,” sebutnya.
Oleh karena itu, Rahmat berharap transaksi elektronifikasi bisa mendekati 100 persen. Namun harus didukung oleh ekosistemnya seperti infrastruktur komunikasi, sinyal, jaringan, ketersediaan listrik dan sebagainya. Ekosistem itu menjadi fondasi awal menuju transaksi elektronifikasi yang lebih baik.
“Kaltim pasti bisa menuju transaksi yang lebih modern. Namun, masyarakatnya juga harus diedukasi dan didukung oleh infrastruktur. Infrastruktur jaringan komunikasi ditingkatkan dengan baik. Sehingga bisa mendukung program efisiensi rupiah lewat Gerakan Nasional Non Tunai di Kaltim,” harapnya. (Diskominfo/Cht)