SAMARINDA—- Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Desember 2019 naik sebesar 94,68 atau 0,17 persen dibandingkan bulan November.

“Kenaikan NTP ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (It) naik lebih tinggi dibandingkan indeks harga yang dibayar petani (Ib),” jelas Kepala BPS Kaltim Anggoro Dwithjahyono di ruang Video Conference, Kamis (2/1).

Menurutnya, peningkatan NTP terjadi pada tiga subsektor yaitu subsektor tanaman pangan (0,05) persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat 1,45 persen dan subsektor peternakan 0,58 persen. Sementara itu ada dua subsektor lainnya mengalami penurunan yaitu subsektor hortikultura -1,35 persen dan subsektor perikanan -0,14 persen.

Pada Desember 2019 jelasnya, indeks harga yang diterima petani (it) sebesar 125,56 menunjukan bahwa tingkat harga produksi pertanian pada Desember mengalami kenaikan secara rata-rata 25,56 persen terhadap produk yang sama pada tahun dasar 2012.

Selain itu, It pada bulan Desember secara umum 0,32 persen. Jika dilihat per subsektor terdapat empat subsektor pertanian yang mengalami peningkatan It yaitu subsektor Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) 95,11 persen, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) sebesar 80,21 persen, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 111,18 persen dan Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) sebesar 105,34 persen. Dari empat subsektor tersebut subsektor NTPR mengalami peningkatan It paling tinggi yaitu sebesar 1,54 persen terdapat bulan sebelumnya, sedangkan subsektor NTPR mengalami peningkatan It paling rendah yaitu 0,01 persen dan subsektor Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) mengalami penurunan sebesar 1,35 persen.

Adapun indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Desember 2019 sebesar 132,62 naik 0,15 persen bila dibandingkan dengan bulan November 2019. Peningkatan Ib terjadi karena adanya peningkatan pada indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,18 persen dan peningkatan indeks BPPBM sebesar 0,04 persen. Selain itu, peningkatan Ib terjadi hampir pada semua subsektor kecuali subsektor pertanian.

Anggoro melanjutkan, Perbandingan antara Provinsi pada bulan Desember 2019 dari 33 Provinsi yang dihitung NTPnya terdapat 25 Provinsi yang mengalami peningkatan NTP sedangkan sisanya mengalami penurunan. Peningkatan NTP yang paling tinggi terjadi di Provinsi Riau dengan presentasi peningkatan 2,65 persen. Sedangkan pemurunan paling tinggi terjadi di Provinsi Papua Barat dengan presentasi penurunan 1,08 persen.

Disisi lain, Empat Provinsi di pulau Kalimantan mengalami peningkatan. Peningkatan tertinggi terjadi di Kalimantan Barat sedangkan peningkatan terendah terjadi di Kalimantan Timur. Sementara itu NTP mengalami peningkatan 0,35 persen di tingkat Nasional.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *