Samarinda–Sebanyak 8 tim dari 7 kabupaten se-Kaltim mengikuti turnamen kejuaraan Korfball ke-II Medika Cup yang berlangsung di lapangan SMK Medika Jalan Padat Karya, Bengkuring, Jum’at (17/1) Sore.

Turnamen yang berjalan selama tiga hari dimulai dari tanggal 17-19 Januari mendatang.

Turnamen ini tidak hanya menggelar Korfball saja tetapi olahraga lain seperti Futsal, dan Bola Voli di pertandingkan secara meluas antar sekolah.

Untuk itu, persatuan Korfball Se-Kaltim melaksanakan berbagai upaya guna mengenalkan dan mempopulerkan cabang olahraga (Cabor) Korfball atau bola keranjang ini kepada masyarakat luas khususnya siswa-siswi.

Wakil Walikota Samarinda Muhammad Barkati, dalam sambutannya mengungkapkan, kejuaraan tahun ini tidak hanya menjadi barometer prestasi tingkat individu maupun sekolah saja, tetapi juga menjadi ajang seleksi ke tingkat lebih tinggi dan bergengsi seperti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) hingga Internasional.

“Harapannya kejuaraan ini dilaksanakan sebaik- baiknya, menjunjung tinggi sportifitas. Untuk para peserta juga harus menunjukan permainan terbaiknya, hal ini dikarenakan cabang olahraga Korfball juga dipertandingkan di PON Papua 2020 kelak, siapa tau ada yang mewakili Provinsi Kaltim di PON tersebut,” ucapnya.

Sementara itu Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Dispora Kota Samarinda Agus Tianor mengatakan, olahraga Korfball merupakan jenis olahraga yang relatif baru. Penerapannya pun tidak terlalu membutuhkan dana cukup besar, dan gampang sekali untuk diminati.

“Tempat olahraga apapun bisa digunakan oleh siswa-siswi kita misal, lapangan futsal, Voli, Badminton bisa digunakan untuk bermain Korfball oleh para siswa kita,”ucapnya

Untuk diketahui, Korfball atau Bola Keranjang yang masih asing di telinga masyarakat Indonesia ini berasal dari Belanda, Dengan pola permainan yang dimainkan 2 tim secara berlawanan oleh delapan orang.

Masing-masing terdiri dari empat pemain putra dan empat pemain putri dalam satu tim.

Di Indonesia, korfball mempunyai induk organisasi yang telah berdiri yaitu Persatuan Korfball Seluruh Indonesia (PKSI) yang terintegrasi dengan International Korfball Federation (IKF) selaku induk olahraga korfball sedunia yang berpusat di Belanda sejak 1984.

“Tinggal sosialisasi saja kepada anak-anak untuk meminati olahraga ini. Saya rasa sulit mengembangkan olahraga ini khususnya di Kaltim kalau tidak melalui sekolahan,” sambungnya.

Turut hadir Kepala Sekolah Medika Samarinda, Mus Mulyadi, Ketua Yayasan Medika, Rasman Rading, Pengurus KONI Kaltim Bidang Organisasi sekaligus Ketua harian Korfball, Achmad Sofyan Gafur serta Perwakilan Dispora Kota Samarinda, Zulkifli.(Diskominfo/Rey)

Samarinda – Electronic Office (e-Office) merupakan layanan aplikasi yang dikembangkan oleh Fery sebagai Pranata Komputer Bidang APTIKA Diskominfo Kaltim dengan konsep Paperless guna meminimalisir penggunaan kertas dalam administrasi perkantoran, korespondensi surat-menyurat bagi setiap pejabat suatu institusi secara elektronik.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur Diddy Rusdiansyah mengundang seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Tenaga Alih Daya (TAD) di lingkup Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim guna mengikuti rapat terkait penerapan aplikasi E Office di Ruang Kudungga, Selasa (14/1).

Pada kesempatan ini Fery juga mempresentasikan aplikasi buatannya, Mulai dari proses hingga sistem kerja aplikasi e-Office, secara rinci dan detail Fery memaparkan dihadapan puluhan pegawai Diskominfo Kaltim.

“Aplikasi buatan Fery dan Kawan-kawan ini dinggap Diddy paling sempurna, karena dulu waktu di DPMPTSP saya pernah mengembangkan namum tidak sesempurna ini,” Ujar Diddy.

Dengan diterapkannya Undang-Undang (UU) nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik atau yang lebih kita kenal dengan UU ITE, pengelolaan persuratan yang semula menggunakan kertas dapat dilaksanakan dengan menggunakan dokumen digital.  Saat ini, pengelolaan persuratan masih menggunakan  pola lama dengan menggunakan kertas dan ditandatangan oleh pejabat yang berwenang.

“Kita akan gunakan, jika tidak digunakan kita tidak tahu aplikasi ini sempurna atau tidak, kedepan pasti akan ada perbaikan oleh karena itu kita mulai dari kantor kita terlebih dahulu,” Tambah Diddy.

Diddy akan membuat surat edaran ke seluruh PNS dan TAD di lingkup Diskominfo Kaltim yang ingin belajar secara khusus akan membuka kelas mulai tanggal 14 – 19 Januari 2020 di Laboratorium Komputer Diskominfo Kaltim.

“Setelah itu pada tanggal 20 Januari 2020 kita akan mulai menggunakan aplikasi ini, dan pada tanggal 1 Februari 2020 kita akan menerapkan aplikasi secara penuh dimulai dikantor kita terlebih dahulu” Ungkap Diddy.

Samarinda – Pemerintah Kalimantan Timur akan cover seluruh pegawai NON PNS dengan BPJS Ketenagakerjaan sosialisasi  pertama dilaksanakan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Timur sosialisasi tentang penjaminan BPJS Ketenagakerjaan bagi NON PNS di lingkup Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Kamis (16/1).

Di ruang rapat Kantor Disnakertrans Kaltim jalan Kemakmuran, Puluhan tenaga Non PNS Disnakertrans mendengarkan paparan Andhika Candra dari ARK BPJS Ketenagakerjaan Samarinda.

“Kami (tim BPJS Ketenegakerjaan Samarinda) sudah beberapa kali menemui Kepala BPKAD Kaltim M. Sa’duddin kemudian bertemu dengan Gubernur Kaltim Isran Noor, Pak Isran Noor sudah menyetujui, Kami lanjutkan rapat dengan para bendahara di OPD Kaltim,” Ujar Andhika.

Sekarang sedang tahap pendataan sudah 90% data masuk ke BPJS Ketenagakerjaan, Sebagai informasi dari empat program yang dimiliki BPJS Ketenagakerjaan Pemprov kaltim hanya mengikutkan dua yaitu jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian, Seluruh biaya akan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kaltim tahun 2020.

Tenaga Non ASN dilingkup Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan di jamiin oleh BPJS Ketenagakerjaan Insya Allah dalam waktu dekat akan dilakukan pembayaran iuran, Program yang diikuti saat ini ada dua program kecelakaan kerja dan jaminan kematian,” Tambah Andika.

Negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia dengan payung Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional ini berpikiran bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur.

Salah satu perwakilan pegawai Non PNS, Edo Permana menyampaikan terima kasih pada Pemerintah Provinsi Kaltim karena terus dan selalu berupaya memperhatikan pegawai Non PNS “Tiap tahun selalu ada peningkatan positif dari Pemprov Kaltim untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai Non PNS, Tahun lalu sudah ada Tunjangan Hari Raya (THR), tahun ini Alhamdulillah dijaminkan BPJS Ketenagakerjaan agar kedepannya tercapai produktivitas yang baik bagi pegawai Non PNS Kaltim,” Tutupnya.

SAMARINDA – Kepala Staf Korem 091/Aji Surya Natakesuma (ASN) Kolonel Inf Ruslan Effendi bertindak selaku inspektur Upacara bendera yang dilaksanakan setiap tanggal 17 di lapangan Upacara Makorem 091/Aji Surya Natakesuma, Jum”at (17/1).
Pasukan upacara 17 an terdiri dari kelompok Pamen, Pama/Bati/Kowad, Korsik, Ton Denpom VI/1, Kodim 0901/Samarinda, Balak Aju, Korem 091/ASN, Yonif 611/Awang Long, PNS putra dan putri.
Upacara berlangsung khidmat dengan urutan acara pembacaan teks Pancasila oleh Irup dan diikuti oleh seluruh peserta Upacara dilanjutkan dengan pembacaan UUD 45, Sapta Marga dan Panca Prasetya Kopri.
Dalam amanat Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, yang dibacakan Kasrem Kolonel Inf Ruslan Effendi mengatakan, berbagai tantangan yang ada telah berhasil kita atasi dengan baik.
“Bukan berarti kemudian kita terlena, ini merupakan tanggung jawab kita untuk terus menerus meningkatkan kemampuan dan kesiapan dalam melaksanakan tugas pokok,” dalam amanat tersebut.
Tuntutan kesiagaan tersebut terbukti saat terjadi bencana alam di beberapa daerah tepat saat pergantian tahun. Demikian pula dengan permasalahan di Laut Natuna Utara yang eskalatif maupun separatisme di Papua. Oleh karena itulah pengembangan organisasi TNI dengan mengedepankan pendekatan tri matra terpadu telah mulai dijalankan. Demikian pula dengan sinergi dan kerja sama erat dengan instansi terkait akan terus dilaksanakan.
Tahun 2020 ini akan kembali mengawal dan menyukseskan Pilkada serentak 270 wilayah. Tentunya semua harus bertekad untuk menjamin agar pesta demokrasi tersebut berjalan aman, lancar dan sukses.
Selain itu TNI tetap harus mewaspadai potensi-potensi ancaman lainnya, termasuk bencana alam. Posisi geografis Indonesia serta perubahan iklim global menyebabkan bencana tersebut dapat terjadi sewaktu-waktu. Rencana kontijensi harus kita miliki, latihkan dan koordinasikan. Demikian pula dengan berbagai upaya pencegahannya sebagaimana telah ditekankan oleh Presiden Joko Widodo.
Panglima TNI juga memberikan penekanan sebagai berikut:
Pertama, Tingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, pegang teguh Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan Wajib TNI, sebagai landasan moral dalam pelaksanaan tugas.
Kedua, Tingkatkan profesionalisme perorangan dan satuan agar tugas terlaksana secara optimal.

Samarinda—–Makanan masih menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi garis kemiskinan di Provinsi Kaltim pada September 2019 antara daerah perkotaan dan pedesaan.
“September 2019 makanan berkontribusi sebesar 69,96 persen sedangkan untuk garis kemiskinan bukan makanan sebesar 30,04 persen,” Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Anggoro Dwithjahyono pada Press Release tingkat kemiskinan di Kaltim, di Ruang Vidio Conference BPS Kaltim, Rabu (15/1).
Anggoro mengatakan, Komoditi makanan yang mempunyai andil terbesar dalam pembentuk garis kemiskinan makanan di Kalimantan Timur pada bulan September 2019 antara daerah perkotaan dan perdesaan terdapat kemiripan pola.
Menurutnya, terdapat 15 komoditas makanan yang memberikan andil garis kemiskinan di Kaltim, dari 15 itu tiga diantaranya memiliki kesamaan pola. Sedangkan jenis makanan lainnya perannya berbeda antara perkotaan dan perdesaan.
Dari lima komoditi terbesar penyumbang garis kemiskinan makanan di perkotaan dan di pedesaan, tiga diantaranya sama yaitu beras menyumbang 23,07 persen bagi penduduk diperkotaan dan sebesar 25,19 persen bagi penduduk yang tinggal dipedesaan.
Pengaruh kedua adalah rokok kretek filter yakni sebesar 19,19 persen di daerah perkotaan dan sebesar 24,37 persen bagi penduduk di pedesan.
Komoditas penyumbang tingkat kemiskinan urutan ketiga adalah telur ayam ras 6,18 persen di perkotaan dan di pedesaan 5,17 persen.
Sementara, lima komoditi terbesar penyumbang garis kemiskinan non makanan di perkotaan dan di pedesaan, empat diantaranya terdapat persamaan yaitu perumahan, bensin, listrik, dan pendidikan.
Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk berkaitan dengan kemiskinan. Namun yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.