BALIKPAPAN — Jumlah pasien positif di Kalimantan Timur kembali bertambah, setelah 11 orang yang berasal dari Balikpapan, Samarinda, Kukar, Bontang dan Kutim kini kembali 6 orang asal kota Beriman menjadi daftar pasien yang yang terjangkit COVID-19.  Maka total 12 pasien tersebut menjadikan keseluruhan untuk Kalimantan Timur berjumlah 17 pasien positif.

Dalam konfrensi pers yang diadakan, Sabtu (28/3) Walikota Balikpapan Rizal Effendi menjelaskan bahwa Pemerintah kota Balikpapan beserta seluruh unsur terkait melakukan semua upaya untuk penanganan COVID-19 sama halnya seperti yang kota-kota lain sesuai instruksi Presiden dan Gubernur Kalimantan timur.

“Mengenai permintaan warga terkait tentang karantina wilayah saya akan melakukan koordinasi kepada Gubernur Kalimantan timur untuk disampaikan kepada pemerintah pusat, mengingat jumlah penambahan yang ada di kota Balikpapan,”jelas Rizal.

Ditambahkannya bahwa upaya lain pemerintah kota adalah dengan melakukan pengetatan dan pencatatan kepada setiap orang yang masuk ke Kota Balikpapan.

Jika tetap memaksakan diri secara otomatis akan orang tersebut akan tercatat sebagai ODO dan wajib melakukan karantina selama 14 hari. Selain itu, Pemerintah kota juga menyiapkan tempat ruang isolasi terhadap ODO atau PDP yang memiliki keterkaitan pada pasien positif. (DISKOMINFO/Lely)

Berau – Bupati Berau, Muharram meminta agar pengelola Bandara Kalimarau bisa semakin memperketat pengawasan terhadap penumpang yang datang dari luar daerah. Dengan dibantu dari rumah sakit dan Dinas Kesehatan diharapkan dapat melakukan deteksi dini terhadap penumpang pesawat yang memiliki tanda-tanda terjangkit covid-19.

Hal tersebut disampaikan Muharram saat melakukan pertemuan dengan manajemen UPBU Kalimarau, Kamis (19/3). Dalam pertemuan itu diterima langsung oleh Kepala UPBU Kalimarau, Bambang Hartanto.

Muharram mengatakan bahwa penyebaran virus covid-19 saat ini sudah harus diwaspadai. Pasalnya beberapa daerah sudah terjangkiti. Sementara di Kabupaten Berau, layanan penerbangan berasal dari beberapa kota yang terjangkit tersebut. Sehingga perlu adanya kewaspadaan terhadap para penumpang yang masuk ke Berau.

“Karena kita tidak tahu dia sudah terkena atau tidak. Virus ini ketahuan setelah 14 hari. Jadi pengawasan di bandara yang harus lebih diperketat lagi,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa penyebaran ini bisa saja dihentikan jika pemerintah pusat mengambil tindakan tegas. Dengan menonaktifkan penerbangan sementara ini. Sehingga tidak ada aktivitas orang keluar dan masuk.

Menurutnya, langkah ini sangat tepat dalam menekan penyebaran virus tersebut.

“Kalau sudah terkena maka seluruh orang yang ada di sekitarnya bakal terjangkit juga. Jika itu sudah terjadi, kita pasti kewalahan untuk mengatasinya. Yah kita berharap kebijakan dari pemerintah pusat,” katanya.

Sementara Wakil Bupati, Agus Tantomo mengatakan agar petugas di Bandara Kalimarau harus memantau selalu para penumpang yang datang.

“Dicek datang dari mana, apakah daerah itu merupakan lokasi terjangkit juga. Kemudian jika penumpang ini mengalami gejala-gejala yang sesuai dengan penderita Covid-19, harus ada tindakan langsung,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala UPBU Kalimarau, Bambang Hartanto menyampaikan bahwa sejauh ini pihaknya telah melakukan pengawasan sesuai dengan SOP yang ada.

“Penumpang yang datang langsung dicek suhu tubuhnya. Kemudian ditanyai asal kunjungan mereka. Nanti kita laporkan dengan rumah sakit atau Dinkes jika ada penumpang yang datang dari daerah terjangkit,” ungkapnya.

Kemudian untuk rencana penerbangan Batik Air pada tanggal 20 Maret mendatang tetap berjalan. Penerbangan perdana yang melayani rute Jakarta-Berau tersebut masih sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

“Kita masih belum tau jumlah penumpang yang akan datang nantinya. Tetap pengawasan dilakukan seperti biasa. Tidak ada yang berbeda dalam penerbangan ini, cuma bedanya langsung dan direct saja. Seperti Jakarta ke Balikpapan kemudian ke Berau. Kan sama saja. Yang jadi masalah sekarang ini, jumlah penumpang datang dan keluar itu masih tinggi, rata-rata mencapai 500 per hari,” pungkasnya.

Samarinda—- Jumlah pasien yang dinyatakan positif terinfeksi corona di Provinsi Kalimantan Timur bertambah 6 orang. Hal tersebut diungkapkan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Prov. Kaltim Andi Muhammad Ishak saat saat jumpa pers di Aula Dinkes Kaltim, Sabtu (28/3/2020).

Menurutnya, 6 pasien positif Corona tersebut berasal dari kota Balikpapan, sehingga keseluruhan pasien postif menjadi 17 orang.

Dia mengatakan penambahan 6 orang pasien positif yaitu satu pasien positif memiliki riwayat perjalanan mengikuti jamaah tablig di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Meskipun acara tersebut tidak jadi dilaksanakan, namun pertemuan banyak orang di Kabupaten Gowa sempat terjadi dan menjadi pemicu pasien terkena penyebaran virus Corona.

Kemudian 4 pasien adalah kluster dari Kota Bogor menghadiri pertemuan Sidang Sinode GPIB.

Sementara 1 pasien memiliki riwayat perjalanan dari jepang, dimana pasien tersebut merupakan suami dari pasien positif Balikpapan yang sebelumnya pulang darj jepang.

Dari jumlah 17 kasus tersebut, kasus terbanyak yakni dari Kota Balikapapan, dengan adanya tambahan 6 kasus baru pada hari ini maka jumlah pasien positif Corona menjadi 12 kasus.

“Berdasarkan penelitian, penularan tertinggi adalah melalui tangan. Jadi cuci tangan dengan sabun harus terus dilakukan,”tuturnya

Dirinya melanjutkan ada Penambahan Pasien dengan pengawasan (PDP) per 28 maret 2020 sebanyak 11 Kasus yaitu pertama Kabupaten Kutai Timur sebanyak 5 orang : 1 Orang dengan riwayat perjalanan dari Sidoarjo, kedua 1 Orang riwayat bepergian dari Semarang dan Tegal, ketiga 1 Orang dengan riwayat perjalanan Salatiga dan Jogja, keempat 1 Orang dengan riwayat dengan orang yang bepergian ke Kakarta dan kelima 1 Orang dengan Riwayat perjalanan India, Singapura dan Jakarta.

Selain itu, tambahnya ada penambahan 7 kasus pasien dengan hasil negatif per 28 maret 2020 yang berasal dari 5 Kabupaten/kota diantaranya Kabupaten Berau 1 kasus, Paser 2 kasus, Kubar 1 kasus, Samarinda 1 kasus dan Kutai Kartanegara.