SAMARINDA – Kepala Seksi Teritorial Korem 091/ASN,  Kolonel Arh M. Jamaludin Malik melalui Pasi Komsos Mayor Inf Wahyudi menerima paket masker dari Kemnaker Samarinda Bapak Andri Susila, ST. M.Si selaku Kepala Balai Latihan Kerja Samarinda di ruang Staf Teritorial Jl. Gajah Mada No. 11 Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur, Senin, (30/3/2020).

Andri Susila, ST. M.Si menuturkan “Upaya meringankan pencegahan Covid-19 diwilayah Kota Samarinda Kemnaker Samarinda melakukan aksi sosial dengan menyumbang paket masker kebeberapa institusi yang terlibat di lapangan, seperti BPBD, Pelabuhan, Terminal, Damkar, Polres dan termasuk Korem 091/ASN”.

Maraknya Virus Corona dan penyebarannya perlu diadakannya kegiatan penyemprotan secara serentak diberbagai wilayah keramaian dan tempat umum kemarin yang berjalan 3 hari sudah terlaksana dengan aman.

Perlu diketahui bersama bahwasannya masker yang dibagikan dari Kemnaker Samarinda dibuat oleh siswa pelatihan kejuruan menjahit BLK Samarinda.

Diruangan Staf Teritorial Korem 091/ASN Pasi Komsos, Mayor Inf Wahyudi menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi setinggi-tingginya atas sumbangan yang diberikan Kemnaker Samarinda.

Lebih lanjut dirinya mengatakan sumbangan ini akan segera didistribusikan ke prajurit yang dilapangan guna melaksanakan penyemprotan maupun melaksanakan tugas medis.

Pihaknya akan siap mendukung dan membantu gerakan pemerintah dalam upaya pencegahan virus ini, tutupnya.

Penrem 091/ASN

SAMARINDA – Pemprov Kaltim melalui Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kaltim Andi Muhammad Ishak mengajak seluruh masyarakat untuk melaksanakan physichal distancing secara ketat.

“Kita harapkan masyarakat bisa memahami dan melakukan social distancing dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19,”tegasnya di Samarinda.

Menurutnya Physichal distancing tau menjaga jarak aman antar orang perorang merupakan pondasi yang kuat dan Ini yang harus terus diinfokan dan sosialisasikan kepada masyarakat, guna memutus penyebaran virus corona ini.

Untuk itu dirinya, meminta masyarakat Benua Etam semaksimal mungkin berada dirumah. Baik bekerja dan beribadah. Kecuali memang ada hal-hal mendesak. Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan banyak vitamin.

Melaksanakan prilaku hidup bersih dan sehat. Selalu cuci tangan sebelum makan dan minum ataupun menyentuh daerah wajah mata, hidung, mulut dan telinga.

“Mari saling menjaga, tingkatkan dengan ketat dan laksanakan social distancing guna menekan semaksimal mungkin penyebaran virus corona ini,”terangnya

BONTANG – Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni tertegun menatap kerumunan wartawan di depannya. Di tangan kirinya ada beberapa lembar kertas bertuliskan sejumlah data terkait Virus Corona Covid-19 di kota yang dipimpinnya.

Suasana di depan rumah jabatan Wali Kota Bontang sedikit menegangkan. Sore itu, Senin, 23 Maret 2020, dengan berat hati dia mengumumkan ada warganya terkonfirmasi positif Covid-19.

“Dengan adanya kasus positif, Bontang dalam keadaan Kejadian Luar Biasa,” katanya parau.

Pandemi Covid-19 telah berubah menjadi kewaspadaan hampir di setiap tempat. Di beberapa negara bahkan sudah berubah menjadi ketakutan.

Jumlah pasien terjangkit terus bertambah. Sedangkan korban meninggal dunia juga terus menunjukkan grafik menanjak.

Wali Kota Neni sudah mengupayakan semaksimal mungkin agar daerahnya tak tertular. Namun apa daya, klaster-klaster besar penyebaran Covid-19 memang tak bisa dibendung. Warga yang masih melakukan kegiatan di luar daerah membawa virus itu hingga harus diisolasi.

Tak ada pilihan selain terus bekerja keras agar penularan bisa diminimalisir. Tracing contact dari setiap klaster terus dikebut. Mereka yang baru pulang dari luar daerah diminta menahan diri di rumah.

Bontang adalah kota kecil dengan dua industri besar. Industri gas alam cair dan industri pupuk ada di kota seluas 497 kilometer persegi ini. Karena kecil, penyebaran Covid-19 bisa diminimalisir secara maksimal, juga bisa menyebar dengan mudah.

Neni Beruntung, banyak pihak membantunya dalam program upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Perusahaan, organisasi dan lembaga, hingga masyarakat proaktif menjalankan upaya-upaya pencegahan.

Hanya saja, kebijakan-kebijakan yang diambil untuk mengatasi pandemi ini tentu akan berdampak pada kehidupan sosial warga Bontang. Pekerja harian atau warga yang harus keluar rumah untuk bekerja jadi terhambat dan kesulitan mencari nafkah.

“Perlu kepedulian kita semua, bahu-membahu untuk saling membantu mencegah virus ini. Penanganan pasien sudah ada petugas medis, namun masyarakat yang terdampak juga perlu dipikirkan,” kata Neni, Ahad (29/3/2020).

Sebagai inisiatif awal, Neni menyumbangkan gajinya untuk dibelikan keperluan kebutuhan masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Rencananya, gaji selama enam bulan akan disumbangkan.

“Sebagian disumbangkan ke tim gugus tugas, ada juga untuk warga yang terdampak dengan wabah ini,” kata Neni dikonfirmasi.

Bantuan tersebut disalurkannya melalui organisasi atau lembaga penyalur yang memiliki data warga terdampak. Tentu saja agar penyaluran bisa tepat sasaran.

Neni berharap agar masyarakat mampu yang tidak merasakan dampak kebijakan pencegahan penyebaran Covid-19 bisa turut membantu. Paling tidak, kata Neni, proaktif melaporkan setiap kejadian di lingkungannya.

“Walaupun jarak fisik kita jaga, namun jarak persaudaraan dan kekeluargaan harus tetap dekat, kepedulian sosial tetap harus dipelihara. Bagi yang mampu untuk berbagi, tumbuhkan jiwa kesetiakawanan sosial,” ungkap Neni.

Kepedulian sesama warga penting dilakukan saat kondisi seperti saat ini. Warga mampu yang bisa bekerja dari rumah, diharapkan memberikan bantuan, minimal kepada tetangga terdekatnya.

Berapapun jumlahnya, sebut Neni, bisa menginspirasi warga lain untuk tidak diam melihat kondisi lingkungannya. Lakukan pencegahan dengan jaga jarak, serta memantau kondisi warga lain yang terdampak akibat kebijakan pemerintah berdiam di rumah.

“Walaupun gaji wali kota tidak besar, minimal bisa membantu orang yang tidak mampu,” ujarnya.

Kota sekecil Bontang kini harus melawan pandemi. Upaya maksimal sebisa mungkin dilakukan agar kenyamanan yang selama ini menyelimuti kota industri itu tetap terjaga.

Mereka tentu berharap, Covid-19 segera berakhir. Hampir semua orang merindukan aktivitas normal seperti sebelumnya. “Semoga Allah melindungi kita semua dan wabah Virus Corona cepat hilang dari muka bumi,” harapnya

BERAU – Pemerintah Kabupaten Berau membatasi sementara penerbangan reguler melalui bandara Kalimarau hingga 14 hari kedepan.

Keputusan tersebut diambil usai dilakukan rapat terbatas di ruang kedatangan VIP Bandara Kalimarau yang melibatkan Kapolres, Dandim, UPD, Kepala bandara dan para perwakilan maskapai, Sabtu (28/3/2020).

Bupati Berau, Muharram mengatakan pembatasan tersebut akan berlaku hingga 14 hari kedepan.

“Keputusan rapat pada hari ini saya memutuskan untuk 14 hari kedepan akan kita stop penerbangan reguler. Untuk logistik dan alat kesehatan masih tetap lewat udara, karena ini sifatnya emergency,” tutur Muharram.

Jalur lain yang akan dibatasi yakni jalur darat dan jalur laut, kecuali kendaraan atau kapal yang mengangkut logistik.

Menanggapi hal itu, Kepala Bandara Kalimarau, Bambang Hartato mengatakan masih menunggu surat keputusan resmi dari Bupati Berau soal pembatasan penerbangan.

Ia menegaskan sejauh ini bandara Kalimarau masih melayani penerbangan. “Kami menjalankan fungsi pelayanan dari sisi transportasi udara,” ujarnya.

“Kami menyikapi permintaan dari pak bupati dalam hal ini pemerintah Kabupaten Berau. Kami tinggal menunggu surat perintah resmi dari pemerintah kabupaten Berau,” sebutnya.

Lanjut Bambang, soal penutupan bandara itu kewenangan Kementerian Perhubungan. Sementara untuk pembatasan penerbangan penumpang, kata Bambang akan dibahas dengan pihak maskapai.

“Pastinya kami tetap koordinasi dengan pimpinan yang lebih tinggi dan prosesnya tidak mudah semua butuh waktu harus ditata,” tutupnya.

 

 

 

 

Berau – Pemkab Berau mengambil langkah tegas dalam hal penanggulangan dan antisipasi Coronavirus agar tak menyentuh Bumi Batiwakkal sebutan Kabupaten Berau. Pemkab akan menutup akses keluar masuk daerah di tiga jalur transportasi seperti udara, darat dan laut, dengan sistem pembatasan. Hal ini menjadi kesepakatan bersama setelah menggelar pertemuan dengan agenda Lockdown akses transportasi yang digelar di VIP Room Bandara Kalimarau, Sabtu (28/3).

Pertemuan rapat yang dipimpin oleh Bupati H. Muharram bersama wakil Bupati H. Agus Tantomo ini dihadiri oleh Kapolres Berau AKBP Edy Setyanto Erning Wibowo, Dandim 0902 Letk Kav Inf Ilham Faisal Siregar, Kepala UPBU Bandara Kalimarau Bambang Hartarto, Sekkab M. Gazali, Asisten I Datu Kesuma, Kadishub Abdurahman, pihak KKP dan perwakilan maskapai penerbangan.

Kesimpulan dari hasil pertemuan disampaikan oleh Bupati H. Muharram yang menyatakan bahwa tiga jalur transportasi udara, darat dan laut dilakukan pembatasan. Pembatasan yang dimaksud adalah bukan berarti Lockdown untuk jalur udara, tetapi menyetop sementara penerbangan regular. Tetapi ketika ada sifatnya penerbangan yang emergency, untuk logistic atau alat kesehatan maka diusahakan dan berkomunikasi dengan pihak bandara.

“Ada pengecualian kalau sifatnya urgen, bisa melakukan carter ketika memang harus betul-betul ditindaklanjuti,” katanya.

Muharram menegaskan, keputusan rapat hari ini bahwa dua hari kedepan kita akan stop 14 hari penerbangan sementara. Sedangkan untuk jalur darat, pintu masuk ke Kabupaten Berau melalui jalur Kelay dan perbatasan Kutim akan ditutup, termasuk perbatasan Bulungan juga Lenggo di bagian perbatasan Sangkulirang.

“Kita tutup dan buat gugus posko, tapi ada pembatasan kecuali kendaraan logistic kebutuhan pokok masyarakat, supirnya juga harus mengikuti prosedur pemeriksaan serius,” jelasnya.

Bupati menuturkan, hal ini akan kita umumkan kepada publik bahwa warga Berau yang ada diluar daerah saat ini, sebelum dua hari kedepan diusahakan bertahan dua minggu. Begitu pula sebaliknya masyarakat yang ada didaerah usahakan jangan keluar, kecuali sifatnya urgen dan disepakati bersama bahwa hal ini betul-betul aman.

“Dua hari setelah ini, ketika ada travel atau penumpang diharapkan segera putar balik, begitu pula warga yang ada diluar daerah, harus bertahan selama 14 hari,” tuturnya.

Terkait dengan penghentian transportasi jalur udara, ia mengungkapkan bahwa berdasarkan surat edaran Dirjen Perhubungan Udara mengatakan boleh dilakukan, asal ketika ada kebijakan dari kabupaten dan kepala bandara. Ini sepanjang melakukan komunikasi terdahulu dengan pihak maskapai.

“Dalam hal ini bukan surat ijin, tetapi kebijakan kita disini semua petinggi daerah menyepakati kemudian disetujui, artinya memohon persetujuan, ketika keadaan seperti ini,” ungkapnya.

 

BALIKPAPAN — Jumlah pasien positif di Kalimantan Timur kembali bertambah, setelah 11 orang yang berasal dari Balikpapan, Samarinda, Kukar, Bontang dan Kutim kini kembali 6 orang asal kota Beriman menjadi daftar pasien yang yang terjangkit COVID-19.  Maka total 12 pasien tersebut menjadikan keseluruhan untuk Kalimantan Timur berjumlah 17 pasien positif.

Dalam konfrensi pers yang diadakan, Sabtu (28/3) Walikota Balikpapan Rizal Effendi menjelaskan bahwa Pemerintah kota Balikpapan beserta seluruh unsur terkait melakukan semua upaya untuk penanganan COVID-19 sama halnya seperti yang kota-kota lain sesuai instruksi Presiden dan Gubernur Kalimantan timur.

“Mengenai permintaan warga terkait tentang karantina wilayah saya akan melakukan koordinasi kepada Gubernur Kalimantan timur untuk disampaikan kepada pemerintah pusat, mengingat jumlah penambahan yang ada di kota Balikpapan,”jelas Rizal.

Ditambahkannya bahwa upaya lain pemerintah kota adalah dengan melakukan pengetatan dan pencatatan kepada setiap orang yang masuk ke Kota Balikpapan.

Jika tetap memaksakan diri secara otomatis akan orang tersebut akan tercatat sebagai ODO dan wajib melakukan karantina selama 14 hari. Selain itu, Pemerintah kota juga menyiapkan tempat ruang isolasi terhadap ODO atau PDP yang memiliki keterkaitan pada pasien positif. (DISKOMINFO/Lely)

Berau – Bupati Berau, Muharram meminta agar pengelola Bandara Kalimarau bisa semakin memperketat pengawasan terhadap penumpang yang datang dari luar daerah. Dengan dibantu dari rumah sakit dan Dinas Kesehatan diharapkan dapat melakukan deteksi dini terhadap penumpang pesawat yang memiliki tanda-tanda terjangkit covid-19.

Hal tersebut disampaikan Muharram saat melakukan pertemuan dengan manajemen UPBU Kalimarau, Kamis (19/3). Dalam pertemuan itu diterima langsung oleh Kepala UPBU Kalimarau, Bambang Hartanto.

Muharram mengatakan bahwa penyebaran virus covid-19 saat ini sudah harus diwaspadai. Pasalnya beberapa daerah sudah terjangkiti. Sementara di Kabupaten Berau, layanan penerbangan berasal dari beberapa kota yang terjangkit tersebut. Sehingga perlu adanya kewaspadaan terhadap para penumpang yang masuk ke Berau.

“Karena kita tidak tahu dia sudah terkena atau tidak. Virus ini ketahuan setelah 14 hari. Jadi pengawasan di bandara yang harus lebih diperketat lagi,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa penyebaran ini bisa saja dihentikan jika pemerintah pusat mengambil tindakan tegas. Dengan menonaktifkan penerbangan sementara ini. Sehingga tidak ada aktivitas orang keluar dan masuk.

Menurutnya, langkah ini sangat tepat dalam menekan penyebaran virus tersebut.

“Kalau sudah terkena maka seluruh orang yang ada di sekitarnya bakal terjangkit juga. Jika itu sudah terjadi, kita pasti kewalahan untuk mengatasinya. Yah kita berharap kebijakan dari pemerintah pusat,” katanya.

Sementara Wakil Bupati, Agus Tantomo mengatakan agar petugas di Bandara Kalimarau harus memantau selalu para penumpang yang datang.

“Dicek datang dari mana, apakah daerah itu merupakan lokasi terjangkit juga. Kemudian jika penumpang ini mengalami gejala-gejala yang sesuai dengan penderita Covid-19, harus ada tindakan langsung,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala UPBU Kalimarau, Bambang Hartanto menyampaikan bahwa sejauh ini pihaknya telah melakukan pengawasan sesuai dengan SOP yang ada.

“Penumpang yang datang langsung dicek suhu tubuhnya. Kemudian ditanyai asal kunjungan mereka. Nanti kita laporkan dengan rumah sakit atau Dinkes jika ada penumpang yang datang dari daerah terjangkit,” ungkapnya.

Kemudian untuk rencana penerbangan Batik Air pada tanggal 20 Maret mendatang tetap berjalan. Penerbangan perdana yang melayani rute Jakarta-Berau tersebut masih sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

“Kita masih belum tau jumlah penumpang yang akan datang nantinya. Tetap pengawasan dilakukan seperti biasa. Tidak ada yang berbeda dalam penerbangan ini, cuma bedanya langsung dan direct saja. Seperti Jakarta ke Balikpapan kemudian ke Berau. Kan sama saja. Yang jadi masalah sekarang ini, jumlah penumpang datang dan keluar itu masih tinggi, rata-rata mencapai 500 per hari,” pungkasnya.

Samarinda—- Jumlah pasien yang dinyatakan positif terinfeksi corona di Provinsi Kalimantan Timur bertambah 6 orang. Hal tersebut diungkapkan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Prov. Kaltim Andi Muhammad Ishak saat saat jumpa pers di Aula Dinkes Kaltim, Sabtu (28/3/2020).

Menurutnya, 6 pasien positif Corona tersebut berasal dari kota Balikpapan, sehingga keseluruhan pasien postif menjadi 17 orang.

Dia mengatakan penambahan 6 orang pasien positif yaitu satu pasien positif memiliki riwayat perjalanan mengikuti jamaah tablig di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Meskipun acara tersebut tidak jadi dilaksanakan, namun pertemuan banyak orang di Kabupaten Gowa sempat terjadi dan menjadi pemicu pasien terkena penyebaran virus Corona.

Kemudian 4 pasien adalah kluster dari Kota Bogor menghadiri pertemuan Sidang Sinode GPIB.

Sementara 1 pasien memiliki riwayat perjalanan dari jepang, dimana pasien tersebut merupakan suami dari pasien positif Balikpapan yang sebelumnya pulang darj jepang.

Dari jumlah 17 kasus tersebut, kasus terbanyak yakni dari Kota Balikapapan, dengan adanya tambahan 6 kasus baru pada hari ini maka jumlah pasien positif Corona menjadi 12 kasus.

“Berdasarkan penelitian, penularan tertinggi adalah melalui tangan. Jadi cuci tangan dengan sabun harus terus dilakukan,”tuturnya

Dirinya melanjutkan ada Penambahan Pasien dengan pengawasan (PDP) per 28 maret 2020 sebanyak 11 Kasus yaitu pertama Kabupaten Kutai Timur sebanyak 5 orang : 1 Orang dengan riwayat perjalanan dari Sidoarjo, kedua 1 Orang riwayat bepergian dari Semarang dan Tegal, ketiga 1 Orang dengan riwayat perjalanan Salatiga dan Jogja, keempat 1 Orang dengan riwayat dengan orang yang bepergian ke Kakarta dan kelima 1 Orang dengan Riwayat perjalanan India, Singapura dan Jakarta.

Selain itu, tambahnya ada penambahan 7 kasus pasien dengan hasil negatif per 28 maret 2020 yang berasal dari 5 Kabupaten/kota diantaranya Kabupaten Berau 1 kasus, Paser 2 kasus, Kubar 1 kasus, Samarinda 1 kasus dan Kutai Kartanegara.

 

 

 

 

Samarinda—– Pasien dalam pengawasan (PDP) di Kalimantan Timur pada hari Jum’at 27 Maret 2020 bertambah 5 orang pasien, sehingga Akumulasi PDP menjadi 70 kasus.

“Tambahan 5 PDP berasal dari 3 daerah yakni, tiga kasus dari Kukar, satu kasus dari Berau dan satu kasus dan Samarinda,” jelas Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim Andi Muhammad Ishak saat jumpa pers di Aula Dinkes Kaltim, Jum’at (26/3/2020).

Andi menjelaskan penambahan 5 PDP yaitu dimana 3 pasien dari Kukar pertama memilki riwayat perjalanan dari Bogor, melakukan pertemuan tahunan Sidang Sinode di Bogor, pasien memiliki keluhan Demam, Batuk, Pilek dan lemah, satu Pasien merupakan kontak erat KKR01 (Y), gejala demam, batuk, sakit tenggorokan, sesak napas, lesu, sakit kepala, diare dan muntah.

Selain itu, pasien kedua merupakan pasien yang ditetapkan PDP oleh tim medis RS AM. Parikesit hari ini, dengan keluhan demam tinggi, batuk dan sakit kepala dan satu pasien merupakan pasien yang ditetapkan PDP oleh tim medis RS AM. Parikesit hari ini, dengan keluhan demam tinggi, batuk dan sakit kepala.

Kemudian, satu pasien dari Berau Kontak erat dengan pasien BTG01, tidak ada gejala yang muncul. saat ini pasien dirawat di RS Abdul Rivai Berau dan 1 pasien dari Samarinda dengan riwayat perjalanan dari Yogyakarta, yang mengalami keluhan batuk dan sesak napas dan melaporkan diri melalui 112, saat ini pasien dirawat di RSUD Abdul Wahab Syahranie.

Sementara Orang Dalam Pemantauan (ODP) ada penambahan 170 orang, sehingga total berjumlah 2.233. Disisi lain ODP selesai pemantauan ada 572 dan 1.661 dalam proses pemantauan.

Lanjutnya, ada penambahan hasil negatif per 27 maret 2020 sebanyak 1 kasus berasal dari, Kota Balikpapan. Dengan begitu total pasien negatif Kaltim berjumlah 32 orang.

Andi menegaskan, hingga kini tidak terjadi penambahan pada pasien yang dinyatakan positif Covid-19 di Kaltim. Dari 11 pasien positif hingga kini dalam kondisi normal dan stabil.

Tambahnya, Pasien positif Covid-19 telah diisolasi di masing-masing rumah sakit. Apabila ada gejala, maka sebaiknya segera melaporkan diri atau memeriksakan kesehatan.

Untuk itu dirinya meminta masyarakat jangan panik dan resah, sebaiknya, selalu menjaga kesehatan menerapkan pola hidup sehat dan selalu mencuci tangan pakai sabun setelah beraktivitas maupun saat akan makan dan biasakan memakai masker.

 

 

 

 

Berau – Bupati Berau, H Muharram memberikan apresiasi dan penghargaan atas keterlibatan seluruh pihak baik TNI, Polri, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan , Satpol PP, BPBD dan seluruh stakeholder lainnya yang terus memperkuat kerjasama dalam pencegahan Corona Virus di Kabupaten Berau.

Hal ini disampaikannya pada pelaksanaan Apel kesiapan bersama dalam rangka pencegahan Virus Corona yang dipusatkan di halaman Dinas Kesehatan Kabupaten Berau, Kamis (26/3).

Menurutnya beberapa gerakan yang dilakukan tim gabungan dalam gugus tugas semua berjalan dengan lancar. Salah satunya memberikan imbauan dan informasi kepada para pedagang yang berjualan disepanjang Jalan Ahmad Yani, dan Tepian Teratai agar menghentikan sementara aktivitasnya. Termasuk penyemprotan cairan disinfektan didalam kota maupun beberapa kecamatan terdekat oleh tim gabungan.

“Alhamdulilah, pedagang memahami kondisi saat ini. Terima kasih atas kerjasama yang terbangun selama ini,” ucapnya.

Dihadapan peserta apel, Muharram juga memberikan apresiasi kepada beberapa Dnas maupun instansi vertikal yang telah menciptakan alat sterilisasi tubuh yang sekiranya efektif untuk penanggulangan awal terhadap virus berbahaya ini.

Harapannya kepada ketua gugus tugas agar bisa memperbanyak alat ini, dalam rangka mendeteksi pendatang yang masuk kewilayah Berau.

”Menurut saya dari segi biaya tidak terlalu mahal, segera buat sebagai sterilisasi dan pendeteksi dini virus,” jelasnya.

Lanjut, untuk melakukan pencegahan kita jangan hanya fokus dalam kota saja, akan tetapi harus mengintruksikan langsung dengan seluruh kecamatan yang membawahi beberapa kampung. Sehingga pihak kecamatan harus membuat aturan, untuk tidak sembarangan menerima tamu dari luar dan tetap melarang warganya untuk keluar kampung, kecuali memang situasinya mendesak.

“Ini langkah-langkah awal, jangan sampai kecamatan dan kampung malah kecolongan adanya virus ini,” ungkapnya.

Apel kesiapan bersama ini ditandai dengan penyerahan Alat Pelindung Diri (APB) oleh Bupati kepada Direktur RSUD Abdul Rivai, H. Nurmin Baso, kemudian dilanjutkan dengan pengecekan alat sempprot disenfektan.

Hadir pada apel tersebut antara lain, Sekkab M.Gazali, Asisten I Datu Kesuma, Kadis Kesehatan Iswahyudi, Dandim Letkol Kav Ilham Faisal Siregar, Kapolres Edy Setyanti Erning Wibowo, Kepala BPBD Thamrin S,Sos, Perwakilan Dishub Gamal Suwanto dan peserta apel.