Berau – Warga Tionghoa Berau Peduli menyumbang ratusan alat perlengkapan medis untuk Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Penyerahan bantuan ratusan alat medis tersebut diserahkan secara simbolis oleh Wakil Bupati Berau, H Agus Tantomo ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Selasa (14/4/20).
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Novian Hidayat mengatakan, bantuan yang masuk penanganan Covid-19 semuanya harus melalui pihak BPBD Berau sebagai penanggung jawab sebelum didistribusikan ke petugas medis.
Bantuan ini selanjutnya disalurkan ke Rumah Sakit, Puskesmas dan eks Hotel Cantika Swara yang kini dijadikan Rumah sakit darurat penanganan Covid-19.
Ratusan bantuan perlengkapan alat medis tersebut terdiri dari 50 set Alat Pelindung Diri (APD), 57 buah Face Shield (Alat Pelindung Wajah), 550 buah masker medis, 500 buah pasang sarung tangan maxter dan 100 pasang sarung tangan safe guard.
Wabup H Agus Tantomo menyampaikan bantuan tersebut merupakan hasil donasi dari warga tionghoa yang ada di Bumi Batiwakkal.
“Hasil donasi dari seluruh warga tionghoa di Berau, termasuk saya pribadi,” kata H Agus Tantomo.
Wabup, H Agus Tantomo turut mengajak masyarakat untuk turut membantu dan memberi dukungan kepada petugas tim gugus menangani wabah virus corona.
Dan mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat agar terhindar dari wabah virus corona dan terus mengikuti anjuran pemerintah.
“Saya kagum dengan masyarakat Berau atas rasa kemanusiaannya, karena selama ini sudah banyak orang yang turut meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberikan bantuan,” jelasnya.
Wabup juga berpesan agar masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat agar terhindar dari wabah virus corona dan terus mengikuti anjuran pemerintah.” Semoga wabah virus corona ini cepat berakhir, dan masyarakat harus mengedepankan pola hidup bersih dan sehat, “ungkapnya.
Bontang – Bantuan penanggulangan wabah corona virus disease (Covid-19) disalurkan Pupuk Kaltim kepada jurnalis di Bontang. Bantuan ini bentuk kepedulian terhadap pekerja pers sebagai garda terdepan menyampaikan informasi.
Manager Humas Pupuk Kaltim, Wahyudi menyampaikan, dalam situasi wabah Covid-19 ini jurnalis begitu rentan tertular virus karena setiap saat berhubungan langsung dengan pihak-pihak terkait atau narasumber.
“Jurnalis sibuk memberikan penyajian informasi yang akurat kepada masyarakat, kadang diri mereka sendiri tidak terurus. Bantuan yang diberikan Pupuk Kaltim ini sebagai wujud kepedulian terhadap awak media,” ujarnya, Senin (13/04).
Tak hanya jurnalis Bontang, Wahyudi menyampaikan bantuan serupa juga akan diberikan jurnalis di Kalimantan Timur. “Semoga bantuan ini juga bisa menjadi penyemangat jurnalis dalam mencari berita,” tambahnya.
Bantuan yang diberikan berupa masker kain, masker non-medis, minuman kesehatan, suplemen kesehatan, dan hand sanitizer. Masker kain merupakan buah karya mitra binaan Pupuk Kaltim, sementara hand sanitizer dibuat RS Pupuk Kaltim.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bontang, Suriadi Said mengatakan, Pupuk Kaltim hadir di saat yang tepat. Kata dia, Pupuk Kaltim langsung memikirkan nasib awak media dengan cara memberikan bantuan.
“Di tengah sulitnya mendapatkan masker dan hand sanitizer, Pupuk Kaltim hadir menyediakan untuk wartawan. Kami ucapkan terima kasih atas bantuannya. Semoga kerjasama ini dapat terus terjalin,” tuturnya.
Serupa, perwakilan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Balikpapan Kartika Anwar mengaku, bantuan ini sangat membantu menjaga kesehatan dan kebersihan jurnalis dalam menjalankan aktivitas peliputan.
“Tentu sangat berterima kasih kepada Pupuk Kaltim. Pekerja media yang selalu bertemu narasumber dan orang banyak, tentu membutuhkan alat pelindung diri dan vitamin agar tubuh tetap sehat,” kata Tika.
Sementara, Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Bontang, Teguh Suharjono menyebut bantuan yang diberikan perusahaan pupuk itu akan menunjang aktivitas insan pers. Ia berharap bantuan serupa juga bisa dilakukan perusahaan lainnya.
“Selain para medis yang berdekatan dengan pasien, pers juga selalu hadir untuk mencari informasi. Sehingga sangat rentan terkena virus,” pungkasnya.

Walikota Balikpapan melaiprkan bahwa ODP di Kota Beriman menurun menjadi 719 orang. Selain itu teerdapat 14 pasien positif yang sedang dirawat untuk penyembuhan dan 20 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang saat ini juga dirawat sambil menunggu hasil swab test.

Rencananya pemerintah pusat akan mengirimkan Polymerase Chain Reaction (PCR) ke setiap provinsi di Indonesia. Informasinya PCR akan ditempatkan di Samarinda untuk provinsi Kaltim. Namun dijelaskan Direktur RS Pertamina Balikpapan Syamsul Bahri bahwa Kementerian BUMN akan mengirimkan alat (PCR) untuk ditempatkan dan dioperasikan oleh RS Pertamina Balikpapan (RSPB) selaku rumah sakit milik BUMN.

Walikota Balikpapn juga mengucapkan terima kasih kepada Polda Kaltim dan rekan-rekan TNI yang membuka dapur umum untuk menyediakan kebutuhan makanan untuk warga. Hadir juga Pangdam VI Mulawarman beserta jajaran.
Samarinda—- Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur kembali mengumumkan adanya penambahan kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 per Selasa 14 April 2020.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kaltim, Andi M Ishak menyebutkan terjadi penambahan ODP sebanyak 84 kasus, sehingga total ODP sebanyak 5.508 kasus, selesai pemantauan 4.016 kasus dan 1.492 masih dalam proses pemantauan.
Sementara untuk PDP terjadi penambahan sebanyak 7 kasus yaitu 1 Kutai Barat, 1 Kutai Timur, 1 Samarinda dan 4 Balikpapan.
“Tidak ada penambahan kasus positif dan negatif, sehingga hasil positif tetap 35 kasus dan negatif tetap 148 kasus,” sebut Andi saat video conference melalui aplikasi zoom cloud video meeting, Selasa (14/4/2020).
Untuk penambahan 7 kasus PDP jelasnya, 1 kasus dari Kutai Barat laki-laki 28 tahun merupakan pelaku perjalanan dari Kutai Kartanegara yang di tetapkan PDP oleh tenaga medis RS HIS Kutai Barat dan melakukan rawat Isolasi diri di rumah.
Kemudian 1 kasus dari Kutai Timur merupakan bayi perempuan 10 bulan memiliki kontak erat dari Pelaku perjalanan dari Gowa, yang ditetapkan PDP oleh tim medis RSUD Kudungga Sangatta, tidak memiliki keluhan, tetapi hasil RDT antibody COVID-19 menunjukkan hasil Reaktif.
Andi melanjutkan 1 Kasus berikutnya dari Samarinda 1 Kasus (Laki-laki 61 tahun) merupakan pelaku perjalanan dari Gowa yang dilaporkan PDP dari RSUD IA Moeis,
Selain itu, 4 kasus dari Kota Balikpapan, dimana 1 Kasus Perempuan 52 tahun merupakan pelaku perjalanan dari Jakarta dirawat di RST DR R Hardjanto, 1 kasus laki- laki 33 tahun merupakan PDP yang ditetapkan oleh tim medis RSUD Kanudjoso Djatiwibowo, 1 kasus laki-laki 46 tahun merupakan PDP yang ditetapkan oleh tim medis RSUD Kanudjoso Djatiwibowo dan 1 kasus laki-laki 36 tahun merupakan Pelaku perjalanan dari Paris Perancis, serta dirawat di RS Hermina Balikpapan.
Dirinya juga menegaskan kasus PDP bayi 10 bulan yang memiliki kontak erat dari Pelaku perjalanan dari Gowa yang tidak lain adalah Ayah dari bayi tersebut.
“Status bapak terlebih dahulu PDP dan di rawat di RS Kudungga, untuk sang ibu kondisinya saat ini tidak ada keluhan dan kami tetapkan sebagai ODP,” tegasnya.
Andi menambahkan kasus Kutim bukan pertama kali terjadi di Kaltim. Sebelumnya juga tercatat ada bayi berusia 3 bulan di Balikpapan yang memiliki kontak erat dengan pasien positif Covid-19 BPN 6, namun bayi tersebut dari hasil test Swabnya sudah dinyatakan negatif.
Jakarta—Indonesia dan seluruh negara ASEAN sepakat untuk memperkuat kerja sama untuk menangani Covid-19. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai mendampingi Presiden Joko Widodo menghadiri KTT ASEAN virtual melalui konferensi video, Selasa (14/4/2020).
“Pertama memperkuat kerja sama melawan Covid-19. Antara lain saling tukar informasi, test practice, pengembangan research, pengembangan epidemiologi, clinical treatment, dan lain lain,” kata Retno melalui konferensi video.
Retno menambahkan, Indonesia dan negara anggota ASEAN juga sepakat untuk memberi perlindungan kepada warga negara anggota. Sebab, isu ini penting bagi ASEAN dalam masa pandemi covid-19.
Selain itu, kata Retno, negara anggota ASEAN juga memperkuat komunikasi publik dengan memerangi stigmatisasi dan juga diskriminasi bagi mereka yang terinfeksi virus corona.
Retno pun mengatakan, seluruh negara anggota ASEAN juga berkomitmen untuk mengambil tindakan kolektif dan kebijakan yang terkoordinasi untuk memitigasi dampak ekonomi dan sosial yang timbul akibat pandemi Covid-19.
“Para pemimpin ASEAN juga menugaskan para menteri ekonomi ASEAN untuk memastikannya berjalannya supply chain connectivitiy (konektivitas rantai pasokan) sehingga perdagangan dapat terus berjalan,” ujar Retno.
“Para pemimpin (ASEAN) juga mendukung realokasi trust fund ASEAN guna membantu ASEAN dalam menangani Covid-19,” lanjut dia.
Selain soal anggaran, Retno juga menuturkan ASEAN sepakat membentuk prosedur protokol pelacakan dan investigasi bersama penyebaran wabah corona.
Protokol bersama ini, kata Retno, penting dibentuk demi menyetop penyebaran virus corona secara lintas batas di kawasan.
Retno menuturkan pembentukan protokol bersama itu merupakan gagasan Indonesia dalam menyikapi perkembangan kasus corona yang terus melonjak di Asia Tenggara.
Berdasarkan data yang disampaikan Vietnam sebagai ketua ASEAN tahun ini seperti yang dikutip, total jumlah kasus corona di seluruh negara anggota telah mencapai 19.997 pasien dengan 884 kematian per Senin (13/4).
Kutai Timur – Dinas Kesehatan Kutai Timur (Kutim) saat ini tengah mengusulkan penginstalan ulang alat Tes Cepat Molekular (TCM) Tuberkulosis milik RSUD Kudungga Kutim kepada pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI), agar bisa digunakan menjadi alat tes cepat molekular COVID-19 (Corona Virus Disease 2019). Hal ini setelah didapatkan kabar dari pihak Kemenkes RI, bahwa alat TCM yang biasa digunakan bagi penderita Multidrug Resistant Tuberkulosis (MDR-TB), ternyata bisa digunakan sebagai alat tes cepat molekular COVID-19, setelah sebelumnya dilakukan penginstalan ulang dan penambahan reagen. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim, Bahrani Hasanal kepada awak media, Senin (13/4).
“Dari informasi yang kami dapatkan, ternyata alat TCM (Tes Cepat Molekular, red) yang biasanya digunakan untuk pasien MDR-TB (Multidrug Resistant Tuberkulosis, red) bisa digunakan untuk TCM COVID-19, namun harus diinstall ulang terlebih dahulu. Karenanya, kami (Dinkes Kutim, red) bersama Dinkes Kaltim sudah bersurat kepada pusat agar alat TCM-TB yang ada di setiap rumah sakit di Kaltim, bisa dilakukan penginstalan ulang,” ujar Bahrani.
Lanjut Bahrani, saat ini hampir semua rumah sakit besar di Indonesia dan Kaltim pada khususnya sudah memiliki alat TCM-TB tersebut, termasuk RSUD Kudungga. Jika memang nantinya proses penginstalan ulang sudah dilakukan dan memang bisa berfungsi, maka tentu akan semakin mempercepat proses pemeriksaan dan diagnosa pasien-pasien ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19 di Kutim, baik yang saat ini tengah menjalani rawai inap maupun yang melakukan isolasi mandiri di rumah.
“Saat ini yang membuat lamban adalah setiap sampel hasil tes swab PDP (Pasien Dalam Pengawasan, red) COVID-19, harus dikirim ke Surabaya atau Jakarta yang membutuhkan waktu hampir seminggu, mulai dari proses pengiriman sampel hingga hasilnya. Jika memang nantinya alat tes TBC (Tuberkulosis, red) ini sudah bisa digunakan sebagai alat tes cepat molekular COVID-19, maka dalam waktu 6 jam saja sudah bisa diketahui hasilnya, apakah pasien PDP tersebut positif COVID-19 ataukah negatif,” jelasnya.
Ditambahkan Bahrani, jika semua daerah di Indonesia bisa melakukan pengetesan cepat COVID-19 dengan metode VCR, maka selain memudahkan penanganan atau tindakan medis, juga akan mempengaruhi angka perkembangan penanganan COVID-19 di Indonesia. Saat ini, jumlah temuan positif COVID-19 di Indonesia sudah mencapai angka di atas 4.500 kasus. Sementara yang dinyatakan sembuh sebanyak 380 kasus dan meninggal 399 kasus. Namun jika bisa dilakukan pemeriksaan secara cepat dan masal di semua daerah, maka kemungkinan angka temuan positif tersebut akan semakin melonjak naik, sehingga asumsi kematian akibat COVID-19 yang hanya 2 persen, bisa tercapai di Indonesia.
“Sekarangkan kemampuan untuk melakukan tes VCR, jumlahnya terbatas karena hanya ada 3 laboratorium kesehatan yang bisa melakukan pengetesan COVID-19 di Indonesia. Jika nantinya semua daerah bisa melakukan pengetesan dan mengetahui hasilnya dengan cepat, maka kemungkinan angka temuan kasus positif di Indonesia akan melonjak naik. Namun hal ini akan berdampak pada mengecilnya persentasi kasus kematian akibat COVID-19 di Indonesia. Sehingga asumsi persentase kematian akibat COVID-19 yang seharusnya hanya 2 persen secara nasional, bisa tercapai. Selain itu, tindakan pengobatan terhadap pasien yang terkonfirmasi positif juga akan semakin cepat dan mudah dilakukan. Sehingga kita mampu meningkatkan angka kesembuhan COVID-19,” ungkap Bahrani.
SAMARINDA – Kendati kegiatan pembelajaran di kelas telah dihentikan selama satu bulan, Dinas Pendidikan Kota Samarinda tetap menyelenggarakan Ujian Sekolah (US) bagi kelas VI (enam) SD.
Diketahui, Total ada sebanyak 420 SD Negeri dan Swasta yang mulai kemarin telah melaksanakan ujian sekolah dan Pelaksanaannya sesuai kalender pendidikan, yaitu 13-17 April 2020.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda, Asli Nuryadin, mengungkapkan pelaksanan Ujian Sekolah kali ini dilakukan di rumah masing-masing atau daring, mengingat salah satu poin kebijakan physical distancing untuk meniadakan segala aktivitas berkerumun di dalam satu lokasi.
Dirinya menuturkan, pihaknya terus melakukan evaluasi dalam kurun sebulan terakhir ini untuk memastikan kegiatan ujian sekolah ini dapat dilakukan secara serentak dan tetap kondusif.
“Namanya sebuah kebijakan pasti tidak bisa langsung melingkupi semua pihak. Kemarin kami sudah mengevaluasi apa saja keluhan yang dihadapi sekolah selama kegiatan belajar mengajar (KBM) jarak jauh dilaksanakan, ternyata tidak semua sekolah yang menerapkan pembelajaran berbasis daring karena keterbatasan dari muridnya,” ungkapnya, Senin (13/4).
Terkait mekanime pendistribusian soal ujian, Ia membeberkan semua soal ujian sudah diserahkan ke masing-masing sekolah, kemudian sekolah akan menyampaikan soal ke murid dengan berbagai cara. Bisa berbasis online atau secara manual mengantarkan langsung ke rumah.
“Strategi menjawab soal bagi murid yang sudah memiliki fasilitas gawai dan perangkat digital daring bisa langsung mengirim hasil jawaban ke tim ujian di sekolah,”bebernya.
Saat ini hampir semuanya pelaksanaan ujian di SD dilaksanakan secara online melalui aplikasi yang biasa digunakan oleh sekolah.
Aplikasi bisa berupa apa saja, seperti guru mengunggah soal di google classroom atau bisa juga memfoto lembar soal, lalu formatnya diubah menjadi PDF dan dikirim ke grup kelas sehingga murid-murid bisa langsung mengerjakan soal di rumah.
Hanya saja, soal kewenangan pelaksanaan ujian kembali lagi kepada
pihak sekolah masing-masing, terutama bagi sekolah yang terkendala dengan sistem berbasis online.
“Saya tetap mempersilahkan sekolah melaksanakan ujian secara manual, seperti mengantarkan langsung soal kepada murid yang tidak bisa melaksanakan ujian secara daring, tapi dengan syarat tetap mengutamakan esensi physical distancing,” jelasnya.
Dan yang terakhir Asli menegaskan bahwa segala bentuk penilaian akhir dan keputusan kelulusan sudah diserahkan secara penuh kepada pihak sekolah.
Oleh karena itu, kriteria kelulusan murid ditentukan dari nilai raport kelas satu hingga nilai raport kelas 6 semester 1, portofolio, prestasi, penugasan, tes daring, dan bentuk asesmen jarak jauh lainnya.
“Apabila ada murid yang berhalangan mengerjakan karena alasan sakit dan sebagainya, pihak sekolah diperbolehkan untuk mengizinkan murid tersebut tidak menghadiri ujian,” ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) pada Selasa (24/3/2020).
Dalam surat edaran itu dijelaskan bahwa pemerintah mempunyai kepedulian yang tinggi akan kesehatan lahir dan batin bagi siswa, guru, kepala sekolah, dan semua warga sekolah.
BALIKPAPAN – Kebijakan pengetatan sosial yang diterapkan Pemkot Balikpapan guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19 atau Virus Corona tampaknya memberi dampak positif.
Bukan saja dapat mencegah penyebaran, namun beberapa kebijakan yang mendorong untuk berkegiatan dirumah ini juga mengurangi polusi udara yang kerap dihasilkan oleh kendaraan dijalan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, Suryanto mengatakan kualitas udara secara umum membaik. Bahkan ia mengklaim bahwasannya kualitas udara di Kota Minyak adalah yang terbaik dari 39 Kota lain di Indonesia.
“Kota Balikpapan masih nomer satu dibanding kota lain. Bukan kita yang menilai tapi ditingkat Menteri Lingkungan Hidup,” ujar Suryanto, Senin (13/4).
Dari data yang dihimpun, Indeks Standart Pencemar Udara (ISPU) menunjukkan, dalam rata- ratanya Kota Balikpapan berada diangka 20 dalam kurun waktu dua bulan terakhir. Dimana dalam indeks, rentang angka 0-50 menunjukkan tingkat kualitas udara dalam kategori baik.
Artinya tingkat kualitas udara tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan, ataupun nilai estetika.
“Kita bisa pantau kualitas udara setiap dua menit kelihatan berganti. Dan salah satu contoh kualitas udara membaik di lokasi yang selama ini padat kendaraan ada Balikpapan Baru,” terangnya.
Untuk memantau kualitas udara, DLH memiliki tiga alat yang terpasang di tiga lokasi. Yakni berada di kawasan Plaza Balikpapan, Balikpapan Baru dan Rapak. Tiga alat tersebut saat ini telah didesain secara online, sehingga data tersebut akan tersambung ke pemerintah daerah dan akan dikirim ke pemerintah pusat.
“Datanya kita kirim ke pusat, jadi merekapun bisa memantau. Dari Kementrian merek mendata lagi dan baru ditayangkan lagi bersama kota lain. Jadi layarnya ada dua bisa memantau kota sendiri dan bisa memantau kota lain juga,” jelasnya.
Menurut Suryanto, jika melihat perbandingan daerah lain, kualitas udara di Balikpapan bahkan termasuk yang terbaik di Indonesia. (*)
SAMARINDA— Guna mencegah penyebaran bahaya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), anggota Denkesyah 06.04.01 Samarinda melakukan pengasapan (fogging) di Klinik PPK1 Jl. Milono 1 Kelurahan Bugis, Selasa (14/4/2020).
Dandenkesyah Samarinda, Letkol Ckm H.M. Mursid S.Sos. mengatakan, Denkesyah 06.04.01 Samarinda merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan. Karena itu perlu dilakukan penyemprotan apa lagi daerah Samarinda sekitarnya sering terjadi hujan dan selalu banjiran dan khawatir Prajurit dan PNS serta keluarganya terjangkit DBD, yang berkembang biak dalam genangan air.
Pelaksanaan fogging ini guna pencegahan penyakit DBD tidak hanya di laksanakan di Madenkes dan Klinik PPK1 Samarinda saja, akan tetapi akan di laksanakan di asrama TNI di seluruh wilayah Garnisun Korem 091/ASN di Samarinda tepatnya di bulan April sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Selain itu juga Dandenkesyah Samarinda mengajak Prajurit dan PNS serta keluarganya, agar peduli terhadap lingkungan, terutama mengantisipasi penyebaran penyakit DBD melalui nyamuk Aedes Aegypti.
Dalam hal ini, dirinya juga meminta Prajurit dan PNS beserta keluarganya juga dapat berperan serta melalui langka 3M, yakni menguras, menutup, dan mengubur barang-barang yang tidak diperlukan.
“Sebab, barang-barang yang tidak terpakai ini berpotensi menjadi sarang nyamuk penyebab DBD,” jelasnya.
Penrem 091/ASN











