Penajam (18/4) – Akibat dari mewabahnya Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), berdampak pada pemangkasan sejumlah anggaran, termasuk bantuan keuangan (Bankeu) untuk Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur pun mengalami pemangkasan lebih 50 persen.

Menurut Tohar, Sekretaris Kabupaten PPU, Bankeu dari Pemprov Kaltim dipangkas sekitar 50 persen, yakni dari sebelumnya seharusnya diterima sebesar Rp118 miliar, namun setelah adanya pendemi ini kemudian turun hingga menjadi Rp59 miliar.

“Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga melakukan pemotongan anggaran lain, yakni dana bagi hasil pajak Kabupaten penajam Paser Utara yang terpotong sekitar 50 persen, yakni dari Rp116 miliar turun menjadi Rp58 miliar,” katanya.

Atas pemotongan tersebut, maka saat ini Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara mengalami banyak penurunan, atau berkurang mencapai ratusan miliar rupiah.

Ia memaklumi atas penurunan pendapatan dari bantuan keuangan dan bagi hasil pajak tersebut dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, karena hal ini dilakukan sebagai imbas untuk penanganan pandemi COVID-19.

Tohar menjelaskan bahwa Bankeu dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur tersebut tersebar di sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara.

Pemangkasan pendapatan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur itu, kata Tohar lagi, bakal berdampak pada sejumlah program dan kegiatan yang telah disusun dalam APBD 2020 pada beberapa titik di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Bantuan keuangan tersebut berada di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, serta Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Penajam Paser Utara.

Kemudian ada pula untuk kegiatan yang berada di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Penajam Paser Utara. (mg)

Kutai Timur – Sebagai Rumah Sakit (RS) rujukan khusus penanganan COVID-19 di wilayah Kutai Timur (Kutim), RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kudungga kini lebih memaksimalkan upaya penanganan pasien-pasien pada instalasi khusus COVID-19. Bahkan saat ini, RSUD Kudungga telah menambah 31 ruang isolasi rawat inap khusus bagi pasien gejala COVID-19. Demikian disampaikan Direktur RSUD Kudungga Kutim, dr. Anik Istiyandari saat diwawancarai sejumlah awak media, Kamis (16/4).

“Selama ini kami sudah menyediakan satu lokal atau gedung rawat inap VVIP Safir, yang dijadikan sebagai ruangan isolasi khusus penanganan COVID-19. Namun mengikuti perkembangan yang terjadi saat ini, ternyata pasien gejala COVID-19 yang menjalani rawat inap terus mengalami penambahan. Bahkan ruang isolasi Safir yang memiliki kapasitas 15 tempat tidur, saat ini sudah terisi penuh. Sehingga kami harus menambah gedung atau lokal baru yang dijadikan sebagai ruang isolasi khusus penanganan COVID-19,” ujar Anik.

Lanjutnya, mengacu pada perhitungan statistik penularan COVID-19, jika 1.000 orang tertular dalam waktu tiga bulan, hanya membutuhkan waktu selama sembilan hari maka angka kasus penularan akan menjadi dua kali lipat yang ada. Sehingga perlu segera dilakukan langkah-langkah antisipasi, terutama dalam penyiapan sarana ruang isolasi rawat inap, lengkap dengan tenaga medis dan pendukungnya.

“Kami sudah menyiapkan satu gedung rawat inap dengan fasilitas 31 tempat tidur sebagai ruang isolasi rawat inap bagi pasien-pasien bergejala COVID-19. Namun saat ini baru difungsikan 14 tempat tidur dan sebagian sudah ditempati pasien diagnosa gejala COVID-19. Sementara sisanya akan bertahap dipersiapkan, mengingat sebagai ruang isolasi rawat inap penanganan COVID-19, memang memiliki persyaratan khusus,” ucap Anik.

Hingga saat ini, sambung Anik, pihaknya telah merawat 19 orang pasien dengan diagnosa terkonfirmasi positif COVID-19, maupun yang mengarah gejala COVId-19 yang berstatus ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan).

“Yang saat ini kami rawat dan isolasi, ada sembilan belas orang. Mulai yang terkonfirmasi positif, maupun yang mengarah gejala COVId-19 dengan status ODP (Orang Dalam Pemantauan, red) dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan, red). Sementara dari keseluruhan yang dirawat inap, empat belas orang positif dari hasil Rapid testnya dan kini masih menunggu proses test swab. Semoga tidak bertambah lagi. Karena jika bertambah, tentu kami akan kewalahan menanganinya,” ujar Anik.

Ditambahkan Anik, dengan adanya penambahan ruang rawat inap khusus COVID-19 maka pihaknya tentu membutuhkan penambahan tenaga perawat yang akan menangani keseluruhan ruang isolasi pada instalasi khusus COVID-19. Saat ini, tenaga perawat yang bertugas pada instalasi khusus COVID-19 RSUD Kudungga berjumlah 42 orang. Sehingga masih dibutuhkan sekitar 20 orang tenaga perawat.

“Kami perlu tambahan dua puluh orang tenaga perawat jika nantinya ruang isolasi tambahan tersebut difungsikan sepenuhnya dan membludak. Sementara sudah ada sepuluh orang perawat yang datang melamar ke RSUD Kudungga, semoga bisa segera diproses oleh Pemkab Kutim sebagai TK2D (Tenaga Kerja Kontrak Daerah, red) dan segera difungsikan di ruang isolasi khusus COVID-19. Sementara kebutuhan tenaga perawat yang masih kurang, secara bertahap akan dipenuhi. Saat ini tenaga perawat yang ada berjumlah 42 orang, belum termasuk tenaga laboratorium, tenaga ahli gizi, tenaga khusus radiologi serta petugas kebersihan yang jumlah keseluruhannya lebih dari 100 orang, dan kini ikut menjalani karantina khusus tenaga COVID-19 di wisma Diklat BKPP Kutim,” jelas Anik.

BONTANG – Delapan hari lagi memasuki Ramadan. Status Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kota Bontang belum dicabut. Ini menyusul adanya tiga warga setempat terkonfirmasi positif, Kamis (16/4) kemarin.

Pemkot Bontang bersama tokoh agama, Forkopimda bersepakat jika ibadah Ramadhan dilakukan secara berjemaah di rumah masing-masing, bersama keluarga. Kesepakatan ini bersifat sementara sembari melihat kondisi pandemi korona di Kota Bontang.

“Iya, sudah kami sepakati di rapat bersama elemen terkait,” ujar Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, Jumat (18/4) malam.

Selama Ramadhan, lanjut Neni pelaksanaan salat lima waktu, tarawih, salat Jumat diganti Salat Zuhur. Semuanya dilaksanakan di rumah. Semua ini sebagai upaya Pemkot, Forkopimda, dan tokoh agama melindungi masyarakat dari penyebaran wabah Covid-19.

“Kesepakatan ini bersifat sementara. Sembari melihat kondisi Bontang selanjutnya,” tambah Neni.

“Ingat, kami tidak melarang beribadah, tapi hanya tempatnya pindah di rumah. Mari kita patuhi imbauan ini agar Bontang bisa bebas Covid-19,” pesannya.

Tana Paser – Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan virus corona atau COVID-19 Kabupaten Paser mengunjungi posko pengecekan suhu di perbatasan Kecamatan Muara Komam, Rabu 15 April 2020. Kunjungan dipimpin Wakil Ketua I Gugus Tugas, Letkol Czi Widya Wijanarko.

“Kunjungan kerja ini untuk mengecek kesiapan petugas yang jaga di wilayah perbatasan dan di beberapa kecamatan lainnya, khususnya di Muara Komam,” kata Wijanarko.

Selain mengecek kesiapan petugas posko, kata Wijanarko, kunjungan ini juga untk mengetahui kesiapan dukungan operasional tim di lapangan.

“Sehingga nanti pemantauan di perbatasan dapat dilakukan dengan optimal,” ujarnya.

Terkait dukungan operasional, kata Wijanarko ditindaklanjuti oleh Gugus Tugas.
Pemkab Paser menurutnya telah mengalokasikan anggaran untuk menunjang kerja tim di lapangan.

“Alhamdulillah hari ini sdh diputuskan dan anggaran sudah disalurkan di setiap kecamatan,” ujarnya.

Camat Muara Komam,  Abdul Rasyid mengatakan berharap, secara bertahap seluruh kebutuhan untuk operasional Satgas COVID-19 Kecamata Muara Komam dapat terpenuhi oleh pemerintah Kabupaten Paser dan melalui Gugus Tugas COVID-19.

Ia juga mengimbau tim agar selalu bersinergi dalam bekerja sehingga pencegahan penyebaran virus corona melalui perbatasan dapat dilakukan secara optimal.

Samarinda— 10 warga Provinsi Kalimantan Timur Kembali dinyatakan terkonfirmasi Positif Covid-19, 8 warga diantaranya dari kluster Ijtima dunia di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Penambahan 10 kasus per Sabtu 18 April 2020 tersebut, kini total pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kaltim menjadi 54 kasus.

“10 pasien tersebut 1 kasus dari Kota Balikpapan 2 kasus dari Kabupaten Paser dan 7 kasus dari Kabupaten Penajam Paser Utara,” hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kaltim, Andi M Ishak saat video conference aplikasi zoom cloud video meeting.

Andi menjabarkan 1 kasus dari Kota Balikpapan dengan kode BPN 21 seorang laki-laki 34 tahun merupakan kasus yang dilaporkan dan dirawat di RSUD Kanudjoso Djatiwibowo dengan keluhan demam, batuk, nyeri tenggorokan dan sesak nafas, serta memiliki gambaran pneumonia bilateral.

2 kasus berikutnya dari Kabupaten Paser, 1 Kasus pertama dengan kode PSR 1, laki-laki 41 tahun merupakan pelaku perjalanan dari Gowa dengan keluhan batuk dan dirawat di RSUD Panglima Sebaya dan 1 Kasus dengan kode PSR 2 laki-laki 23 tahun) merupakan pelaku perjalanan dari Kota Samarinda dan Kota Balikpapan dengan keluhan Demam, batuk, nyeri tenggorokan, dan sesak nafas. Kasus dilaporkan dan dirawat di RSUD Panglima Sebaya.

Sementara 7 kasus berikutnya dari Kabupaten Penajam Paser Utara dengan kode PPU 5 laki-laki 45 tahun, PPU 6 laki-laki 45 tahun, PPU 7 laki-laki 14 tahun, PPU 8 laki-laki 47 tahun, PPU 9 laki-laki 32 tahun, PPU 10 laki-laki 20 tahun dan PPU 11 laki-laki 43 tahun. Tujuh kasus merupakan pelaku perjalanan dari Gowa (Sulawesi Selatan) dengan masing-masing memiliki keluhan demam, batuk, dan pilek. Kasus di rawat di RSUD Aji Putri Bontung Penajam Paser Utara.

Dirinya mengatan kasus pasien terkonfirmasi Covid-19 di Kaltim dari kluster Gowa (Sulawesi Selatan) adalah 21 orang. Dari 21 orang 12 diantaranya berasal dari Kabupaten PPU sementara sisanya masing-masing tersebar di Kabupaten Paser, Kutai Barat dan Kota Bontang.

Dengan melonjaknya kasus positif Covid-19, Adi mengingatkan agar warga Kaltim yang melakukan perjalanan dari daerah terjangkit utamanya dari kluster Ijtima Gowa (Sulawesi Selatan) disiplin melaksanakan isolasi Mandiri hingga masa inkubasi selama 14 hari.

Kemudian Andi juga menyebutkan terjadi penambahan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 23 kasus, yaitu 1 kasus dari Kabupaten Berau, 6 kasus dari Kabupaten PPU, 12 kasus di Kota Balikpapan dan 4 kasus dari Kota Samarinda, sehingga total PDP Covid-19 di Kaltim 352 orang.

Selanjutnya, kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) dilaporkan terdapat tambahan 28 orang dari total 6.015 kasus, selesai pemantauan 145 orang dan masih dalam proses pemantauan ada 1.144 orang. Untuk hasil negatif ada penambahan sebanyak 6 kasus yaitu 3 kasus dari Kabupaten PPU dan 3 kasus dari Kabupaten Paser.

SAMARINDA- Pemkot Samarinda dan Kodim 0901/Samarinda serta Polresta Samarinda siapkan dapur umum dan tenda dapur untuk memasak makanan warga Samarinda yang terdampak secara ekonomi akibat wabah virus corona atau Covid-19, di Museum Taman Samarendah kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur, Sabtu (18/4/2020).

Sejumlah TNI-Polri terlihat memasak di dapur umum guna menyiapkan 1,000 paket nasi yang akan di berikan kepada warga yang terdampak terdampak secara ekonomi akibat wabah virus corona atau Covid-19. Selain itu juga sejumlah Dinas Sosial Kota Samarinda dan relawan juga membantu untuk menyiapkan makanan bagi warga di beberapa Kecamatan.

Dandim 0901/Samarinda Kolonel Kav. Tomi Kaloko Utomo M.Sc menuturkan sesuai rencana, pada hari pertama beroperasi, dapur umum akan menyiapkan 1.000 nasi kotak dan akan dibagikan ke 5 Kecamatan Kota Samarinda, nasi kotak ini dibagikan kepada masyarakat yang terkena dampak langsung wabah Covid-19 akan di lakukan oleh Babinsa dan Babinkamtibmas.

Pengantaran nasi kotak ini menggunakan mobil patroli, TNI dan Polri untuk membagikan nasi bungkus bagi warga yang terdampak langsung virus korona. Meski hanya nasi kotak, mereka cukup merespons positif dengan gerakan ini.

”Mudah-mudahan keberadaan dapur umum ini dapat membantu masyarakat, sambil tetap akan dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan, menjaga jarak, tertib physical distancing, wajib menggunakan masker jika keluar rumah, sering cuci tangan, dan mematuhi imbauan pemerintah,” pungkasnya..

Penrem 091/ASN