BERAU – Akibat pandemi Covid-19, masa belajar di rumah bagi pelajar sekolah masih diterapkan sesuai dengan instruksi pemerintah.

Lantaran sekolah masih diliburkan, para orang tua murid dari Kelas IV C, SDN 007 Tanjung Redeb mengalihkan uang kas anak mereka di sekolah untuk dibelikan sembako.

Ketua Komite Kelas IV C, Nopianty Syari mengatakan, keputusan tersebut berdasarkan kesepakatan bersama dari para orang tua murid.

“Ini kesepakatan bersama uang kas kelas anak kami disekolah kami alihkan menjadi sembako,” katanya.

Lanjutnya, ada sebanyak empat juta delapan ratus ribu rupiah uang kas kelas yang telah terkumpul dan telah dibelikan paket sembako.

“Orang tua murid beserta gurunya kita bagikan paket sembako,” ucapnya.

Cara tersebut dikatakannya bertujuan untuk meringankan beban ekonomi bersama di tengah pandemi virus corona.

Para orang tua murid juga berharap agar pandemi ini segera berakhir agar anak-anak mereka bisa kembali bersekolah.

“Selama pandemi ini perekonomian kita terganggu, mudahan cara kita ini dapat membantu dan meringankan beban ekonomi,” ujarnya.

“Semoga pandemi ini cepat berlalu, biar kita bisa beraktivitas normal dan anak kami kembali bersekolah,” tandasnya.

PENAJAM– Akibat banjir yang melanda Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sejak Senin (27/4) pukul 18.30 Wita hingga Selasa (28/4/2020) pukul 00.30 Wita. Hujan deras yang berakibat banjir ini terjadi di Kelurahan Nenang dan Kelurahan Lawe-lawe.

Dandim 0913/PPU, Letkol Inf Mahmud yang di dampingi Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU, Nurlaila mengungkapkan, penyebab terjadinya banjir ini selain disebabkan curah hujan yang tinggi dan durasi yang lama juga disebabkan adanya air pasang laut, sehingga aliran air dari drainase tidak bisa keluar dan meluap ke pemukiman warga.

Diungkapkannya, untuk Tinggi Muka Air (TMA) di Kelurahan Lawe-Lawe RT 01 dan RT 05 rata rata di dalam rumah mencapai 40-50 cm dan di halaman atau di bawah lantai rumah rata rata kurang lebih 90 cm.

Sementara di Kelurahan Nenang rata rata di dalam rumah kurang lebih 20 cm dan rata rata di jalur masuk perumahan dan di halaman kurang lebih 90 cm.

Kabid Kedaruratan dan Logistik Nurlaila (BPBD) Ia menuturkan, upaya pihaknya dibantu TNI, POLRI, PMI Kabupaten PPU serta masyarakat melakukan evakuasi warga yang terdampak banjir ke lokasi yang lebih aman.

“Hingga hari ini pukul 08.30 Wita, upaya evakuasi terhadap korban terus kami lakukan dengan mengerahkan sejumlah personel gabungan menggunakan perahu evakuasi, selain terhadap korban kita juga mengevakuasi barang barang milik warga yang terendam air,” ujarnya.

Sementara itu, lanjutnya, tim gabungan juga memasang tali penyeberangan lintasan jembatan sungai yang airnya meluap menutup jembatan dengan arus cukup deras, untuk mengevakuasi warga di RT 05 di Kelurahan Lawe-Lawe.

“Kita berharap air segera surut agar warga dapat kembali ke rumahnya masing-masing. Sedangkan tim gabungan terus mewaspadai datangnya hujan susulan saat air laut pasang,” pungkasnya.

Penrem 091/ASN

Samarinda—Dari hari ke hari kasus Covid-19 Di Kalimantan Timur menunjukan peningkatan yang signifikan. Hal ini terlihat dari data yang disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltim, Andi Muhammad Ishak bahwa ada penambahan 8 kasus pasien terkonfirmasi positif.

“Sehingga total pasien positif hari ini ada 115 kasus,” terangnya melalui video conference aplikasi zoom cloud video meeting, Selasa (28/4/2020).

Menurut Andi 8 kasus tersebut berasal dari, 1 kasus dari Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), 1 kasus Kota Balikpapan, 1 kasus Kota Samarinda, 1 kasus Kabupaten Berau dan 4 kasus dari Kabupaten Kutai Timur (Kutim).

Andi menyebutkan 1 kasus dari Kabupaten PPU dengan kode PPU 15 merupakan wanita 22 tahun, kontak erat dengan PPU 9 dan PPU 11 berasal dari kluster Gowa (Sulawesi Selatan) dengan hasil rapid test reaktif. Kasus dirawat di RSUD Ratu Aji Putri Botung sejak 7 april 2020.

Kemudian 1 kasus dari Kota Balikpapan merupakan BPN 29 laki-laki 34 tahun, pelaku perjalanan dari Jawa Barat yang di rawat di RS Bhayangkara sejak 17 April 2020.

Kasus berikutnya dari Samarinda merupakan SMD 16 Laki-laki 42 tahun pelaku perjalanan dari Gowa (Sulawesi Selatan), kasus dirawat di RSUD IA Moeis sejak 9 april 2020.

Selanjutnya 1 kasus dari Kabupaten Berau merupakan BRU 8 laki-laki 31 tahun merupakan pelaku perjalanan dari Gowa (Sulawesi Selatan), kasus dirawat di RSUD Abdul Rivai sejak 18 April 2020.

4 kasus terakhir dari Kabupaten Kutai Timur merupakan KTM 14 laki-laki 40 tahun, KTM 15 laki-laki 55 tahun, KTM 16 laki-laki 53 tahun dan KTM 17 laki-laki 16 tahun. 4 Kasus tersebut merupakan pelaku perjalanan dari Gowa (Sulawesi Selatan) yang memiliki hasil rapid test reaktif, kasus melakukan isolasi diri dirumah sejak 16 april 2020 dan pada tanggal 20 April 2020 kasus di isolasi di RSUD Kudungga Sangatta.

Untuk kasus kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terjadi penambahan sebanyak 12 kasus yaitu 1 kasus dari Kabupaten Berau, 6 kasus dari Kabupaten Kutai Kartenegara (Kukar), 4 Kasus dari Kabupaten Kutim dan 1 kasus dari Kabupaten PPU, sehingga total PDP pada hari ini 511 kasus.

Selanjutnya, kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) dilaporkan bertambah 970 kasus dari total 7.739 kasus, selesai pemantauan 6.508 kasus dan masih dalam proses pemantauan ada 1.231 kasus.

“Lonjakan kasus ODP hari ini merupakan kasus yang belum terlaporkan dari Kota Balikpapan,” terangnya

Selain itu, juga terjadi penambahan PDP dengan hasil negatif sebanyak 1 kasus, yaitu dari Kabupaten PPU, sehingga total kasus negatif menjadi 216 kasus.

Penajam – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menanggung kebutuhan pokok bagi warga yang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing sebagai antisipasi penularan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), sampai masa karantina mereka berakhir.

“Bagi warga yang rumahnya dipasangi tanda khusus berupa stiker dalam pengawasan dan melakukan isolasi mandiri, maka untuk kebutuhan pokok mereka ditanggung oleh pemerintah kabupaten sampai masa karantinanya berakhir,” ucap Sekretaris Daerah Kabupaten PPU, Tohar di Penajam, Selasa (28/4).

Menurutnya, jumlah rumah warga yang dipasangi tanda khusus berupa isolasi mandiri tersebut saat ini terdata sebanyak 77 rumah dan tersebar di semua kecamatan di Kabupaten PPU.

Rinciannya adalah di Kecamatan Penajam merupakan jumlah yang paling banyak, yakni mencaai 40 rumah, kemudian di Kecamatan Waru ada 11 rumah, Kecamatan Babulu terdapat 19 rumah dan di Kecamatan Sepaku terdata 7 rumah.

Rumah warga yang dipasangi tanda khusus berupa stiker, lanjut Tohar, diawasi langsung oleh Tim Gugus Tugas Penanganan Percepatan COVID-19 Kabupaten PPU.

Ia menjelaskan bahwa tujuan dari pemasangan stiker khusus ini adalah untuk memudahkan pengawasan bagi petugas. Rumah yang dipasangi stiker ini merupakan warga yang memiliki riwayat perjalanan ke Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

“Kebutuhan pokok yang ditanggung oleh Pemkab Penajam Paser Utara untuk mereka berupa sembilan bahan pokok (sembako), termasuk elpiji sehingga selama masa karantina ini, tidak ada alasan mereka ke luar rumah untuk mencari bahan makanan maupun untuk keperluan pribadi,” kata dia.

Dilanjutkannya, Pemerintah Kabupaten PPU mengambi langkah strategis setelah mengetahui ditemukannya penyebaran virus Corona di daerah kabupaten ini melalui transmisi lokal (penularan lokal).

“Penularan melalui transmisi lokal ini diperoleh dari kontak langsung pasien positif COVID-19 dari pelaku perjalanan ke Kabupaten Gowa, atau terjadinya interaksi dengan lingkungannya,” ucap Tohar.

Untuk menekan jumlah penularan lokal COVID-19, kemudian pihaknya memasang tanda khusus berupa stiker di rumah warga yang terdata merupakan pelaku perjalanan ke Kabupaten Gowa (Sulawesi Selatan).

“Semua masyarakat di sekitar rumah itu, termasuk Ketua RT, pemerintah desa atau kelurahan, diminta turut mengawasi bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas, sehingga Tim Gugus Tugas juga terbantu dalam pengawasannya,” tutur Tohar.

SEJAK mewabah pertama kali di Wuhan Ibu Kota Provinsi Hubei, China pada Desember 2019, virus corona (COVID-19) telah menyebar di 201 negara, termasuk Kota Bontang. Tercatat per Senin (27/4) pukul 14.00 Wita ada 9 kasus terkonfirmasi positif dan sembuh 1 orang.

Pandemi virus corona ini telah melahirkan stigma atau pandangan negatif di tengah-tengah masyarakat, khususnya bagi orang yang dinyatakan positif wabah penyakit tersebut karena mereka (masyarakat) takut tertular.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tidak memberikan perlakuan yang buruk terhadap tenaga medis yang merawat pasien corona, karena meraka adalah garis terdepan dalam penanganan wabah ini.

Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni menilai stigma negatif terhadap pasien Covid-19 membuat warga berpotensi terjangkit malah enggan melaporkan diri. Orang enggan memeriksakan diri. Membuat orang kabur saat akan diperiksa, diobati, atau dikarantina. Hal ini memperbesar risiko penularan di masyarakat.

Neni menegaskan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh virus. Maka dari itu, pasien yang terjangkit tidak ada hubungannya dengan perilaku negatif. “Penyakit ini disebabkan oleh virus dan tidak ada hubungannya dengan perilaku yang negatif. Jadi saudara-saudara kita yang terkena itu yang harus dibantu dan yang terkena juga harus tahu diri bahwa mereka bukan korban dari kegiatan yang negatif,” lanjut dia.

Dia pun meminta masyarakat tetap tenang dan waspada. Ia juga menekankan pentingnya menghindari kontak dengan menjaga jarak satu sama lain atau social distancing. Perlu kerja sama seluruh pihak agar pandemi ini segera berakhir. Salah satunya dengan melaporkan diri, isolasi, jaga jarak, hindari keramaian, dan memakai masker. Masyarakat juga mesti jujur menjawab pertanyaan dokter atau tim medis.

Neni berujar, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan agar masyarakat berhati-hati terhadap setiap istilah yang beredar. Seperti istilah “Virus Wuhan”, “Virus Cina”, “Virus Asia,” atau istilah lain yang menunjukkan identitas tertentu. Istilah-istilah tersebut bisa menimbulkan arti dan stigma negatif terhadap orang-orang tertentu.

Selain itu, stigma bisa menimbulkan stereotip dan asumsi. Stereotip ini bisa memperluas ketakutan dan merendahkan seseorang yang telah terpapar virus corona. Pada tingkat yang lebih parah, stigma bisa membuat seseorang menghindari pertolongan, pemeriksaan, pengujian, ataupun karantina.

Agar kita tidak mudah memberi stigma

  1. Gunakan fakta. Stigma bisa menyebar karena pengetahuan yang rendah mengenai corona. Sebarkan fakta mengenai cara penularan, cara mencegah dan cara mengatasi corona. Termasuk opsi perawatan dan informasi kesehatan yang bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat, seperti melalui sosial media.
  2. Dengarkan tokoh masyarakat yang bisa mengarahkan. Seperti memberi dukungan atau memberi pesan untuk tidak melakukan pembiaran stigma sesuai dengan keadaan geografis dan budaya setempat.
  3. Perkuat suara dan cerita mengenai orang-orang yang telah sembuh dari corona. Tindakan ini juga turut mengapresiasi para petugas kesehatan yang telah berjuang.
  4. Pastikan bahwa gambaran tentang corona berbeda dengan etnis tertentu. Dengan kata lain, format penggambaran harus netral dan tidak menunjuk etnis tertentu.
  5. Perhatikan etika jurnalisme. Laporan berita yang hanya fokus pada perilaku seseorang yang telah terdeteksi virus malah akan menambah stigma. Beberapa media juga pernah berspekulasi tentang sumber COVID-19 untuk menelusuri pasien pertama di sebuah negara.
  6. Bentuk kelompok atau aliansi untuk membuat gerakan melawan stigma. Lingkungan yang positif menunjukkan kepedulian dan empati untuk seluruh kalangan. (*)

 

 

 

 

Tana Paser – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser tetap mengalokasikan anggaran 10 persen dari APBD tahun 2021 untuk alokasi kesehatan meski ada pengurangan APBD tahun ini sebesar Rp.500 Milyar.

“Tahun depan Pemkab Paser tetap mengalokasikan 10 persen dari APBD untuk Kesehatan, meski tahun ini ada pengurangan pendapatan sebesar Rp500 Milyar karena wabah COVID-19,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pembangunan (Bappedalitbang) Paser Muksin usai mengikuti Musrenbang Provinsi Kaltim melalui video conference, Selasa 28 April 2020.

Pemkab Paser sebelumnya telah menyusun Rencana Kerja Perangkat Daerah tahun 2021. Untuk sektor Kesehatan, kata dia, memang tidak terlalu banyak perubahan.
Muksin mengatakan pemerintah daerah masih melihat perkembangan APBD 2021 dari pemerintah pusat menyusul rasionalisasi anggaran akibat COVID-19 ini.

Menurut Muksin, rasionalisasi atau penyesuaian anggaran ini juga dirasakan Pemerintah Daerah lainnya.
“Kami akan ikuti perkembangan jika ada penyesuaian akan dialakukan perubahan program untuk 2021,” ujar Muksin.

Pengurangan pendapatan sebesar Rp500 Milyar pada APBD 2020 ini kata Muksin berdampak pada kegiatan-kegiatan yang sebelumnya sudah direncanakan.
“Sehingga ada beberapa kegiatan yang harus kita potong sampai 50 persen untuk menutupi defisit ini,” ucap Muksin.

Pemprov Kaltim kata Muksin akan melakukan revisi hasil pajak daerah. Ia berharap tidak ada pengurangan pendapatan yang signifikan pada APBD Paser tahun ini.

Kutai Timur – Banyaknya jumlah pasien yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit umum Daerah (RSUD) Kudungga-Kutim, baik itu pasien Orang Dalam Pemantauan (ODP) dengan diagnosa gangguan kesehatan mengarah pada gelaja Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), hingga Pasien Dalam Pengawasan (PDP) serta, pasien yang memang telah terkonfirmasi positif COVID-19, mulai membuat RSUD Kudungga kewalahan. Pasalnya, hingga saat ini jumlah pasien indikasi COVID-19 yang dilakukan rawat inap di RSUD Kudungga, jumlahnya telah mencapai 44 orang. Kondisi membludaknya pasien COVID-19 ini membuat semua fasilitas ruang perawatan yang memang telah disiapkan sebagai instalasi khusus COVID-19, penuh secara keseluruhan. Alhasil, kini manajemen tengah mempersiapkan ruang tambahan rawat inap baru yang kembali akan dijadikan instalasi khusus COVID-19. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim, Bahrani Hasanal kepada wartawan, Senin (27/4).

“Saat ini (pasien COVID-19, red) yang kita rawat jumlahnya 44 orang pasien. Sebelumnya, RSUD Kudungga sudah membuka ruang perawatan Nilam sebagai intalasi khusus COVID-19, untuk mendukung ruang rawat inap VVIP Safir yang memang sejak awal dijadikan instalasi khusus COVID-19. Ternyata kini semua penuh, sehingga harus kembali menambah satu gedung rawat inap baru lagi,” ujar Bahrani.

Lanjutnya, sebagai langkah antisipasi untuk menampung pasien-pasien rawat inap dengan diagnosa COVID-19, RSUD Kudungga kembali menyiapkan gedung rawat inap Mutiara, yang akan kembali dijadikan instalasi khusus COVID-19. Namun karena saat ini pada ruang Mutiara tersebut ada sejumlah pasien non COVID-19, maka sementara pasien-pasien non COVID-19 tersebut diungsikan ke ruang Berlian.

“Kita akan tambah lagi ruang Mutiara. Pihak RSUD Kudungga juga sudah menyampaikan laporan kepada tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kutim, termasuk kepada Dinkes Kutim. Namun karena saat ini di ruang Mutiara tersebut ada pasien non COVID-19, maka untuk sementara diungsikan ke ruang Berlian. Proses pemindahan pasien dan penyiapan ruangan Mutiara sebagai ruang isolasi COVID-19, membutuhkan waktu hingga dua hari. Karenanya, kami berharap dalam dua hari ini tidak ada pasien rujukan COVID-19 yang masuk ke RSUD Kudungga,” jelas Bahrani.

Ditambahkan Bahrani, secara keseluruhan pasien-pasien dengan diagnosa COVID-19 yang saat ini tengah menjalani rawat inap di RSUD Kudungga, kondisinya dalam keadaan sehat dan stabil. Hanya saja karena menunggu lamanya proses pemeriksaan hasil test swab, menyebabkan banyak pasien yang tertahan dan terpaksa harus di rawat inap. Karenanya Bahrani berharap, bagi pasien-pasien yang masuk dalam kategori ODP maupun PDP, jika memang dalam kondisinya yang sehat dan berada di rumah masing-masing, diminta tetap wajib mematuhi anjuran kesehatan yang disampaikan pemerintah. Tetap melakukan isolasi mandiri dan terus menjaga jarak atau physical distancing, antara sesama dan keluarga. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat, rajin mencuci tangan dengan sabun dan memakai masker jika keluar keluar rumah.

“Rata-rata pasien ODP (Orang Dalam Pemantauan, red) dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan, red) yang saat ini menjalani isolasi rawat inap di RSUD Kudungga, kondisinya dalam keadaan sehat dan stabil. Karenanya jika nanti dipulangkan, tetap wajib menjalani anjuran kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Rajin mencuci tangan dengan sabun, menerapkan isolasi mandiri di rumah dan tetap jaga jarak minimal dua meter dengan orang lain. Kemudian tetap menggunakan masker saat keluar rumah dan terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Dengan demikian, upaya yang dilakukan diyakini mampu mencegah penularan COVID-19 di tengah-tengah masyarakat,” pungkas Bahrani.

Samarinda – Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi Kalimantan Timur dalam rangka penyusunan RKPD dengan tema menumbuhkan industri hilir yang mendukung ekonomi kerakyatan dan ekonomi kawasan di ruang Heart of Borneo (HoB), Selasa (28/4/2020).

“Tema ini selaras dengan Tema Rencana Kerja Pemerintah Nasional Tahun 2021 yakni ”Meningkatkan Industri dan Pariwisata di Berbagai Wilayah didukung oleh Investasi”. Keselarasan tema pembangunan Nasional dan Provinsi ini tentunya menjadi modal dasar bagi masuknya program pembangunan dan pendanaan dari Pemerintah Pusat ke Provinsi Kalimantan Timur” Ujar Isran

Nara sumber kali ini adalah Inspektur Jendral Kemendagri Tumpak Haposan Simanjuntak dan Rudy Prawiradinata Deputi Bidang Pengembangan Regional dari Bappenas dan diikuti oleh Bupati/Walikota Se-Kaltim serta Kepala OPD Lingkup Provinsi Kalimantan Timur.

Isran juga meminta agar dilakukan antisipasi pelemahan ekonomi global, nasional dan lokal akibat Pandemi Covid 19 yang saat ini kita alami. Program dan Kegiatan yang mengarah kepada pemulihan ekonomi dan sosial perlu untuk mendapatkan perhatian khusus dengan mengedepankan sinergitas Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota.

“Dalam kesempatan berbahagia ini, saya akan menyampaikan Penghargaan Perencanaan Pembangunan Daerah Terbaik dari hasil penilaian Tim Provinsi dengan kategori kabupaten dan kota. Adapun kategori kabupaten dengan peringkat pertama adalah Kabupaten Kutai Kartanegara, peringkat kedua Kabupaten Berau. Sementara untuk kategori kota peringkat pertama adalah Kota Balikapapan dan peringkat kedua Kota Samarinda” Tukas Isran.

Menutup sambutannya Isran mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang sudah berjuang dalam menanggulangi Pandemi Covid 19 di Kalimantan Timur dan meminta agar Gugus Tugas Covid 19 di tingkat Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten/Kota dapat terus bekerja dengan sungguh-sungguh dengan mengedepankan aspek kesehatan dan keselamatan.

PENAJAM – Pembangunan perumahan asrama Kodim 0913/Penajam Paser Utara (PPU) hampir rampung dan sudah mencapai 90% dan siap untuk di tempati, untuk itu Dandim 0913/PPU, Letkol Inf Mahmud meninjau langsung lokasi pembangunan perumahan Kodim 0913/PPU yang bertempat di Km 09 Kelurahan Nipah-Nipah Kecamatan Penajam Kabupaten Penjam Paser Utara, Selasa (28/4/2020).

Pembangunan perumahan asrama tersebut berjumlah 7 buah rumah yang terdiri dari 1 buah rumah dengan tipe 120 untuk Pejabat Dandim,1 buah rumah dengan tipe 90 untuk pejabat Kasdim dan 5 unit rumah dengan tipe 70 di peruntukan bagi pejabat Pasi.

Di sela-sela peninjauan ke lokasi bangunan kepada awak media Dandim 0913/PPU menjelaskan, pembangunan perumaham asrama Kodim sudah mencapai 90% dan tinggal beberapa minggu lagi kelar dan siap untuk di tempati oleh Pejabat Dandim, Kasdim dan pejabat Pasi.

Lanjutnya ,sebelumnya untuk pejabat Dandim tinggal di perumahan yang statusnya kontrak dan di harapkan ke depannya setelah pembangunan ini akan berlanjut untuk pembangunan berikutnya bagi anggota terutama yang belum memiliki rumah sendiri atau masih kost.

Sementara itu Rosyid selaku pelaksana pembangunan dari CV Aura Jaya Pratama perpanjangan tangan atau Sub Kontrak dari Zidam VI/Mulawarman (Mlw) saat mendampingi Komandan Kodim 0913/PPU menambahkan, pembangunan ini di mulai dari tanggal 26 Januari 2020 dan ini sudah berjalan 3 bulan, di perkirakan akan selesai dalam beberapa minggu ini, walaupun yang tertera di RAP selama 300 hari, akan kami usahakan agar lebih cepat 100 hari bisa selesai,”ujarnya.

Diketahui Kodim 0913/PPU yang resmi berdiri pada tanggal 31 Maret 2015 hingga sekarang belum mempunyai fasilitas Rumah Jabatan Dandim atau asrama Kodim, dan berkat kerja sama yang baik antara TNI dan Pemerintah Kabupaten PPU biasa terwujud dan Kodim 0913/PPU mendapat hibah tanah dari pemkab PPU seluas 5 Ha .

Penrem 091/ASN