Penajam – Seorang warga di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) yang sebelumnya positif COVID-19 dan sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Aji Putri Botung selama 26 hari, kini dinyatakan sembuh berdasarkan hasil pemeriksaan real-time PCR.

Bupati PPU, Abdul Gafur Mas’ud (AGM) dalam keterangan pers yang diterima wartawan Rabu ini mengungkapkan bahwa ada satu pasien positif yang dinyatakan sembuh berdasarkan pemeriksaan real-time PCR, yakni hasilnya negatif virus Corona.

AGM yang juga Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Kabupaten PPU ini berharap kesembuhan pasien tersebut bisa menjadi awal yang baik untuk kesembuhan bagi pasien lain yang saat ini masih positif virus Corona.

Pasien yang dinyatakan sembuh dari COVID-19 itu adalah Ahmad Babani (21 tahun). Pemeriksaan real-time PCR bagi Ahmad Babani terkait COVID-19 dilakukan sebanyak dua kali, yakni pada 14 dan 15 April 2020 dengan hasil negatif virus Corona.

Pemeriksaan klinis yang dilakukan oleh dokter penanggungjawab di RSUD Ratu Aji Putri Botung juga menyatakan kondisi Ahmad Babani sudah sangat baik, kemudian tidak menunjukkan atau tidak terdapat gejala COVID-19.

Sementara itu, hingga Rabu ini Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten PPU juga menerima konfirmasi ada satu warga berjenis kelamin perempuan, berusia 22 tahun yang dinyatakan positif virus Corona tanpa gejala atau orang tanpa gejala (OTG).

Warga tersebut diketahui kontak langsung dengan keluarganya yang positif COVID-19 sehingga saat ini dirawat di RSUD Ratu Aji Putri Botung.

Sementara keluarganya yang positif COVID-19 itu, kini masih menjalani isolasi di rumah sendiri karena harus mengurus bayi yang masih berusia 14 hari, sementara bayinya negatif virus Corona.

Bupati Penajam Paser Utara kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk mematuhi anjuran pemerintah agar penyebaran virus corona dapat segera ditekan.

“Bagi yang merasakan ada keluhan sakit segera menghubungi petugas medis di pusat layanan kesehatan terdekat dan sampaikan dengan jujur apa yang dirasakan,” tutur AGM.Rabu (29/4/2020)

Ia mengatakan bahwa masyarakat harus jujur dan menceritakan dengan tim mengenai pernah kontak langsung dengan siapa saja, atau pernah berkunjung ke daerah mana saja untuk membantu penanganan penyebarannya.

“Keterusterangan dari pasien selain untuk memudahkan petugas kesehatan dalam melakukan diagnosis (identifikasi) dengan tepat, juga untuk melindungi petugas medis dari terpaparnya COVID-19,” ungkap AGM. (mg)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *