Samarinda- Gubernur Kaltim, Dr H Isran Noor dan Wakil Gubernur, H Hadi Mulyadi melakukan video conference (vidcon) dengan Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV (Persero) Prasetyadi beserta jajaran direksi Pelindo IV, di ruang Heart of Borneo (HoB) Kantor Gubernur Kaltim, Senin (11/5/2020).

Gubernur menyampaikan ucapan selamat atas dilantiknya direktur utama dan beberapa direksi di Pelindo IV. “Saya tidak bisa mengarahkan, karena bapak lebih berpengalaman. Yang jelas saya menyambut bapak bertugas di Pelindo IV. Kami siap bekerjasama dan mengembangkan usaha di Kaltim Kariangau Terminal (KKT) ini,” ucap Isran Noor.

Menurut Isran, kerja sama di KKT dapat terus dilanjutkan dengan pertimbangan tentunya saling memberikan manfaat yang proporsional antara kedua belah pihak. Artinya daerah dapat manfaat dan Pelindo juga dapat manfaatnya.

“Kariangau ini punya prospek luar biasa long term nya. Karena sebuah teluk yang tidak banyak dimiliki oleh daerah lainnya. Apalagi di dekat kawasan Teluk Balikpapan juga akan ada Ibu Kota Negara (IKN) Baru Indonesia,” jelas Isran.

Sementara Wagub, Hadi Mulyadi mengatakan KKT memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan dan ditingkatkan khususnya di bidang ekspor berbagai komoditi unggulan Kaltim. “Saya harap kita bisa segera bertemu dan membicarakan lebih detail kerja sama pengembangan KKT ke depan. Selamat bertugas,” ucap Hadi.

Pada kesempatan ini, Dirut Pelindo IV, Prasetyadi menuturkan vidcon ini dalam rangka silaturahmi sekaligus melaporkan jajaran direksi baru Pelindo IV, karena memang ditengah pandemi Covid-19 saat ini tidak dimungkinkan untuk bertemu secara langsung. “Kita juga ingin meminta arahan dari Bapak Gubernur terkait kerja sama dalam KKT di Balikpapan,” ucap Pras, sapaan akrabnya.

Dalam vidcon kali ini juga diikuti oleh Pelaksana Tugas Sekprov Kaltim, HM Sa’bani, Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setprov Kaltim, Abu Helmi, Kepala Biro Perekonomian, Nazrin dan Kepala Satpol PP, Gede Yusa. Hadir juga dari PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT) dan direksi Pelindo IV.

 

BALIKPAPAN– Pemerinta Kota Balikpapan kembali mendapatkan bantuan APD (Alat Pelindung Diri) tahap kedelapan dari Kementerian Kesehatan ke Provinsi Kalimantan Timur tiba di Lanud Dhomber Balikpapan, Senin (11/5/2020).

Bantuan dibawa dengan menggunakan pesawat Hercules AI-7304, APD yang datang sejumlah 4.300 pcs (86 koli). APD tersebut akan didistribusikan ke seluruh rumah sakit rujukan COVID-19 di wilayah Kalimantan Timur.

Khusus Kota Balikpapan mendapat 800 pcs masing-masing untuk RS Kanujoso 300 pcs, Dinas Kesehatan 300 pcs, RSUD Beriman 100 pcs, dan RST dr Hardjanto 100 pcs.

Serah terima dilakukan oleh Dandim 0905, Kolonel Armed I Gusti Agung Putu Sujarnawa sebagai perwakilan TNI kepada Direktur RS Kanujoso Djatiwibo, dr. Edy Iskandar sebagai perwakilan Kadinkes Provinsi Kaltim.

Turut menyaksikan, Wakil Walikota Balikpapan Rahmad Mas’ud, Danlanud Kolonel Pnb. Hendrayansyah, Kepala BPBD Balikpapan Suseno, Asisten I Pemerintah Kota Balikpapan, Syaiful Bachri dan Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan dr. Andi Sri Juliarty.

BALIKPAPAN – Jumlah pengangguran diprediksi akan bertambah yang diakibatkan pandemi virus Corona. Begitupula dengan penambahan angka kemiskinan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Balikpapan Achmad Zaini menyebut belum ada data pasti peningkatan kemiskinan selama Triwulan 1-2020.

“Februari 2020 lalu, masih dilakukan survei sosial ekonomi nasional, untuk menggambarkan situasi, termasuk menggambarkan kemiskinan. Namun tersendat akibat pandemi ini,” ujarnya, Minggu (10/5/2020).

Zaini menyebut, pada awal Maret belum ada guncangan berarti terhadap perekonomian, khususnya di Balikpapan. Aktivitas masih berlangsung seperti biasa, sehingga dampaknya terhadap kemiskinan masih normal.

Pada Maret, April, Mei banyak pembatasan, orang yang tergolong miskin, bisa tambah miskin. Mereka yang punya pekerjaan, tidak memiliki tambahan penghasilan lagi, khususnya sektor informal.

Meski begitu angka kemiskinan di Balikpapan 2,4 persen, cukup kecil. Nomor 5 di Indonesia dari 413 Kabupaten/Kota di Indonesia.

Ia memprediksi, kemiskinan bisa saja bertambah. Kalau pertumbuhan ekonomi turun, maka berdampak pada pendapatan, utamanya pekerjaan informal.

Sejak pandemi Covid-19, tak sedikit perusahaan-perusahaan yang menutup operasionalnya. Ada yang sementara, ada juga hingga batas waktu yang tak bisa ditentukan.

Tutupnya sejumlah perusahaan hingga retail-retail besar seperti pusat perbelanjaan diprediksi akan menambah angka pengangguran sementara. Bahkan tak sedikit, perusahaan harus melakukan PHK pada karyawan-karyawannya.

“Pengangguran bertambah, banyak karyawan yang dirumahkan hingga PHK. Disnaker Kota, sudah tercatat 5.757 warga kehilangan pekerjaan, ini menambah 18 ribu jumlah pengangguran di Balikpapan,” jelas Zaini.

Kutai Timur – Memasuki pekan ketiga di bulan Mei 2020, jumlah pasien terkonfirmasi positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), tercatat ada sebanyak 31 orang. Dengan jumlah yang ada saat ini, menjadikan Kabupaten Kutim sebagai satu dari tiga Kabupaten/Kota di Kaltim yang masuk dalam zona ungu penyebaran Covid-19 di wilayah Kaltim. Selain itu, dari jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kutim, didominasi oleh pelaku perjalanan (PP) klaster Gowa (Sulawesi Selatan), beserta sejumlah orang dekat atau yang pernah melakukan kontak dengan PP Gowa (Sulawesi Selatan), yang juga ikut terpapar. Seperti, istri dan saudara, serta tenaga medis.

Menyikapi kondisi yang ada, Bupati Kutim, Ismunandar meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kutim, untuk lebih memberikan perhatian lebih kepada para PP dari Gowa (Sulawesi Selatan), beserta kontak dekat mereka. Pasalnya, sejumlah informasi yang menyebutkan jika masa inkubasi Covid-19 dari klaster Gowa (Sulawesi Selatan), lebih dari 14 hari di dalam tubuh, bahkan hingga sebulan. Karenanya, Ismu kembali meminta agar sejumlah PP dari Gowa (Sulawesi Selatan) beserta kontak eratnya yang telah dinyatakan negatif dari hasil tes rapid sebelumnya, untuk kembali dilakukan tes ulang.

“Saya sudah mengimbau agar semua warga Kutim yang merupakan pelaku perjalanan dari kegiatan Ijtima Gowa (Sulawesi Selatan), untuk melaporkan diri secara sukarela dan bersedia untuk dilakukan tes rapid. Sebab, ada informasi yang saya dapatkan dari daerah lain, bahwa masa inkubasi Covid-19 dari klaster Gowa (Sulawesi Selatan)  itu, lebih dari 14 hari, bahkan sebulan. Bisa dikatakan, lambat tetapi pasti (penularannya, red). Jadi yang belum dilakukan tes rapid, agar segera di tes dan rencananya, akan melakukan tes ulang untuk semua yang masuk klaster Gowa (Sulawesi Selatan),” ujar Ismu.

Lanjut Ismu, dengan masuknya Kutim di Zona Ungu, ini menjadi menjadi peringatan keras bagi semua masyarakat, bahwa saat ini penyebaran dan penularan Covid-19 di Kutim semakin tidak terkendali. Kutim saat ini tidak lagi berada di zona merah, tetapi pada posisi lebih berbahaya. Karenanya, Ismu meminta agar masyarakat lebih sadar dengan kondisi saat ini dan ikut peduli dengan kesehatan dan keselamatan sesama dari ancaman penyakit Covid-19.

“Kondisinya (penyebaran dan penularan, red) Covid-19 di Kutim sudah tidak terkendali. Karena tidak hanya di Sangatta, penularannya sudah merambah ke sejumlah kecamatan di Kutim. Padahal sebelumnya (kecamatan, red) masih zona hijau. Untuk itu, saya minta kepada masyarakat Kutim, untuk sadar dengan kondisi (penyebaran Covid, red) saat ini. Pedulilah akan kesehatan dan keselamatan diri dan sesama. Jangan sampai tertular atau menularkan Covid-19 kepada orang lain. Ikuti anjuran dan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, sebagaimana yang disampaikan pemerintah. Jika semua peduli dan sadar, serta patuh mengikuti anjuran kesehatan, maka diharapkan Covid-19 ini cepat berakhir di Kutim,” ucap Ismu.

Jakarta—Menteri Riset dan Teknologi,  Bambang Brodjonegoro menyatakan tes PCR (Polymerase Chain Reaction) kit dan Rapid Test sudah dalam tahap uji validasi dan registrasi di Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Untuk selanjutnya, Rapid Test ditargetkan bisa diproduksi sebanyak 50 ribu hingga 100 ribu unit tiap bulan.

“Ditargetkan akhir bulan ini untuk rapid test yang berbasis peptida sintesis ini bisa diproduksi 50 ribu-100 ribu unit. Kapasitas industri dari rapid test kit ini bisa mencapai 100 ribu unit per bulan, jadi diharapkan bisa memenuhi kebutuhan untuk tes yang bersifat masif,” ujar Bambang usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Jokowi melalui video conference, Senin (11/5/2020).

Selain rapid test, Bambang juga menambahkan sebenarnya masih ada tiga lagi jenis rapid test yang sedang dikembangkan namun masih membutuhkan waktu 1 sampai 2 bulan ke depan.

Mengenai PCR test kit atau tes kit yang berbasis PCR, dirinya melaporkan bahwa tahapannya juga sudah dalam tahap validasi dan registrasi yang nantinya akhir bulan ini diharapkan bisa diproduksi sampai 50 ribu unit juga.

“Dan ini tentunya akan membantu upaya yang kita untuk melakukan tes PCR secara masif sesuai dengan target Presiden mencapai 10.000 tes per hari,” ungkap Menristek.

Untuk ventilator, Menristek sampaikan yang telah dilaporkan sudah ada 4 prototipe ventilator yang selesai pengujian alatnya oleh BPSK (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan) Kementerian Kesehatan dan saat ini yang sedang menjalani uji klinis.

“Bahkan satu di antara 4 itu yang berasal dari ITB itu sudah selesai uji klinis dan diharapkan bisa segera masuk fase produksi,” urainya.

Sedangkan yang lain dari UI, dari BPPT, maupun dari PT Dharma (swasta) itu, menurut Menristek, masih akan menyelesaikan uji klinis dalam hari-hari ini sehingga kemungkinan minggu depan produksi dalam jumlah besar sudah bisa dilakukan.

“Kapasitas produksi kira-kira itu adalah 100 unit ventilator per pabrik per minggu. Jadi diharapkan ini bisa mengejar kebutuhan ventilator kita yang memang masih cukup besar di berbagai tempat di Indonesia,” ujarnya.

Menristek juga menyampaikan bahwa mobile laboratorium biosafety level (BSL) saat ini sedang diselesaikan oleh BPPT dan targetnya tanggal 20 Mei nanti sudah bisa dioperasikan di Rumah Sakit Wisma Atlet.

“Tentunya ini bisa membantu upaya percepatan pemeriksaan dari sampel dengan kapasitas bisa sampai 250 sampel per hari,”urainya

Di luar alat kesehatan, Menristek juga menyampaikan update mengenai obat, yang sedang dilakukan clinical trial terhadap berbagai jenis obat yang saat ini banyak dipakai di berbagai negara untuk pasien Covid-19.

“Selain itu kami juga melakukan uji klinis terhadap pil kina sebagai salah satu komponen obat modern asli Indonesia. Untuk suplemen, saat ini sedang dilakukan uji klinis di rumah sakit Wisma Atlet untuk berbagai bahan herbal Indonesia yang diharapkan bisa meningkatkan daya tahan tubuh terhadap Covid-19,” ungkapnya.

Mengenai terapi, Menristek sampaikan bahwa update dari plasma konvalesen, ternyata sudah dikembangkan di beberapa rumah sakit dan saat ini sudah ada protokol nasional untuk melakukan clinical trial di lebih banyak rumah sakit di Indonesia, sehingga diharapkan bisa meningkatkan tingkat kesembuhan dari para pasien Covid-19.

Menurut Menristek, untuk vaksin memang masih membutuhkan waktu, tapi paling tidak dengan sudah dimulai whole genome sequencing yang sudah di–submit oleh Eijkman dan kemudian juga oleh Universitas Airlangga Surabaya, maka selanjutnya bisa mendeteksi jenis virus Covid apa yang saat ini beredar atau yang mewabah di Indonesia.

“Kemudian untuk serum saat ini prosesnya sedang ditahap awal,” pungkas Menristek seraya menambahkan bahwa sudah mulai dikembangkan pendekatan stem cell untuk bisa memperbaiki jaringan paru-paru yang rusak akibat Covid-19.

Sumber : Youtube Sekretariat Presiden

-Setkab.go.id

Samarinda– Update Covid-19 per Senin 11 Mei 2020, Pasien sembuh dan terkonfirmasi Positif Covid-19 di Kaltim mengalami peningkatan.

Dengan penambahan 4 kasus pasien sembuh hari ini, maka kasus sembuh di Kaltim yang sebelumnya 34 kasus kini menjadi 38 kasus.

Meskipun kasus tidak seimbang dengan kasus positif hari ini naik menjadi 225 kasus, tetapi 38 kasus sembuh ini memberikan semangat bagi para tenaga medis untuk semakin keras berjuang menghadapi Covid-19.

Hal tersebut diucapkan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltim Andi Muhammad Ishak saat video conference melalui aplikasi zoom cloud video meeting, Senin (11/5/2020).

Andi menjelaskan kasus sembuh Covid-19 per 11 Mei 2020 sebanyak 4 kasus. Kasus pertama berasal dari Kota Bontang 1 Kasus yaitu BTG 2 pelaku perjalanan dari Jakarta.

Kemudian kedua Kota Samarinda 2 kasus merupakan SMD 10 dan SMD 20 merupakan kasus dari kluster Gowa (Sulawesi Selatan) dan ketiga BPN 18 merupakan kasus yang telah dirawat di RSUD Beriman Balikpapan.

Seluruh kasus tersebut dinyatakan sembuh karena dari hasil laboratorium BBLK Surabaya (Jawa Timur) dinyatakan 2 kali dengan hasil negatif serta hasil pemeriksaan klinis dari dokter penanggung jawab pelayanan yang merawat kasus konfirmasi Covid-19 tersebut menyatakan bahwa secara klinis memiliki kondisi sudah sangat baik, tidak ada gejala.

Lanjutnya Untuk kasus terkonfirmasi hari ini terjadi penambahan 7 kasus sebagai berikut:

Kota Samarinda 3 Kasus

  1. SMD 31 (Laki-laki 28 tahun) merupakan PDP pelaku perjalanan dari Magetan (Jawa Timur) yang telah dirawat di RS Karantina Bapelkes sejak 28 April 2020.
  2. SMD 32 (Laki-laki 33 tahun) merupakan PDP dari kluster Gowa (Sulawesi Selatan), pasien telah melakukan isolasi diri dirumah sejak 29 April 2020.
  3. SMD 33 (Laki-laki 36 tahun) merupakan PDP Meninggal yang telah dirawat di RS Dirgahayu pada 2 Mei 2020 dengan comorbid Stroke. Kondisi kasus memburuk dan dilaporkan meninggal pada 3 Mei 2020.

Kabupaten Kutai Barat 2 kasus

  1. KBR 17 (Laki-laki 43 tahun) merupakan ODP dari kluster Gowa (Sulawesi Selatan) telah melakukan perawatan di rumah. Kasus rencana akan di rawat di RS Pratama pada hari ini.
  2. KBR 18 (Laki-laki 20 tahun) merupakan OTG dari kluster Gowa (Sulawesi Selatan) telah melakukan perawatan di rumah. Kasus rencana akan di rawat di RS Pratama pada hari ini.

 Kabupaten Kutai Kartanegara 1 Kasus

  1. KKR 25 (Laki-laki 21 tahun) merupakan ODP dari kluster Gowa (Sulawesi Selatan) yang telah dirawat di RS Karantina Bapelkes sejak 6 Mei 2020.

Kabupaten Penajam Paser Utara 1 Kasus

  1.  PPU 18 (Laki-laki 35 tahun) merupakan ODP Pelaku perjalanan dari Gowa (Sulawesi Selatan) dirawat seja 24 April di RSUD Ratu Aji Putri Botung dengan Rapid Positif.

“Kasus hari ini, didominasi kluster Ijtima Gowa (Sulawesi Selatan) dan klaster Magetan (Jawa Timur), sehingga total jadi 225 kasus,”sebutnya.

Selain tambahan kasus sembuh dan terkonfirmasi positif Covid-19, Andi juga mengumumkan ada penambahan 3 kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 9 kasus dari Kabupaten Kutai Barat 2 kasus, Kabupaten Kutai Kartanegara 5 kasus, Kota Samarinda 1 kasus dan Kabupaten Penajam Paser Utara 1 kasus.

Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 3 kasus dari total 8.832 kasus, selesai pemantauan 8.121 kasus dan masih dalam proses pemantauan ada 711 kasus.

Dirinya juga menambahkan ada penambahan 11 PDP dengan hasil negatif dari Kabupaten Berau 4 kasus, Kabupaten Kutai Timur 2 kasus, Kota Balikpapan 1 kasus dan Kota Samarinda 4 kasus.

Ujoh Bilang (11/5)-Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur, mengingatkan kepada Tim Verifikasi Data Penduduk Terdampak COVID-19 menghindari bias data yang akan dijadikan rujukan untuk pemeberian bantuan sosial (bansos) baik dari pusat maupun daerah.

“Perlu kecermatan dan ketelitian oleh tim dalam pendataan karena kita harus bisa menghindari yang namanya bias data. Penyaluran bantuan jangan sampai tidak tepat sasaran, itu kata kuncinya,” ujar Pj Sekkab Mahulu Stephanus Madang di Ujoh Bilang, Senin.

Sebelumnya, dalam acara pelepasan Tim Verifikasi Data Penduduk Terdampak COVID-19 di Balai Pertemuan Umum (BPU) Ujoh Bilang, ia juga mengatakan, diperlukan kehati-hatian tim dalam melakukan pendataan dan verifikasi agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Jika tim tidak cermat, maka bias data bisa saja terjadi, misalnya ada warga tidak mampu namun tidak terdata. Sebaliknya, ada warga mampu tapi terdata, bahkan bisa jadi ada data ganda, sehingga ketelitian menjadi keharusan oleh tim dalam melihat kondisi lapangan agar bantuan yang akan diberikan benar-benar tepat sasaran.

Ia juga mengatakan, dibutuhkan akurasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) penerima banso bagi masyarakat terdampak COVID-19 yang tersebar pada 50 kampung (desa) di Mahulu, sehingga bansos pemerintah pusat maupun pemerintah kabupaten diterima bagi mereka yang berhak.

Data yang tidak akurat, lanjutnya, maka dapat mengakibatkan bantuan yang disalurkan pemerintah menjadi tidak tepat sasaran, sehingga hal ini harus benar-benar menjadi perhatian semua pihak, terutama oleh tim yang mendapat kepercayaan ini.

“Formatnya sudah tersedia sehingga tinggal dijalankan secara cermat, teliti, dan sabar. Harapannya adalah agar data yang kita peroleh betul-betul valid dan bisa dipertanggungjawabkan,” ujar Madang.

Sementara Asisten Bidang Pemerintahan dan Humas Mahulu Dodit Agus Riyono, dalam kesempatan itu mengatakan bahwa melalui akurasi data, maka Pemkab Mahulu akan menyalurkan bansos kepada masyarakat terdampak COVID-19, sehingga hal ini harus menjadi perhatian.

“Fungsi dari penyaluran ini juga untuk menjamin keadilan, sehingga kita harus dapat memberikan data yang betul-betul valid,” ucap Dodit.

Ia juga berpesan agar tim verifikasi data setiap hari melakukan evaluasi di lapangan, kemudian melakukan pengecekan ulang dari hasil pendataan yang dilakukan, tujuannya adalah untuk menjamin keakuratan data. (mg)

Penajam – Sebanyak 12 tenaga medis di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), diduga tertular virus dari pasien yang dinyatakan positif Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), sehingga untuk sementara ini terpaksa mereka diistirahatkan dari tugas.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten PPU, Arnold Wayong saat dihubungi mengatakan bahwa ke-12 tenaga kesehatan memang diduga ikut tertular dari pasien positif virus Corona yang ditanganinya, karena setelah dilakukan rapid test (tes cepat), ternyata ke-12 tenaga kesehatan itu dinyatakan positif COVID-19.

Ia mengatakan bahwa kebijakan mengistirahatkan 12 tenaga medis dan tenaga kesehatan tersebut setelah hasil “rapid test” mereka reaktif, alias positif.

Tenaga medis dan tenaga kesehatan yang diistirahatkan itu tersebar di sejumlah lokasi tugas, seperti di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Aji Putri Botung dan di Puskesmas di wilayah Kecamatan Penajam.

“Jumlah yang diistirahatkan itu ada 10 tenaga medis di RSUD, kemudian 2 tenaga medis di Puskesmas Penajam,” tutur Arnold Wayong. Senin (11/5/2020)

Ia melanjutkan, hasil rapid test tenaga medis di RSUD sudah dilanjutkan dengan tes swab, tapi hasilnya belum ke luar, sedangkan tes swab bagi tenaga medis di Puskesmas dilakukan setelah rapid test di RSUD. “Untuk tes swab harus dilakukan dua kali,” katanya.

Menurutnya, para tenaga medis dan tenaga kesehatan tersebut sebenarnya sudah menggunakan alat pelindung diri lengkap saat menangani pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19.

“Jadi ada kemungkinan juga mereka itu terpapar virus ini dari luar, yakni pada saat setelah selesai bekerja, atau mungkin juga saat menangani pasien positif virus corona,” ucap dia.

Untuk lebih memastikan hal itu, maka pemeriksaan 10 tenaga kesehatan di RSUD Ratu Aji Putri Botung akan dilanjutkan dengan tes swab.

Sementara bagi tenaga kesehatan di Puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Penajam, pemeriksaan swab-nya dilakukan pada Minggu (10/5) dan Senin ini (11/5). (mg)

 

BONTANG – Pembangunan 16 kamar isolasi baru untuk pasien Covid-19 di Kota Bontang dikebut. Progresnya sudah 90 persen, tinggal penyelesaian akhir.

“Sudah ada 90 persen, cuman detailnya bisa tanya kontraktornya. Mudahan pekan ini bisa selesai semua,” ungkap Plt Direktur RSUD Taman Husada Bontang, dr I Gusti Made Suarka.

Pekerjaan kamar isolasi baru khusus penanganan Corona ini memang sengaja dikebut. Itu juga termasuk instruksi Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni. Makanya, lanjut dr I Gusti, para pekerja sampai pukul 22.00 Wita.

“Jika tidak ada halangan, bisa jadi Senin (11/5) bisa dipakai. Nanti dites dulu, alat-alatnya (kesehatan), toiletnya. Masih ada waktu sampai Senin,” tuturnya.

Dari pantauan media, sebagian besar pekerja melakukan pemasangan kaca sebagai sekat antar ruangan. Sebagian lagi melakukan finishing bagian lantai di gedung yang awalnya diproyeksi jadi klinik rawat inap dan parkir RSUD Taman Husada Bontang.

Selain 16 ruang isolasi, tersedia pula ruang radiologi dilapisi timah hitam sekitar 2 milimeter dan ruang periksa pasien. Bahkan ruang isolasi ini juga memiliki ruang kontrol untuk memonitor pasien dengan closed circuit television (CCTV) dan nurse call.

RSUD Taman Husada turut membuat ruang khusus perawat dan empat kamar mandi untuk tenaga medis yang bertugas di ruang isolasi Covid-19 ini. Setiap ruangannya disekat dengan kaca dengan dilapisi stiker sunblast.

Di dalam masing-masing kamar isolasi ini sudah terpasang 2 lampu, 1 televisi, 1 kipas angin, 13 stop kontak, tempat cuci tangan, dan ada kamar mandi.

Masing-masing kamar isolasi memiliki CCTV agar memudahkan perawat memantau keadaan pasien Covid-19. Setiap kamar juga sudah terpasang nurse call berbentuk tombol dan mic sebagai alat pemanggil perawat, nurse call ini terdapat di kamar mandi dan di dekat tempat tidur pasien.

BALIKPAPAN – RSU Kanujoso Djatiwibowo kembali mendapatkan dua fasilitas kesehatan untuk mendiagnosa pasien infeksi COVID-19.  Sebelumnya, kota Balikpapan telah mendapatkan alat Polymerase Chain Reaction (PCR), ditempatkan di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan, alat Tes Cepat Molekuler (TCM) Khusus COVID-19 segera dioperasikan oleh RS Kanujoso Djatiwibowo.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan, RS Kanujoso Djatiwibowo telah ditunjuk Kementerian Kesehatan sebagai rumah sakit pertama di Kalimantan Timur, diutamakan mendapat bantuan cartridge TCM (Tes Cepat Molekuler).

“Dengan adanya dua alat ini, maka proses untuk mengetahui hasil diagnosa infeksi COVID-19 di kota Balikpapan lebih cepat didapat dan penanganan terhadap pasien bisa cepat dilakukan,” jelas Andi Sri Juliarty, Minggu (10/5/2020).

Sebelumnya pemeriksaan spesimen swab test yang dilakukan kepada pasien COVID-19 di Balikpapan dikirim ke Puslitbangkes Jakarta dan Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.

Proses ini bisa memakan waktu tujuh sampai sepuluh hari, bahkan lebih. Karena itu, Andi Sri Juliarty berharap, alat PCR di RS Pertamina Balikpapan diharapkan bisa beroperasi mulai besok, Senin (11/5/2020).

“Sedangkan cartridge TCM untuk RS Kanujoso Djatiwibowo juga ditargetkan datang pada pekan ini,” ungkapnya.  Dengan cartridge khusus tersebut, mesin TCM yang sebelumnya digunakan untuk prosedur pemeriksaan Tuberkulososi (TB) di rumah sakit Kanujoso dapat dikonversi untuk mendiagnosa infeksi COVID-19.