BONTANG — Pandemi Covid-19 membuat ada yang berbeda pada tahun ini bagi masyarakat Kota Bontang menjalankan ibadah Ramadan maupun Hari Raya Idulfitri. Musababnya, selain melaksanakan salat Tarawih di rumah, Salat Idulfitri diberlakukan hal sama. Hal itu untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Bontang, Kalimantan Timur.

Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni mengatakan keputusan ini diambil usai melakukan rapat bersama antara TNI-Polri, Diskes Bontang, Kemenag Bontang, MUI Bontang, serta pemuka agama di Kota Bontang telah menyepakati bersama terkait salat Idulfitri di tengah Covid-19, Sabtu (16/5) siang.

“Alhamdulillah, usai bermusyawarah dengan TNI-Polri, Diskes Bontang, Kemenag Bontang, MUI Bontang, serta pemuka agama di Kota Bontang, kita sepakat untuk menggelar Salat Id di rumah saja,” jelas Neni Moerniaeni.

Warga Bontang juga diminta untuk tidak melaksanakan salat Idulfitri di lapangan, musala, maupun di masjid saat Covid-19 tengah terjadi di Kota Bontang. Hal itu dilakukan untuk kemaslahatan dan keselamatan masyarakat.

Menurut Neni, ini memang pilihan terbaik di kondisi seperti ini. Dia khawatir akan muncul kasus baru karena perilaku untuk tidak berdekatan safnya dan tidak berinteraksi akan sulit dilakukan. Belum lagi, jika ada pendatang atau pemudik ikut salat.

“Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu agar kita bisa beraktivitas seperti sedia kala,” harap Neni. (*)

Walikota Balikpapan Rizal Effendy menjelaskan bahwa ada penambahan 9 pasien COVID-19 dinyatakan sembuh, total ada 28 pasien sampai saat ini dinyatakan sembuh dan tersisa ada 15 pasien yang masih dirawat.

Tentu saja ini trend yang baik walaupun jumlah pasien dalam pengawasan yang dirawat dan menunggu hasil swab tes masih ada 14 orang. Transmisi lokal walaupun terjadi sebagian besar bisa dilakukan tracking dan sementara dapat ditekan.

Penajam (16/5) – Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara (Dinkes PPU) hingga kini masih menunggu sebanyak 1.000 alat uji cepat (rapid test) yang lebih sebulan lalu telah dipesan dari Jakarta. Alat tersebut akan digunakan untuk mendeteksi Coronavirus 2019 (COVID-19).

 

“Pemesanan sebanyak 1.000 rapid test tersebut telah kami lakukan sejak awal April 2020, namun hingga kini belum datang, semoga dalam waktu dekat segera dapat kabar,” ujar Kepala Dinkes Kabupaten PPU, Arnold Wayong di Penajam.

 

Akibat belum tibanya alat yang dipesan tersebut, maka pihakny masih mengandalkan alat uji cepat deteksi COVID-19 bantuan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

 

Bantuan rapid test dari Pemprov Kaltim, lanjutnya, diutamakan bagi pasien dalam pengawasan (PDP) dan para tenaga kesehatan yang menangani pasien COVID-19.

 

“Sedangkan alat uji cepat mendeteksi virus corona yang sedang dipesan, akan diprioritaskan untuk 11 pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang tersebar di wilayah PPU,” tutur Wayong.

 

Ia menyatakan bahwa seluruh kantor kecamatan dan OPD (organisasi perangkat daerah) di PPU, terutama yang melayani masyarakat secara langsung juga akan menjadi prioritas mendapat alat rapid test untuk penanganan COVID-19.

 

Baru-baru ini, lanjut Wayong, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) PPU juga mengajukan pemeriksaan cepat virus corona, sebagai antisipasi potensi penularan virus corona di kalangan pegawainya.

 

April lalu, lanjut Wayong, pihaknya menerima bantuan 200 alat pelindung diri (APD) dan 200 alat pemeriksaan cepat (rapid test) dari Pemprov Kaltim. Kemudian disalurkan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Aji Putri Botung dan semua Puskesmas yang tesebar di PPU.

 

“Bantuan dari rapid test dari Provinsi Kalimantan Timur telah dibagikan ke rumah sakit dan Puskesmas. Sedangkan rapd test yang kami telah pesan, nanti kalau sudah datang, sebagian akan kami gunakan untuk melakukan tes bagi OPD yang memberikan pelayanan langsung ke masyarakat,” ucap Wayong. (mg)

Jumat, 15 Mei 2020

BALIKPAPAN-Alat polymerase chain reaction (PCR) dua pekan lalu, di tempatkan di RS Pertamina itu, dipastikan dapat beroperasi pekan depan, Senin (18/5/2020), kepastian itu, diamini Kementerian BUMN.

Alat PCR itu dapat membantu pendeteksi sampel swab pasien COVID-19, khususnya Balikpapan. Bahkan, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, alat tersebut, tidak hanya akan mendeteksi sampel swab pasien di Kota Balikpapan. Namun, dapat melakukan deteksi sampek pasien dari Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) bahkan, juga Kalimantan Utara (Kaltara).

“Dari PPU dan Paser kita terima, kemungkinan juga Kalimantan Utara, dinilai dekat penerbangan ke kota Balikpapan,” kata Rizal Effendi.

Adapun alat PCR di Kota Samarinda akan melayani, kabupaten lain. Diantaranya, Kutai Timur, (Kutim), kertanegara (Kukar), Kutai Barat (Kubar), Berau dan Mahakam Ulu.

“Dinilai jarak dari kota Samarinda, masih dekat, dari Kabupaten tersebut,” kata Wali Kota Balikpapan.

Menurutnya, kedua alat PCR tersebut, baik di Balikpapan dan Samarinda juga melayani daerah terdekat, agar hasilnya dapat lebih cepat diketahui.

Dikesempatan sama, Direktur RSPB Samsul Bahri menyampaikan, alat PCR ini beberapa hari ini, kami telah ujicoba sebelum dioperasikan. Untuk memastikan alat PCR ini dapat berjalan dengan baik.

Meski dalam tahap awal itu, pihaknya hanya akan melakukan 40 pemeriksaan. Dan sangat berhati-hati. “Harus menjaga safety, dan tidak boleh main-main dengan kuman,” urainya

Adapun stok reagen PCR sangat terbatas, saat ini tersedia 5 ribu stok. Meski akan didatangkan lagi secara bertahap sesuai dengan order.

(Ahmad Yani)

Samarinda—- Berdasarkan data terkini yang disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltim, Andi Muhammad Ishak, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 mengalami penambahan sebanyak dua (2)  kasus

“Hingga Sabtu 16 Mei 2020 sore, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 telah mencapai angka 253 kasus,”Ucapnya saat video conference melalui aplikasi zoom cloud video meeting, Sabtu (16/5/2020).

Andi pun menjabarkan dua (2) kasus tersebut berasal dari Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Satu (1) kasus merupakan KKR 41 laki-laki 40 tahun kasus PDP yang telah dirawat di Wisma Atlet Kutai Kartanegara sejak 9 Mei 2020 dengan rapid test reaktif.

Selanjutnya, satu (1) kasus dari Kota Balikpapan merupakan BPN 46 laki-laki 70 tahun merupakan kasus kontak erat BPN 39 yang telah dirawat di RSUD Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan sejak 12 Mei 2020 dengan rapid test reaktif.

Dari total kasus Covid 19 di Kaltim jumlah terbanyak berada di Kota Balikpapan sebanyak 46 kasus disusul Kabupaten Kutai Kartanegara 41 kasus, Kabupaten Kutai Timur 35 kasus, Kota Samarinda 34 kasus, Kabupaten Berau 34 kasus.

Kemudian Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) 19 kasus, Kabupaten Kutai Barat 18 kasus, Kabupaten Paser 15 kasus, Kota Bontang 11 kasus dan Kabupaten Mahakam Ulu 0 kasus.

Sementara pasien yang dinyatakan sembuh, turut mengalami penambahan sebanyak dua (2) kasus berasal dari Kabupaten Paser yaitu PSR 4 laki-laki 28 tahun dan PSR 5 Wanita 35 tahun.

“Terkait Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tidak ada penambahan, totalnya tetap 745 kasus dan PDP dengan hasil negatif juga tidak ada tambahan,” jelasnya

Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) ada tambahan 25 kasus dari total 9. 252 kasus, selesai pemantauan 8.491 kasus dan masih dalam proses pemantauan ada 761 kasus.

KUKAR – Meskipun terjadi lonjakan penambahan kasus terkonfirmasi positif Coronavirus Disease (Covid-19) di wilayah Kutai Kartanegara, kesembuhan pasien juga mulai terlihat, dimana 1 Pasien terkonfirmasi positif, akhirnya dinyatakan sembuh setelah menjalani 2 kali pemeriksaan swab dengan hasil negatif.

Pasien tersebut yakni KK-03 atas nama Ismail, usia 22 tahun dan merupakan warga dari Kecamatan Sebulu. Ismail diketahui masuk RSUD. AM Parikesit, Tenggarong Seberang pada tanggal 15 April 2020, dan ditetapkan sebagai PDP karena memiliki riwayat perjalanan dari Malang, Jawa timur dengan keluhan demam berdarah. Kondisinya terus membaik dan stabil, selanjutnya menjalani isolasi di Wisma Atlet, Tenggarong Seberang, hingga diumumkan kesembuhannya.

” KK-03 ini telah menjalani masa perawatan selama kurang lebih satu bulan dan telah dilakukan pemeriksaan swab kedua dan ketiga dengan hasil semuanya negatif, sehingga dinyatakan sembuh. Saya ucapkan selamat kepada KK-03 dan keluarga atas kesembuhannya,” jelas Bupati kukar, Edi Damansyah saat menggelar video conference kepada sejumlah wartawan, Kamis (15/05/2020).

Edi menambahkan agar pasien sembuh ini untuk tetap lakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari ke depan, dan berpesan untuk dapat menjadi contoh bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya dalam upaya pencegahan COVID-19 melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), selalu menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan, menjaga jarak fisik, dan selalu menggunakan masker jika keluar rumah.

Di tempat terpisah Ismail, yang juga mengikuti video conference ini mengaku saat karantina dirinya aktif berjemur dan melakukan berbagai aktifitas yang mengeluarkan keringat, diakuinya pelayanan maupun perawatan dari pemerintah serta petugas kesehatan sangat baik hingga dirinya bisa sembuh.

” Buat temen – temen positif, tetap semangat, karena ngak ada penyakit yang nggak sembuh, ” kata Ismail.

Tercatat hingga saat ini kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kukar adalah 39 kasus terdiri dari 36 orang sedang menjalani perawatan dan 3 kasus dinyatakan telah sembuh.