Samarinda—Pandemi virus corona (Covid-19) tak hanya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi juga berdampak terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs).
Guna membahas hal tersebut United Cities and Local Goverment Asia Pasific (UCLG ASPAC) Bersama Pemerintah Provinsi se Indonesia menggelar Web seminar melalui aplikasi Zoom meeting dengan mengangakat tema “Komitmen Daerah Dalam Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2020-2030 (TPB) Pasca Pandemi Covid-19”.
Kegiatan tersebut merupakan Webshare yang ke sepuluh bagi United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG ASPAC).
Mewakili Gubernur Kaltim, Dr. H Isran Noor, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, HM Jauhar Effendi dalam penyampaiannya menuturkan, berdasarkan proyeksi kesiapan daerah menyongsong SDGs yang dilakukan Universitas Padjadjaran bahwa posisi Kaltim memiliki skor 2,49.
“Dan itu menunjukkan yang paling siap untuk mewujudkan target SDGs 2030,”ujar Jauhar di ruang Heart of Borneo (Hob), Jum’at (12/6/2020).
Jauhar menjelaskan sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kaltim 2019-2023, Pihaknya telah menyusun Rencana Aksi Daerah TPB yang bertujuan memastikan pencapaian TPB mendapatkan dukungan dari pemerintah provinsi, kabupaten dan kota serta pihak-pihak yang memiliki komitmen terhadap pencapaian TPB/MDGs.
Di Kaltim telah ditetapkan melalui Peraturan Gubernur untuk TPB ini yang setiap tahun dipastikan dapat diidentifikasi program dan kegiatan pembangunan daerah, termasuk besaran alokasi dana yang diarahkan untuk pencapaian masing-masing dari 17 tujuan TPB.
“Tentu setelah terjadi pandemi Covid-19 ini membawa dampak negatif terhadap capaian pembangunan di Kaltim. Beberapa indikator pembangunan terutama pertumbuhan ekonomi, masalah kemiskinan dan pengangguran akan mengalami kontraksi atau penurunan dari target yang ditetapkan,”bebernya.
Ia juga mengungkapkan, pada tahun 2019 pertumbuhan ekonomi mencapai 4,77 persen dan dengan adanya dampak ini tahun 2020 diperkirakan turun 0,76 sampai minus 1,38 persen.
“Untuk presentasi kemiskinan pada tahun 2019 mencapai angka 5,94 persen di ini perkirakan akan meningkat mencapai tujuh persen di tahun 2020 dan pengangguran akan meningkat dari 6,09 persen menjadi 8,06 sampai 9,04 persen tahun 2020,”ungkapnya.
Sementara itu dalam penanganan Covid-19, pihaknya telah menyiapkan alokasi anggaran Rp 536 miliar dan itu dibagi pada tiga sektor yakni kesehatan, pemulihan ekonomi dan bantuan sosial masyarakat (Bansos).
Selain itu, lanjut Jauhar jika melihat angka yang terkonfirmasi Covid 19 di Kaltim ada sebanyak 365 kasus, lalu yang meninggal empat kasus (1,1 persen). Namun angka kesembuhan cukup besar yakni 236 kasus atau 64,65 persen.
“Kalau kita melihat tingkat kesembuhan dari penderita Covid 19 ini secara nasional mencapai ranking yang ke 9,”tambahnya.
Di ketahui kegiatan tersebut diikuti beberapa wilayah di Indonesia antara lain Provinsi Kalimantan Timur, Gorontalo, Bengkulu, DKI Jakarta, Kota Pekanbaru, Sulawesi Utara dengan dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah seperti Wali Kota Gorontalo, Marten A. Taha, Walikota Bengkulu, H Helmi Hasan, serta instansi terkait seperti Bappeda Kota Pekanbaru, Bapelitbang Kota Bengkulu, Bappeda Bojonegoro.
Menghadirkan narasumber Staf Ahli Menteri PPN Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan selaku Kepala Sekretariat Koordinasi Nasional SDGs, Amalia Adininggar Widayasanti dan Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Nyoto Suwignyo, Secretary General UCLG ASPAC Dr Bernadia Irawati Tjandradewi.