Kutai Timur – Sebagai upaya Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dalam pemulihan perekonomian bagi masyarakat kecil, yakni rencana aksi penyelamatan pada bidang ekonomi khususnya kepada petani, peternak dan pelaku dunia usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang terdampak akibat pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), adalah dengan memberikan bantuan dana atau paket stimulus kepada para pelaku dunia usaha, sesuai usulan dari masing-masing instasi teknis pemerintah yang menangani. Salah satu instansi teknis pemerintah Kutim yang mengajukan usulan paket stimulus kepada pelaku usaha kecil yang terdampak COVID-19, adalah Dinas Pertanian (Distan) Kutim.
Kepala Dinas Pertanian Kutim, Sugiono menuturkan jika pihaknya sudah mengajukan usulan anggaran pemulihan ekonomi kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kutim, bagi sejumlah kelompok tani di Kutim yang terdampak COVID-19. Usulan anggaran stimulus pertanian yang bersifat jangka pendek tersebut, nilainya lebih kurang mencapai Rp 8,8 Miliar.
“Sudah kami usulkan kepada TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah, red) Kutim, untuk stimulus pertanian dalam rencana aksi penyelamatan bidang ekonomi, khususnya bagi petani dan peternak di Kutim yang terdampak COVID-19. Memang (anggaran stimulus, red) ini untuk jangka pendek, tujuannya menyelamatkan ekonomi dan mengembalikan modal para petani dan peternak yang tidak bisa balik modal akibat COVID-19. Nilainya (stimulus pertanian, red) mencapai Rp 8,8 Miliar,” ujar Sugiono kepada wartawan, Senin (22/6), di ruang kerjanya.
Lanjut Sugiono, anggaran Rp 8,8 Miliar ini diperuntukkan untuk pembiayaan pengembangan pertanian bawang merah lebih kurang Rp 2 Miliar, kemudian untuk peternakan ayam pedaging dan ayam petelur dengan masing-masing bantuan stimulus lebih kurang Rp 1 Miliar. Ada juga untuk pembiayaan pertanian holtikultura, seperti petani aneka jenis sayuran, semangka dan labu.
“Untuk pengembangan budidaya bawang merah, kita anggarkan lebih kurang Rp 2 Miliar. Ada juga untuk peternakan ayam pedaging dan ayam petelur, yang masing-masing kita anggarkan sekitar Rp 1 miliar. Karena saat terjadi hantaman pandemi COVID-19, banyak kandang ayam peternak yang kosong, akibat jatuhnya harga ayam pedaging hingga mencapai Rp 20.000 per ekor. Juga goyangnya harga telur di pasaran saat itu. Sehingga terpaksa ayam tetap dijual murah untuk mengurangi biaya pemeliharaan. Kami juga anggarkan pembiayaan stimulus untuk petani holtikultura, seperti sayuran, semangka dan termasuk labu. Intinya membantu pembiayaan atau modal mereka (petani dan peternak, red),” jelasnya.
Tidak hanya pengajukan pembiayaan permodalan, Dinas Pertanian Kutim juga mengajukan bantuan peralatan mekanis penunjang pertanian. Mulai dari penyediaan pompa air, mesin Hand Traktor dan Rotavator, yang akan dialokasikan pada beberapa kecamatan yang memang membutuhkan.
“Tidak hanya untuk stimulus permodalan, kami juga menganggarkan bantuan peralatan mekanis penunjang pertanian. Seperti pengadaan mesin pompa air, karena sesuai perkiraan dari BMKG (Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika, red) bahwa kita akan segera memasuki musim kemarau. Mesin pompa air ini sangat dibutuhkan petani kita, terutama pada daerah persawahan dan pertanian yang hanya bergantung pada tadah hujan atau sumber pengairannya cukup jauh.. Termasuk usulan penyediaan mesin Hand Traktor dan Rotavator, untuk pengolahan lahan pertanian. Sekarang semua usulan ini kita tunggu, apakah benar-benar bisa terealisasi atau tidak. Jika nantinya semua (usulan, red) terealisasi, tentu akan sangat membantu petani kita di kecamatan, terutama yang saat ini tengah tertatih akibat pandemi COVID-19,” ujar Sugiono.