Samarinda—-Dalam rilisnya Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, menyebutkan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Kalimantan Timur Juni 2020 sebesar 107,02 atau turun 1,29 persen dibanding NTP pada bulan Mei 2020.
Penurunan NTP disebabkan oleh turunnya Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dan meningkatnya Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib). Hal tersebut diungkapkan Kepala BPS Kaltim, Anggoro Dwithjahyono saat rilis bulanan melalui live streaming Youtube, Rabu (1/7/2020).
Menurut Anggoro NTP per subsektor Provinsi Kalimantan Timur Juni 2020 yaitu Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 101,61; Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) sebesar 106,03; Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) sebesar 113,24; Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) sebesar 102,65; dan Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) sebesar 102,46.
“Hanya terdapat satu subsektor yang mengalami peningkatan NTP, yaitu subsektor peternakan 1,94 persen,”terangnya
Sementara itu, empat subsektor lainnya mengalami penurunan, yaitu subsektor tanaman pangan (-1,06 persen), subsektor hortikultura (-0,70 persen), subsektor tanaman perkebunan rakyat (-2,61 persen) dan subsektor perikanan (-1,09 persen).
Anggoro menjelasakan NTP yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) terhadap Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
Lanjutnya, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Kalimantan Timur Juni 2020 sebesar 108,80 atau turun 0,86 persen dibanding NTUP pada bulan Mei 2020 yang tercatat sebesar 109,74.
Satu-satunya subsektor yang mengalami peningkatan NTUP, yaitu subsektor peternakan.per (2,32 persen. Empat subsektor pertanian lainnya mengalami penurunan, yaitu subsektor tanaman pangan (-0,49 persen), subsektor hortikultura (-0,27 persen), subsektor tanaman perkebunan rakyat (-2,20 persen) dan subsektor perikanan (-0,72 persen).
Dari 34 provinsi yang dihitung NTP-nya, terdapat 13 provinsi yang mengalami peningkatan NTP dan sisanya mengalami penurunan. Peningkatan NTP paling tinggi terjadi di Provinsi Jambi dengan persentase peningkatan sebesar 2,63 persen sedangkan penurunan paling tinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Barat dengan persentase penurunan sebesar 2,33 persen.
Dari lima provinsi di pulau Kalimantan, hanya Kalimantan Selatan yang mengalami peningkatan dan sisanya mengalami penurunan. Penurunan tertinggi terjadi di Kalimantan Barat sedangkan penurunan terendah terjadi di Kalimantan Utara. Sementara itu, NTP mengalami peningkatan 0,13 persen di tingkat nasional.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!