Samarinda – Kebutuhan sumber protein berupa telur ayam dinilai sangat baik untuk memenuhi protein masyarakat selama masa pandemi Covid-19. Telah dibuktikan bahwa tubuh yang sehat dengan asupan gizi yang baik, mampu menghalau virus korona ini.
Sayangnya kebutuhan akan telur ayam untuk konsumsi ini masih didatangkan dari luar Samarinda, dan kabupaten/kota lainnya di Kaltim, akibat tingginya permintaan telur ayam segar.
“Dengan dibukanya pembatasan secara bertahap (relaksasi) diharapkan lalu lintas perdagangan produk pangan, khususnya telur ayam ke Samarinda dapat kembali normal lagi,” ujar Kepala Karantina Pertanian Samarinda, Agus Sugiyono saat melakukan monitoring tindakan karantina terhadap 17,1 ton telur ayam asal Sulawesi Selatan, di Pelabuhan Samarinda, Rabu (1/7).
Pihak Karantina Pertanian Samarinda mencatat, fasilitasi pemeriksaan telur ayam konsumsi sebanyak 667,1 ton dengan frekuensi 557 kali sepanjang Januari hingga Juni 2020.
Walaupun terjadi penurunan dibanding periode sama di tahun 2019 yang dapat mencapai 769,1 ton dengan 692 kali. Namun dipastikan kebutuhan telur konsumsi di Samarinda dapat dipenuhi.
Dijelaskan Agus, hewan, tumbuhan dan produknya yang dilalulintaskan baik ekspor, impor dan antar pulau atau area seperti ini harus dilaporkan untuk kami pastikan kesehatan dan keamanannya.
Pemeriksaan oleh Karantina Pertanian Samarinda yang dilakukan terhadap barang-barang dari luar Kaltim, adalah untuk memastikan telur ayam yang dikirim antar pulau, tidak membawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) serta aman dan layak dikonsumsi masyarakat.
“Pemeriksaan kesehatan pada telur konsumsi dilakukan secara organoleptik dan pengujian kualitas. Metode ini dipilih karena waktu yang diperlukan cukup singkat dan efektif digunakan pada pelayanan karantina domestik antar-area khususnya layanan karantina wilayah kerja Pelabuhan Sungai Samarinda,” jelas Agus.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!