KUKAR – Museum Negeri Propinsi Kalimantan Timur Mulawarman yang berlokasi di Tenggarong Kutai Kartanegara kembali membuka jadwal kunjungan bagi wisatawan setelah ditutupnya tempat bersejarah pada tanggal 17 maret 2020 yang lalu, sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 di wilayah Kukar.

“Museum Mulawarman sudah mulai dibuka sejak Sabtu 4 Juli kemarin, dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai yang dianjurkan oleh pemerintah,” kata Zularfi, Kasubag TU Museum Negeri Mulawarman.

Saat akan memasuki Museum Mulawarman diharuskan untuk mencuci tangan dipojok bawah sebelah kiri tangga, selanjutnya dilakukan pengecekan suhu tubuh normal, dan dilanjutkan registrasi pengunjung, mendata asal pengunjung dan baru dipersilahkan untuk membeli tiket masuk.

Tidak hanya itu pengunjung juga wajib menggunakan masker dan menjaga jarak minimal 1 meter, dan bagi pengunjung yang berusia 5 tahun kebawah dan diatas 60 tahun serta suhu tubuh diatas 37,3 celcius tidak diperkenankan masuk.

Namun sejak dibukanya kunjungan ke Museum Mulawarman ini, tampak terlihat kawasan ini masih sepi pengunjung, hanya beberapa orang yang berkkeliling melihat koleksi museum tersebut.

“ ya masih cukup sepi pengunjung, saya harap kedepan bisa kembali ramai dan protokol kesehatan yang sudah ada bisa terus dijalankan,” kata Anto, salah satu pengunjung dari Samarinda.

Selama dilakukan penutupan, pihak pengelola Museum Mulawarman melakukan berbagai pembenahan di lokasi, mulai pengecatan dan penataan ulang barang museum. Dengan protokol kesehatan yang diterapkan pengelola berharap tingkat kunjungan wisata bisa kembali meningkat dan berdampak pada pendapatan asli daerah.

BONTANG – Kota Bontang kembali menyandang status nol kasus positif corona virus. Pasien 14BTG, kerja Turn Around (TA) asal Sidoarjo yang dikirim ke Bontang itu telah sembuh.

Hasil swab kedua kasus 14BTG yang disampaikan Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni melalui pesan singkat, negatif Covid-19.

“Alhamdulillah, pasien pekerja TA di RS PKT dinyatakan sembuh,” katanya.

BTG-14 merupakan laki-laki berusia 51 tahun. Berasal dari Sidoarjo, Jawa Timur. Ia datang ke Bontang, Kaltim untuk urusan pekerjaan di salah satu kawasan industri.

Pada 3 Juni 2020, BTG-14 menjalani tes swab di RS Pertamina, Surabaya. Hasil keluar 5 Juni, dan dinyatakan negatif. Bertolak ke dari Bandara Juanda Surabaya pada 8 Juni sekitar pukul 10.00 WIB. Tiba di Bandara APT Pranoto, Samarida siang harinya pukul 13.00 WITA.

Setibanya di Bontang, Senin (8/6/2020) sore, dan langsung menjalani karantina. Senin (15/6/2020), BTG-14 mengalami keluhan batuk, demam, kerap, dan sakit kepala. Segera ia dilarikan ke RS swasta, diinapkan di sana, dan langsung ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan (ODP).

Dia juga menjalani swab, lantas dikirim ke Labkesda Dinkes Kaltim, Samarinda. Kamis (18/6/2020) hasil swab keluar. BTG-14 tekonfirmasi positif Covid-19. Kini dirawat di RS swasta. Kondisi tubuh dilaporkan stabil.

Pun demikian, ia mengimbau agar warga tidak lengah menerapkan protokol kesehatan meski kota pimpinannya sudah kembali bebas kasus positif.

“Tetap jaga kesehatan dan patuhi protokol kesehatan, pakai masker kalau keluar rumah, jaga jarak, dan selalu cuci tangan pakai sabun dan air yang mengalir,” pungkas Neni.

Meski begitu, masih terjadi penambahan orang dalam status monitoring sebanyak 72 orang. Sehingga total jumlah orang dengan status monitoring adalah 1.608 yang tersebar di seluruh wilayah Bontang.

Samarinda— Terkini, penambahan kasus terbaru Covid-19 di Provinsi Kalimantan Timur per 5 Juli 2020 menembus angka tertinggi yakni 30 kasus yang dinyatakan positif.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kaltim, Andi Muhammad Ishak melaporkan kasus baru tersebut berasal dari Kabupaten Kutai Timur dan Kota Balikpapan, dengan rincian sebagai berikut:

Kabupaten Kutai Timur 19 Kasus

  1. KTM 52 Laki-laki 37 tahun, KTM 59 Wanita 29 tahun dan KTM 63 Laki-laki 47 tahun merupakan OTG warga Kutai Timur yang mengikuti pemeriksaan
    mandiri dari perusahaan, kasus dirawat di RSUD Kudungga.
  2. KTM 53 Laki-laki 58 tahun merupakan OTG warga Kutai Timur yang mengikuti pemeriksaan mandiri dari perusahaan, kasus dirawat di RSUD Kudungga.
  3. KTM 54 Laki-laki 56 tahun merupakan OTG warga Kutai Timur yang mengikuti pemeriksaan mandiri dari perusahaan, kasus dirawat di RSUD Kudungga.
  4. KTM 55 Laki-laki 30 tahun, KTM 57 Laki-laki 36 tahun, KTM 58 Laki-laki 60 tahun, KTM 60 Laki-laki 31 tahun, KTM 65 Laki-laki 22 tahun, KTM 67 laki-laki 32 tahun, KTM 68 Laki-laki 21 tahun dan KTM 70 Laki-laki 22 tahun yang ber KTP diluar Kalimantan Timur merupakan OTG yang mengikuti pemeriksaan mandiri dari perusahaan, kasus di rawat di RSUD Kudungga.
  5.  KTM 56 Laki-laki 30 tahun merupakan OTG warga Jawa Timur yang mengikuti pemeriksaan mandiri dari perusahaan, kasus dirawat di RSUD Kudungga.
  6.  KTM 61 Laki-laki 38 tahun warga Balikpapan dan KTM 62 Laki-laki 30 tahun warga Kutai Timur merupakan OTG yang mengikuti pemeriksaan mandiri dari perusahaan, kasus dirawat di RSUD Kudungga.
  7. KTM 64 Laki-laki 30 tahun warga Banten dan KTM 69 Laki-laki 33 tahun warga Balikpapan merupakan OTG yang mengikuti pemeriksaan mandiri dari perusahaan, kasus dirawat di RSUD Kudungga.
  8. KTM 66 Laki-laki 49 tahun warga Balikpapan merupakan OTG yang mengikuti pemeriksaan mandiri dari perusahaan, kasus dirawat di RSUD Kudungga.

“Semua kasus dari Kabupaten Kutai Timur merupakan pegawai perusahaan yang melakukan pemeriksaan secara mandiri, karena kewajiban sebelum melakukan pekerjaan di lokasi perusahaan,”jelasnya melalui aplikasi zoom cloud video meeting, Minggu (5/7/2020).

Kota Balikpapan 11 Kasus

  1. BPN 218 Laki-laki 34 tahun, BPN 219 Laki-laki 22 tahun, BPN 220 Wanita 27 tahun, BPN 224 Wanita 28 tahun dan BPN 225 Laki-laki 61 tahun merupakan warga Balikpapan serta BPN 221 Laki-laki 44 tahun warga PPU, merupakan OTG kontak erat (rekan kerja) BPN 145, kasus dirawat di RS Pertamina Balikpapan.
  2. BPN 222 Laki-laki 25 tahun warga Sulawesi Selatan merupakan kasus OTG yang kontak erat dengan BPN 175, kasus dirawat di RS Pertamina Balikpapan.
  3. BPN 223 Laki-laki 43 tahun warga Bandung, merupakan kasus OTG yang kontak erat (rekan kerja) BPN 203, kasus dirawat di RS Pertamina Balikpapan.
  4.  BPN 226 Laki-laki 36 tahun warga Balikpapan merupakan OTG yang kontak erat dengan (rekan kerja) BPN 184 dan BPN 185, kasus dirawat di RS Pertamina Balikpapan.
  5. BPN 227 Laki-laki 26 tahun warga Jawa Timur merupakan ODP yang ditetapkan oleh tim klinis dan DKK Balikpapan, kasus dirawat di RSUD Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan.
  6. BPN 228 Perempuan 32 tahun warga Balikpapan, merupakan PDP yang ditetapkan oleh tim klinis dan DKK Balikpapan dengan RDT reaktif, kasus di rawat di RSUD Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan.

Selanjutnya, pasien sembuh dari Covid-19 bertambah tiga kasus dari Kota Bontang satu dan Kota Balikpapan dua kasus. Mereka dinyatakan sembuh karena dari hasil laboratorium Rujukan Covid-19 dinyatakan dua kali dengan hasil negatif serta hasil pemeriksaan klinis dari dokter penanggung jawab pelayanan yang merawat kasus konfirmasi Covid-19 tersebut.

Sedangkan kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) terjadi penambahan 21 kasus, sehingga total ODP sebanyak 12.968 kasus, selesai pemantauan 12.280 kasus dan masih dalam proses pemantauan 688 kasus.

Disimpulkan kasus terkonfirmasi positif di Kaltim menjadi 584 kasus, negatif  3.748 kasus, sembuh 432 kasus, probable satu kasus, meninggal dunia delapan kasus dan pasien yang dirawat 141 kasus.

Andi menegaskan sekarang kecenderungan kasus terjadi berdasarkan dari para pekerja perusahaan yang kembali bekerja di Kaltim ataupun yang akan melakukan rotasi perpindahan kerja dan juga pekerja yang akan melakukan aktivitas di luar Kaltim.

Tentunya kondisi ini perlu disikapi dengan lebih baik. Kasus terjadi banyak disebabkan dari Orang Tanpa Gejala (OTG), hal ini sangat berbahaya dan menjadi perhatian terutama bagi pemilik perusahaan maupun penangggung jawab pengelolaan perusaahan agar benar-benar menyeleksi dengan baik mereka yang akan kembali bekerja di Kaltim.

 

 

 

 

 

 

 

Tanjung Redeb—Menegakkan kedaulatan negara dan mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah menjadi tugas pokok anggota TNI di manapun berada. Tugas itu yang dipegang teguh Sertu Wisandy Yuliastriono Suwardi.

Tidak hanya menjaga keamanan di wilayah dia bertugas, pria yang akrab dipanggil Pak Babin oleh masyarakat setempat punya kesibukan lain. Dia juga turut menjaga dan melestarikan satwa yang dilindungi. Salah satunya penyu, yang merupakan salah satu ikon Kabupaten Berau. Pulau Derawan dengan pantai pasir putih memang menjadi salah satu tempat favorit penyu bertelur, Minggu (5/7/2020).

Untuk menjaga agar tidak terjadi perburuan telur penyu, setiap malam Sandy berkeliling pulau memastikan Pulau Derawan bebas dari pencurian telur penyu. Ia mengecek setiap titik yang menjadi tempat penyu bertelur.

“Ini sudah kewajiban. Penyu satwa yang dilindungi. Saya juga mencintai penyu tersebut. Kalau bukan diri sendiri, siapa lagi yang akan menjaga penyu tersebut,” ujar Sandy.

Kecintaannya terhadap alam dan lingkungan terus ia buktikan. Ia terus menjaga dari tangan nakal penjarah telur penyu di Pulau Derawan. Wargapun sudah paham, jika pada malam hari, Pak Babin pasti akan berkeliling pulau untuk mengecek penyu-penyu yang bertelur di pasir pantai.

Ia mengaku, tidak segan-segan menangkap jika mengetahui ada yang berusaha mencuri telur penyu tersebut. Ia beranggapan, ini merupakan tugas menjaga dan melestarikan salah satu makhluk Tuhan.

“Kalau telur penyu terus menerus dicuri, bakal punah. Anak cucu kita nanti tidak tahu apa itu penyu,” jelasnya.

Sandy menjadi seorang Babinsa di Pulau Derawan sejak 2014 lalu. Selama 6 tahun, ia bersama dengan warga menjaga telur penyu tersebut. Ia kerap berkonsultasi dengan salah seorang warga bernama Ading yang membudidayakan penyu.

“Bersama Ading, saya setiap malam berkeliling pulau mencari telur penyu yang kemudian dibudidayakan hingga menjadi tukik,” katanya.

“Telur penyu itu kan memiliki masa inkubasi selama dua bulan. Setelah menjadi tukik, baru kita lepas liarkan. Itu suatu kebanggaan tersendiri buat saya,” kata pria kelahiran Seram Bagian Timur (SBT), Ambon.

Sandy beranggapan, penyu harus dilestarikan. Jika punah, Pulau Derawan akan kehilangan salah satu objek yang biasanya dinikmati wisatawan.

“Saya malu jika ditanya wisatawan. Kini wisatawan nyaris setiap hari bisa melihat penyu berenang,” ujarnya.

Sebagai seorang TNI, merasa memiliki tanggung jawab terhadap kelestarian alam. Baik itu tumbuhannya dan hewan. Sebelumnya, penyu kerap diburu, baik untuk karapas hingga telurnya. Ia mengaku sedih jika ada warga yang menjual karapas penyu yang dijadikan cendera mata.

“Saya kerap menegur warga jika ada yang jual cendera mata dari karapas penyu. Tetapi kini sudah tidak ada lagi yang jualan,” pungkasnya.

Penrem 091/ASN