Samarinda—Ekonomi Kalimantan Timur Triwulan 1 2020 tumbuh positif 1,27%. Meskipun lebih lambat dibandingkan periode sebelumnya namun capaian tersebut relatif lebih baik ditengah merebaknya COVID-19 dibandingkan beberapa provinsi lain yang mengalami kontraksi.
Memasuki Juni 2020, keyakinan masyarakat terhadap ekonomi Kaltim mulai membaik sebagaimana terlihat dari peningkatan indeks keyakinan konsumen dalam Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur.
“Sebagaimana provinsi dengan kontribusi ekonomi terbesar di Pulau Kalimantan dinamika Kalimantan secara langsung akan mempengaruhi perekonomian Kalimantan,” hal tersebut diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Kaltim, Tutuk S.H Cahyono saat menggelar Webinar dengan topik peran investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif dan berkelanjutan melalui hirilisasi di Kaltim, Jum’at (10/7/2020)
Memurutnya, ketergantungan terhadap lapangan usaha pertambangan menjadikan kemampuan fiskal Kaltim turut bergerak Senada dengan performa tambang. Padahal, batubara maupun Crude Palm Oil (CPO) Kaltim cukup potensial untuk dikembangkan lebih lanjut dalam rangka mendukung perekonomian yang lebih resilien melalui industri turunannya.
CPO harus terus dikembangkan hingga produk turunannya seperti B30 dan industri makanan. Begitu juga dengan batubara, minyak dan Gas sebagai sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui harus diperpanjang rantai industrinya melalui hilirisasi. Investasi yang mulai masuk ke Kaltim juga harus diarahkan kepada industri turunan dan green industry.
Lokasi geografi Kalimantan Timur membuka peluang untuk terciptanya green industry seperti pengolahan mineral, gasifikasi batubara ataupun pengolahan biodiesel hingga energi bersih untuk menunjang ibu Kota Negara.
Lanjutnya, ditingkat Nasional Pemerintah memiliki rencana untuk mengembangkan PLTA di seluruh Indonesia sehingga pengembangan green industry memiliki prospek yang cukup baik. Kalimantan Timur memiliki 5 lokasi potensi investasi hydro dengan kapasitas total sebesar 1,1 GW. Disamping fokus untuk menggali potensi investasi, persiapan sumber daya manusia (SDM) juga memegang peranan penting dalam keberlanjutan industri. Untuk itu, perlu persiapan sejak dini kapasitas SDM lokal sehingga nantinya sudah siap untuk menjadi agen penerima transfer ilmu.
Dipilihnya Sepaku dan Samboja menjadi lokasi Ibu Kota Negara baru (IKNB), juga nantinya akan mempengaruhi struktur ekonomi Kaltim secara keseluruhan. Tentunya akan menjadi daya tarik baru untuk investor baik domestik maupun asing. Meskipun seluruh keputusan terkait pembangunan IKNB menjadi wewenang pemerintah pusat tetapi Kalimantan Timur terus mempersiapkan diri menjadi daerah penunjang IKNB. Hal ini dapat dilakukan melalui persiapan infrastruktur fasilitas, konektivitas serta industri Sehingga nantinya pergerakan ekonomi di juga dapat dirasakan di wilayah Lain Kalimantan Timur.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!