Samarinda—- Maret 2020, presentasi penduduk miskin di Kalimantan Timur sebesar sebanyak 230,26 ribu (6,10) persen. Dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2019 sebesar 220,91ribu (5,91 persen), berarti jumlah penduduk miskin secara absolut bertambah sebanyak 9,35 ribu orang dan secara persentase bertambah sebesar 0,19 persen.
“Selama September 2019 – Maret 2020, garis kemiskinan naik sebesar 3,70 persen, yaitu dari Rp.638.690 per kapita per bulan pada September 2019 menjadi Rp. 662.302 per kapita per bulan pada Maret 2020,” ungkap Kepala BPS Kaltim, Anggoro Dwithjahyono saat rilis bulanan melalui live streaming Youtube, Rabu (15/7/2020).
Menurutnya, komoditi makanan yang mempunyai andil terbesar dalam pembentuk garis kemiskinan makanan di Kalimantan Timur pada bulan Maret 2020 antara daerah perkotaan dan perdesaan terdapat kemiripan pola. Dari lima komoditi terbesar penyumbang garis kemiskinan makanan di perkotaan dan di perdesaan, empat diantaranya sama yaitu beras, rokok kretek filter, telor ayam ras dan mie instan.
Dari lima komoditi terbesar penyumbang garis kemiskinan non makanan di perkotaan dan di pedesaan, empat diantaranya terdapat persamaan yaitu perumahan, bensin, listrik dan pendidikan.
Pada periode tersebut juga, indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami kenaikan sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan naik dari 0,991 pada keadaan September 2019 menjadi 1,015 pada keadaaan Maret 2020. Indeks Keparahan Kemiskinan turun dari 0,242 menjadi 0,240 pada periode yang sama 6.10 persen sebesar 230,26 ribu.
Dirinya mengatakan, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk yang diukur oleh Gini Ratio tercatat sebesar 0,328. Angka ini turun sebesar 0,007 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2019.
Diketahui ada Maret 2020, distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah di Kalimantan Timur sebesar 20,73 persen, naik 0,30 poin dibanding angka September 2019 (20,43) persen.
Artinya pengeluaran penduduk masih berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah. Di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 20,56 persen sedangkan di daerah perdesaan tercatat sebesar 22,67 persen, yang berarti tingkat ketimpangan di perkotaan dan perdesaan masuk kategori rendah
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!