Samarinda– Meskipun menjalani isolasi mandiri, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kaltim, Iman Sumantri tetap melakukan monitor anggota BNNP Kaltim dan BNNK melalui media aktivitas.

“ Kebijakan WFH di tengah pandemi corona tak boleh berimbas kerja ke Badan Narkotika Nasional Provinsi Kaltim.  Kami terus bekerja kepada masyarakat,” ujarnya

Kepala BNNP melalui Video Zoom Meting, Selasa 21 Juli 2020 dengan  jajaran anggota BNNK dan BNNP se Kaltim terlihat sehat meski tetap mejalani isolasi mandiri di rumah jabatan.

Menurutnya pekerjaan yang terkait dengan tugas pokok masing masing bidang selama pandemi Covid-19 juga menjadi perhatian untuk tetap dilaksanakan.

“Bekerja di rumah, bukan berarti kita diam. Tapi, harus ada hasil atau produk yang dihasilkan.”

Melihat  hasil pekerjaan staf WFH yang telah dilaporkan setiap harinya, iman mengingatkan semua bidang  agar terus meningkatkan inovasi dan hasilnya dapat langsung disebarluaskan pada masyarakat.

Selain itu, Iman berpesan agar staf yang bekerja dari rumah untuk terus bekerja maksimal dan tidak lupa berjemur di matahari, rajin cuci tangan untuk menjaga kesehatan diri dan keluarga.

Dirinya juga menegaskan sesuai arahan Kepala BNN RI Heru Winarko mengenai penanganan penyebaran virus covid-19 yang menghimbau kepada Sobat Cegah untuk melakukan Physical Distancing dengan menjaga jarak fisik dengan orang lain.

Social Distancing dengan menghindari kerumunan di tempat umum atau ruang publik, melakukan aktivitas belajar, bekerja serta ibadah di rumah ditingkatkan serta melakukan hidup sehat agar imunitas tubuh tetap bugar.

Humas BNNP Kaltim

Tanjung Redeb –  Kepala Dinas Perkebunan Kaltim yang diwakili Kepala Unit Pelaksana Tekn is Dinas Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan (UPTD P2TP), Hj. RR. Zuraida Henny Hapsari mengemukakan bahwa permasalahan mendasar dalam upaya pencegahan dan penanggulangan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah belum memadainya sarana, prasarana dan sumber daya manusia pada tahap pengendaliannya.

Menurut Zuraida, perkebunan menjadi sektor andalan karena mampu memberikan kontribusi kepada pendapatan petani dan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar, sehingga diharapkan dapat menopang ekonomi Kalimantan Timur di masa mendatang.

“Namun perlu diwaspadai adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) perkebunan karena dapat mengakibatkan kematian tanaman dengan intensitas sangat tinggi sehingga mempengaruhi turunnya hasil produksi dan kerugian bagi petani pekebun”, kata Zuraida saat membuka Bimbingan Teknis Regu Pengendali OPT (RPO)  kepada 30 orang peserta dari Kelompok Tani Kampung Melati Jaya  di Kecamatan Gunung Tabur Kabupaten Berau, selama dua hari, 15 sd 16 Juli pekan lalu.

Selama kegiatan berlangsung, peserta dibekali dengan tatacara penggunaan alat dan bahan pengendalian, alat mobilisasi pengendalian, standard operasional prosedur sehingga mampu bergerak secara cepat dan tepat dalam melakukan tindakan pengendalian OPT di lapangan.

Dalam kesempatan ini, peserta pelatihan menerima solo sprayer (alat semprot) sebanyak 5 unit, bantuan bahan praktek sebanyak 20 kg APH padat dan Tricoderma 2 liter. “Kegiatan ini lebih menitikberatkan pada perawatan kebun yang ramah lingkungan, diantaranya dengan cara pengendalian hama dan penyakit tanpa menggunakan pestisida kimiawi”, ucap Zuraida lagi.

 

Sumber : Disbun Kaltim