Samarinda – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur serius untuk membentuk pangkalan pungut sampah Sungai Karang Mumus sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dengan melibatkan Organisasi Kepemudaan dan Komunitas Pemuda.
Untuk itu pada Selasa, (30/6/2020), Kepala Dispora Kaltim, Muhammad Syirajudin, mengajak perwakilan pemuda dan Ketua Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS SKM), Misman untuk mewujudkan sesegera mungkin kegiatan positif ini.
Syirajudin berharap agar kegiatan ini dapat membuat pemuda Kalimantan Timur memiliki kegiatan yang positif dan terarah sehingga mereka dapat berbuat untuk negeri dan lingkungan khususnya.

“Saya ingin Pemuda Kalimantan Timur dapat bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri, namun juga masyarakat di sekitarnya bahkan untuk lingkungan. Saya melihat sendiri dan merasakan bagaimana sampah yang ada sangat banyak dan memenuhi sepanjang jalur sungai yang saya lewati dalam bakti soial Dispora beberapa waktu lalu. Tentu ini membutuhkan kepedulian semua pihak, agar kualitas SKM dapat semakin baik sebagai sumber kehidupan masyarakat,”katanya.
Lebih lanjut Kadispora mengatakan mengawali kegiatan ini, Dispora merangkul sejumlah Organisasi dan Komunitas Pemuda dengan harapan main banyak Organisasi pemuda maupun Komunitas Pemuda yang bergabung dan secara bergantian dengan jadwal teratur menjaga dan berkrya di pangkalan pungut ini.
Ditambahkan Kabid Pengembangan Pemuda, Hardiana Muriyani mengatakan bahwa Dispora Kaltim sangat kagum dengan semangat para pemuda untuk terlibat.
“Semangat ini yang kita jaga bersama dan sama-sama merasa bahwa lingkungan menjadi tanggung jawab kita semua, kita melangkah dengan pasti dan menjalankan program dengan baik sehingga ke depan dapat menjadi contoh bagi generasi selanjutnya. Harapan jangka panjangnya dapat menjadi destinasi belajar dan wisata,”harapnya.

Misman pun menyambut baik keseriusan dari Dispora Kaltim ini. Baginya mengurus alam dalam hal ini air sebagai sumberdaya kehidupan manusia dan makhluk Tuhan adalah sebuah kewajiban demi keberlangsungan kehidupan di Kota Samarinda.
“Saya ingatkan untuk ngerawat ini harus ikhlas jangan berfikir untuk kaya atau terkenal, tapi ingatlah bahwa tanpa sungai khususnya Samarinda apakah bisa hidup, apakah akan terus dibiarkan sungai ini tercemar dengan sampah yang dibuang oleh manusia yang justru kehidupannya bergantung di sungai ini, sehingga kepedulian terhadap sungai ini menjadi penting,”ujar pria yang juga berprofesi sebagai wartawan ini.
Misman berpesan agar pemuda dapat membantu Indonesia tidak hanya berfikir, yang penting adalah merealisasikannya, dimana alam Indonesia yang kaya ini masih belum dikelola dengan baik, sehingga perlu bergerak untuk menjaganya.
“Ingatlah jangan menunggu orang lain bergerak, tapi bergeraklah dari diri sendiri, memungut sehelai sampah di SKM sudah memiliki arti. Kenapa saya menyebutnya sehelai, karena sampah di sepanjang SKM tidak akan habis, yang perlu kita habiskan adalah budaya yang tidak berbudi luhur yakni membuang sampah ke sungai,”pesannya.
Sebelum menutup pertemuan Misman menyampaikan bahwa kualitas manusia di dunia itu terletak dari bagaimana dia mencintai dan menjaga lingkungan. Ada tidak adanya anggaran tetap harus berbuat jangan takut berbuat untuk alam karena perjuangan yang dilakukan ini bukan untuk setahun atau 2 tahun, tapi untuk anak cucu kita, 100 hingga 200 tahun mendatang.
Dari pertemuan ini disepakati untuk menjadwalkan pertemuan kembali dengan langsung melakukan peninjauan lapangan meliputi pegontrolan rencana pembuatan pangkalan pungut dan kegiatan tanam pohon di Betapus, pemungutan sampah di daerah Gunung Lingai dan jembatan kesehatan.
Para pemuda pun diminta agar tetap dapat segera berkarya dengan terus menjaga komitmen, konsisten serta melayani masyarakat yang ingin tahu dan ingin terlibat dalam kegiatan ini. (rdi)
Sumber : Dispora Kaltim