SAMARINDA– Tingginya jumlah kasus Covid-19 di Balikpapan, memunculkan keresahan berbagai pihak. Tak terkecuali Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Mulawarman.
Berbarengan dengan perhelatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kondisi Luar Biasa (KLB) 7 Juli 2020, keresahan itu mendapat jawaban. Adalah Dr. dr. Swandari Paramita , M.Kes, yang merupakan salah satu Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN KLB LP2M Unmul, menginisiasi hadirnya sebuah aplikasi JALAN KITA yang menjadi usaha alternatif dalam menurunkan kasus Covid-19.
Menurut Sekretaris IDI Wilayah Kaltim ini, Balikpapan menjadi penyumbang tertinggi kematian akibat Covid-19 di Kalimantan Timur. Yakni dari 59 kasus kematian di Kaltim, sekitar 35 diantaranya berasal dari Balikpapan.
Dari 35 kasus meninggal tersebut, 95 persennya merupakan Lanjut Usia (Lansia). Lansia yang meninggal akibat Covid-19 selalu diikuti dengan membawa penyakit penyerta/bawaan. Aplikasi JALAN KITA ini diperuntukkan bagi Lansia yang rentan terkena Covid-19. Aplikasi JALAN KITA adalah akronim dari Jaga Lansia Kita.
“Sebagai Dosen Pembimbing Lapangan KKN KLB LP2M Unmul saya dihubungi oleh pemerintah kota Balikpapan untuk mencari solusi tingginya jumlah kematian akibat Covid-19. Agar KKN Unmul dapat berkontribusi terhadap kondisi yang terjadi. Sebagai Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Kaltim, tentu saya juga tergerak untuk mencari solusi,” terang pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman ini, saat ditemui di Rektorat Unmul, Rabu (12/8/2020).
Berangkat dari data dan temuan tingginya kasus kematian berasal dari Lansia. Bahkan hampir seluruhnya membawa penyakit penyerta seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, diabetes atau kencing manis, jantung dan stroke, maka Swandari tergerak untuk memanfaatkan sebuah aplikasi yang diciptakan bersama mahasiswa bimbingannya.
Aplikasi ponsel ini merupakan prototipe yang sudah ia kembangkan bersama dua mahasiswa bimbingannya di Fakultas kedokteran Unmul Adi Winata dan Akhmad Reda Perkasa (FKTI) bernama AP-MINO. Aplikasi ini adalah aplikasi pengingat untuk minum obat sesuai jadwal. Dikembangkan menjadi aplikasi JALAN KITA (Jaga Lansia Kita).
Swandari menjelaskan aplikasi JALAN KITA yang berbasis android ini telah didaftarkan hak ciptanya di Kemenkumham 2019 lalu. Tahun 2020 berbarengan dengan KKN KLB Unmul, ia mencanangkan ujicoba terhadap aplikasi ini. 203 mahasiswa KKN KLB Unmul yang ditempatkan di 34 kelurahan di Balikpapan bertugas sebagai tim ujicoba aplikasi.
Ia melibatkan pula dua DPL KKN lainnya yakni drg Cicih Bhakti Purnamasari (Fakultas Kedokteran) dan Dr Triyono Sudarmadji (fakultas kehutanan). Penyebaran uji coba dilaksanakan di enam kecamatan yakni Balikpapan Utara, Balikpapan Timur, Balikpapan Selatan, Balikpapan Kota dan Balikpapan Barat.
Hal ini mengingat kasus covid-19 yang muncul tersebar di enam kecamatan tersebut. Balikpapan juga memiliki Lansia terbanyak dan tersebar di seluruh kecamatan.
“Mahasiswa yang bertugas dan jadi peserta KKN ini juga adalah domisili Balikpapan. Dari 203 yang tersebar mahasiswa hanya menemukan 112 keluarga Lansia yang bersedia berkolaborasi. Sebagai usaha alternatif kami mencoba membantu pemerintah kota Balikpapan.” jelas Ketua Pusat Unggulan Ipteks Perguruan Tinggi untuk Hutan Tropika Lembap (PUI-PT OKTAL) Universitas Mulawarman ini.
Swandari menyampaikan bahwa keberadaan aplikasi ini memiliki motivasi tertentu dibaliknya. Selama ini ia prihatin melihat para Lansia yang tidak terbuka untuk berkomunikasi dengan keluarganya. Lansia baru ketahuan memiliki penyakit ketika sudah parah. Barulah keluarga mengetahui dan membawa ke rumah sakit. Padahal, pada saat itu, semua sudah terlambat. Kondisi inilah yang menyebabkan tingginya kasus kematian akibat Covid-19 yang menimpa para Lansia.
Sebabnya ketika lansia terkena Covid mereka yang diam hanya ketahuan saat sudah parah. Apalagi hampir semua Lansia selalu dibarengi dengan penyakit bawaan berupa diabetes, tekanan darah tinggi dan stroke. Jika ada keluarga yang mengingatkan untuk tetap minum obat maka kemungkinan bisa mencegah semakin parah Covid yang diderita Lansia.
Swandari berharap nantinya pemerintah provinsi juga dapat menggunakan aplikasi ini kepada seluruh Lansia di Kaltim. Hal ini demi menurunkan jumlah kasus Covid-19 yang terutama banyak menimpa Lansia. Aplikasi ini memang belum dapat diinstal di Playstore. Namun tim LP2M Unmul dapat mengembangkan aplikasi ini lebih lanjut. (*)