SAMARINDA — Dalam rangka percepatan pembangunan daerah memanfaatkan data, informasi gender dan anak merupakan salah satu instrumen penting dalam melaksanakan perencanaan maupun evaluasi program/kegiatan pembangunan di daerah.

Agar pengelolaan database lebih optimal perlu didukung suatu aplikasi yang dapat menyimpan, menambah, mengubah, menghapus maupun mengaksesnya. Menyadari pentingnya data terpilah maka perlu adanya pengembangan aplikasi Sistem Informasi Gender dan Anak (SIGA) di Kaltim.

Kepala Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A Kaltim, Halda Arsyad mengatakan, data gender dan anak dapat membantu para pengambil keputusan untuk mengidentifikasi kondisi perkembangan laki-laki dan perempuan, mengevaluasi dampak dari intervensi pembangunan, mengidentifikasi masalah, membangun dan memilih opsi yang paling efektif untuk kemaslahatan perempuan dan laki-laki.

Dengan adanya aplikasi SIGA sehingga dapat mempermudah dalam penyusunan kebijakan, program dan kegiatan,” ujar Halda pada kegiatan Rapat Koordinasi Teknis Sistem Informasi Gender dan Anak (SIGA), berlangsung secara virtual di Princess Petung Room Hotel Grand Victoria Samarinda, Jumat (11/9/2020).

Halda menambahkan, data terpilah gender dan anak sangat penting untuk digunakan sebagai bahan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan bagi OPD. Disamping itu juga perlunya menyusun analisis gender dalam perencanaan dan penganggaran responsif gender.

Data terpilah berdasarkan jenis kelamin menjadi inti dalam menghasilkan statistik gender (pedoman data gender) yaitu informasi yang mengandung isu gender termasuk di dalamnya isu anak, sebagai hasil analisis gender.

Halda melanjutkan, gender dan anak merupakan isu lintas sektor yang melibatkan stakeholder berbagai bidang pembangunan. Saat ini struktur pengelolaan data terkait gender dan anak belum terdata dengan baik serta kondisi SDM yang masih perlu ditingkatkan. Banyaknya sumber data yang tersedia dan tidak terpusat menjadi salah satu tantangan dalam menyediakan bahan penyusunan kebijakan program dan kegiatan.

“Karena data gender dan anak menjadi elemen pokok bagi terselenggaranya PUG dan Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA),” imbuh Halda.

Halda berharap adanya peningkatan koordinasi antar pengelola data, untuk mewujudkan suatu sistem pengelolaan data dan informasi gender dan anak yang bersinergi dan berintegrasi serta tersedianya data terpilah yang akurat.

SAMARINDA– Jumlah pasien yang terkonfirmasi Covid-19 di Kaltim memang masih tinggi, namun dalam 3  (tiga) hari berturut-turut pasien sembuh juga mengalami peningkatan setiap harinya.

Dimana tercatat pada Kamis 10 September 2020 angka sembuh bertambah 130 kasus dan Jum’at 11 September 2020 angka sembuh bertambah 101 kasus.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltim, Andi Muhammad Ishak mengatakan jumlah kumulatif Pasien Covid-19 yang sembuh di Kaltim mencapai 3.346 kasus.

“Pasien sembuh hari ini bertambah 100 kasus,” ujarnya pada saat video conference Perkembangan Covid-19 Kaltim, melalui aplikasi zoom cloud video meeting, Sabtu (12/9/2020)

Andi merincikan 100 kasus sembuh yaitu dari Kabupaten Berau dua kasus, Kabupaten Kutai Kartanegara 26 kasus, Kota Balikpapan 20 kasus dan Kota Samarinda 52 kasus.

Meskipun jumlah positif bertambah, jumlah kasus sembuh terus meningkat tercatat pada Kamis 10 September 2020 angka sembuh bertambah 130 kasus dan Jum’at 11 September 2020 angka sembuh bertambah 101 kasus, beber Andi.

Sementara itu, dilaporkan Andi kasus positif di Kaltim hari ini masih bertambah tinggi yaitu 153 kasus baru, sehingga total kasus positif berjumlah 5.752 kasus.

Kasus-kasus tersebut tersebar di antaranya Kabupaten Berau satu kasus, Kabupaten Kutai Barat lima kasus, Kabupaten Kutai Kartanegara 17 kasus, Kabupaten Kutai Timur lima kasus, Kabupaten Paser dua kasus, Kabupaten Penajam Paser Utara satu kasus, Kota Balikpapan 32 kasus dan Kota Samarinda 90 kasus.

“Ada dua Kabupaten/Kota tidak ada penambahan kasus positif yaitu Kabupaten Mahakam Ulu dan Kota Bontang dan menunggu hasil pemeriksaan ada 70 kasus serta dirawat 2.070,”sebutnya.

Selanjutnya kasus positif Covid-19 yang dilaporkan meninggal dunia bertambah tiga kasus dari Kota Balikpapan satu kasus, Kota Bontang satu kasus dan Kota Samarinda satu kasus. Total kasus meninggal sampai saat ini menjadi 236 kasus.

Melihat jumlah yang ada jelasnya bahwa peningkatan kasus masih sangat tinggi belum ada kecenderungan penurunan artinya penularan di masyarakat cukup banyak dan masif.

“Kita upayakan temukan kasus sebanyak-banyaknya agar bisa segera dirawat dan tidak menularkan pada orang lain,”imbuhnya.

Penajam – Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Abdul Gafur Mas’ud meluncurkan Desa Sentra Batik yang merupakan satu-satunya pembuatan batik menggunakan mesin canting di Provinsi Kalimantan Timur, sehingga ia optimistis batik lokal ini akan mampu merambah hingga pasar nasional.

“Saya perhatikan model dan motif batik ini sudah bagus, maka saya kasih nilai 10 untuk Desa Bangun Mulya. Apalagi anak-anak mudanya yang mengenakan batik PPU dalam fashion tadi juga sangat keren,” ujar Abdul Gafur Mas’ud saat peluncuran Desa Sentra Batik di Desa Bangun Mulya, Kecamatan Waru, Kamis, (11/9/2020).

Saat ini, katanya, di Provinsi Kaltim baru ada satu produksi batik yang proses pembuatan batik tulisnya menggunakan peralatan modern, yakni di Desa Bangun Mulya, Kabupaten PPU, sehingga diyakini sentra batik yang baru diluncurkan ini akan terus berkembang.

Berkat alat modern ini, maka pembuatan batik yang seharusnya diselesikan dalam waktu cukup lama sekitar satu bulan, maka kini bisa dilakukan hanya dalam waktu dua jam.

Ia juga kagum karena di desa ini sudah mampu mencetak batik prada seperti yang ia pakai, karena harga baju dengan batik prada itu cukup mahal hingga di atas Rp1 juta per lembar, sehingga ke depan diharapkan batik khas PPU ini bisa menjadi kebanggaan untuk oleh-oleh bagi warga yang berkunjung ke PPU.

“Adanya mesin untuk mendukung produksi batik, berarti saat ini PPU sudah melangkah ke tahap modern yang salah satu buktinya adalah memproduksi batik sendiri dengan mesin canting atau mesin kelowong batik,” katanya.

Ia juga terus mendorong kaum muda bukan hanya memiliki wadah untuk berkarya dalam memproduksi batik, namun juga memiliki warung daring hanya melalui smartphone, baik menjual produk melalui medsos, melalui lapak daring, terlebih jika mampu membangun laman sendiri sebagai wadah untuk memasarkan.

“Saya yakin ke depan PPU akan terus maju, modern, bahkan juga religius seperti yang kita inginkan. Apalagi saat ini di PPU sudah memiliki 3 desa dengan status mandiri, 9 desa maju, dan 18 desa berkembang. Sementara kabupaten lain di Kaltim belum ada desa dengan status mandiri,” katanya.