PENJAM—– Pasien Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur, yang dinyatakan sembuh pada Kamis ini sebanyak sembilan orang, sehingga total jumlah pasien yang sembuh bertambah menjadi 71 orang.

“Sembilan pasien yang terkonfirmasi sembuh dari COVID-19 hari ini adalah pasien dengan kode PPU 55, 56, 77, 79, 83, 85, 86, 87, dan PPU 88,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten PPU Arnold Wayong di Penajam, Kamis, (17/9).

Sebanyak sembilan pasien yang sembuh tersebut berasal dari dua kecamatan dari total empat kecamatan yang ada di PPU, yakni enam orang berasal dari Kecamatan Penajam dan tiga orang berasal dari Kecamatan Waru.

Arnold yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 PPU ini melanjutkan, total jumlah suspek di PPU hingga kini sebanyak 1.001 kasus, jumlah suspek yang melakukan isolasi mandiri ada 95 kasus, dan jumlah suspek meninggal dengan komorbid ada 7 kasus.

Sementara total jumlah kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19 hingga 17 September ini mencapai 97 pasien. Dari jumlah itu, sebanyak 71 orang dinyatakan sembuh berdasarkan hasil swab, konfirmasi swab positif dalam perawatan ada 22 kasus, konfirmasi positif yang meninggal ada 4 kasus, dan yang discarded tercatat 669 kasus.

Dilihat per kecamatan, lanjutnya, maka jumlah kasus suspeknya adalah di Kecamatan Penajam ada 384 kasus, Kecamatan Waru ada 83 kasus, Kecamatan Babulu ada 136 kasus, dan Kecamatan Sepaku ada 66 kasus.

Untuk kasus terkonfirmasi positif per kecamatan saat ini adalah di Penajam tercatat 11 orang positif, kemudian ada 40 orang sembuh, tiga meninggal. Di Waru ada lima orang positif, 11 orang sembuh, di Babulu ada satu positif, 16 sembuh, di Sepaku ada lima orang positif, empat orang sembuh dan satu meninggal dunia.

“Untuk kasus probable di Penajam ada 90 kasus, di Waru 11 kasus, Babulu 66 kasus, Sepaku 21 kasus. Sementara kasus discarded per kecamatan adalah di Penajam 382 hasil swab negatif, Waru 70 swab negatif, Babulu 150 swab negatif, dan Kecamatan Sepaku ada 57 hasil swab negatif,” beber Arnold. (mg)

BERAU – Objek Pariwisata Kepulauan Derawan di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur akan masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020. Pencapaian ini merupakan hasil kerja keras Pemerintah Kabupaten Berau yang dilakukan selama ini di bidang sektor pariwisata.

Masuknya destinasi Kepulauan Derawan dalam RPJMN ini membuat perhatian pemerintah pusat akan semakin meningkat. Hal ini pun menjadi keuntungan bagi Pemkab Berau dalam membangun pariwisata untuk beberapa tahun kedepan.

Direktur Direktorat Pengembangan Destinasi Regional II, Wawan Gunawan menjelaskan dengan masuknya Berau dalam RPJMN ini menjadikannya sebagai prioritas baru dari pemerintah pusat.

Seperti diketahui bahwa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membagi porsi pembangunan dalam tiga kategori yaitu super prioritas, prioritas dan prioritas baru.

Untuk yang super prioritas ada lima daerah yang ditetapkan, sementara destinasi prioritas berada di Morotai, Wakatobi dan Raja Ampat. Kemudian untuk destinasi prioritas Baru berada di Berau, Sambas dan Singkawang serta Teluk Cendrawasih, Toraja, Selayar dan Makkasar.

“Setelah penetapan ini, daerah harus memanfaatkan peluang ini. Artinya semua kementerian wajib mendukung untuk pembangunan. Sehingga harus ada kesigapan daerah dalam memanfaatkanya. Kita juga arahakan agar daerah bisa memaksimalkan berbagai potensi seperti CSR perusahaan,” ungkapnya, Kamis (17/9).

Menangapi hal tersebut, Wakil Bupati Berau, H Agus Tantomo mengatakan bahwa ini merupakan langkah awal yang perlu diapresiasi. Pemkab Berau pun akan terus berupaya dalam membangun pariwisata ini. Hingga akhirnya destinasi wisata Berau bisa masuk dalam prioritas ataupun super prioritas.

Wabup juga berharap agar penetapan pembangunan ini bisa dilakukan secara beauty contest. Artinya daerah diundang untuk paparkan destinasi unggulan yang dimiliki. Kemudian ditetapkan kelayakannya. Karena destinasi wisata di Berau sangat unggul.

“Hal ini terbukti dari penilaian yang dilakukan pihak ketiga. Dimana beberapa kali survei, Berau masuk di dalamnya. Seperti survei dari CNN sebagai spot diving terbaik ketiga di Asia Pasifik. Dan survei Majalah National Geographic, hanya Berupa yang masuk dari Indonesia. Ini bisa menjadi bagian dari pertimbangan,” tutupnya.

Samarinda – Tim penegakan Peraturan Wali Kota Samarinda Nomor 43 Tahun 2020 hingga 16 September telah mendata sebanyak 519 orang yang terjaring tidak menggunakan masker dengan baik dan benar ketika berada di luar rumah, sehingga berpotensi menularkan virus korona kepada orang lain.

Razia kedisiplinan memakai masker ini dilakukan oleh oleh tim gabungan terdiri dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) Kota Samarinda, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Perhubungan, Polresta dan Kodim 0901 Samarinda.

Kepala Seksi Operasional Satpol PP Samarinda, Boy Leonardo Sianipar yang memimpin di lapangan mengatakan, tim terus berpatroli dalam penertiban ini secara rutin setiap hari siang dan malam secara berpindah-pindah di 10 kecamatan di Samarinda.

“Sasaran razianya orang yang sedang beraktifitas di luar rumah tanpa menggunakan masker. Rata-rata setiap dilakukan penertiban terjaring 50 orang setiap harinya. Sampai saat ini masih dilakukan sanksi peringatan tertulis dan diperingatkan untuk selalu menggunakan masker. Apabila warga yang terjaring untuk kedua kalinya akan diberikan sanksi kerja sosial,” terang Boy Kamis (17/9/2020).

Ia berharap masyarakat sadar bahwa alat yang paling ampuh untuk menangkal penyebaran Covid-19 adalah dengan menggunakan masker secara benar, saat harus terpaksa ke luar rumah dan bertemu banyak orang.

“Karena dengan kita patuh mengikuti protokol kesehatan yang diantaranya menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan menghindari kerumunan kita dapat mengurangi resiko terpapar dari virus Korona sehingga dapat memutus mata rantai penularan,” ujarnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Samarinda, Ismed Kusasih menjelaskan jika di RS Karantina Bapelkes kini merawat 40 pasien Covid-19 dengan gejala sedang. Ia mengakui jika kapasitas RS Karantina Bapelkes yang minim, sehingga tidak memungkinkan untuk merawat semua pasien dengan gejala ringan.

“Untuk merawat pasien Covid-19 di Bapelkes membutuhkan penanganan dokter sebanyak tiga hingga empat orang. Oleh itu, kami arahkan mereka yang menderita gejala ringan tadi untuk melakukan isolasi mandiri saja di rumah,” sarannya.

KUTAI KARTANEGARA – Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong melihat langsung lokasi Hutan Mangrove (bakau) alami, tambak udang dan bandeng milik Kelompok Tani Hutan (KTH) Ramah Lingkungan Salo Sumbala, Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara, Rabu (16/9).

Wamen LHK Alue Dohong mengapresiasi upaya masyarakat yang tetap merawat dan memelihara hutan mangrove alami di kawasan Delta Mahakam. Dimana mereka sambil berusaha tambak udang dan ikan bandeng, juga membudidayakan mangrove melalui pembibitan dan penanaman.

“Kita lihat disana pohon bakaunya cukup tinggi dengan tutupan area yang sangat baik. Harapannya disini nanti jadi kawasan tambak ramah lingkungan, dimana masyarakat bisa tetap berusaha sambil merawat lingkungan,” ucap Tokoh Dayak Nasional ini.

Pada kesempatan ini, Wamen LHK, Alue Dohong didampingi Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim, H Amrullah, serta jajaran Kementerian LHK menanam bibit pohon bakau di Pulau Letung, Muara Badak.

Sumber : pemprovkaltim

 

Tana Paser – Jubir Satgas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Paser Amir Faisol mengatakan dirinya masih mendapati sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tidak menggunakan masker di tengah upaya pemerintah mencegah penyebaran Covid-19.

“Secara pribadi, di Tanah Grogot masih ada saya melihat di acara rapat OPD, peserta rapat tidak pakai masker,” kata Amir saat konferensi pers di ruang Media Center, Kamis (17/09/2020).

Amir menambahkan, selain masih mendapati ASN tidak menggunakan masker pada kegiatan rapat pemerintah, ia juga mendapati ASN tidak menggunakan masker dengan benar.

“Saya melihat memakai masker kadang kadang tidak sempurna. Kalau pakai masker tidak benar,” ujar Amir.

Selaku Jubir Satgas Covid-19 dan Kepala Dinas Kesehatan, Amir meminta kepada ASN untuk mematuhi protokol kesehatan dengan selalu menggunakan masker di setiap kegiatan.

“Sebagai jubir dan kadinkes mengharapkan temen temen di lingkup ASN bila melakukan rapat kegiatan di kantornya mohon dengan sangat disiplin, minimal kita memakai masker,” ucap Amir.

Amir mengemukakan saat ini terdapat tiga klaster penyebaran Covid-19 yang mesti diwaspadai yaitu klaster keluarga, perkantoran dan Pilkada.

“Dalam beberapa hari kedepan kita semua harus mewaspadai tiga klaster yang kemungkinan akan naik jumlah positifnya yaitu klaster keluarga, perkantoran dan pilkada,” kata Amir.

Dikemukakan Amir, klaster keluarga muncul dari salah seorang keluarga yang terkonfirmasi positif Covid-19, menularkan penyakitnya ke keluarganya yang lain.

“Orang positif Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah, karena di rumah itu tidak memenuhi syarat sebagai tempat isolasi, akhirnya menularkan ke anggota keluarga lainnya,” ujar Amir.

Selain klaster keluarga dan perkantoran, kata Amir, yang perlu diwaspadai penyebaran Covid-19 adalah klaster Pilkada.

“Ini kewaspdaan kita semua, sebentara lagi pesta demokrasi. Harus jadi kewaspadaan kita, dari situ berkumpulnya masyarakat. Yang menyaksikan kampanye berpotensi penyebaran covid,” ucap Amir.

Hingga 17 September 2020, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Paser sebanyak 234 orang, 6 orang meninggal dunia, 207 pasien sembuh, dan 21 pasien dalam perawatan.

 

Samarinda—- Penularan Covid-19 di Kaltim masih cukup tinggi, bahkan diatas rata-rata Nasional. Untuk itu Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltim Andi Muhammad Ishak meminta masyarakat untuk senantiasa memakai masker dengan benar, menutupi hidung, mulut hingg dagu.

Menurutnya, penggunaan masker dengan benar bertujuan
mencegah penularan Covid-19 dan melindungi dari kemungkinan masuknya droplet.

“Pastikan terpasang dengan baik disemua disegala aktifitas, jangan sampai lengah atau tanpa sengaja posisi masker tidak terpasang dengan baik dan pada saat itu juga bisa terjadi penularan, karena virus ini akan memanfaatkan celah sedikitpun untuk menularkan kepada kita,” saat video conference Perkembangan Covid-19 Kaltim, melalui aplikasi zoom cloud video meeting, Kamis (17/9/2020).

Kabiasaan ini harus diterapkan dengan komitmen tinggi, karena kaptuhan ini berasal dari diri sendiri, kemudian bisa diterapkan dalam lingkup keluarga agar patuh terhadap protokol kesehatan.

Lebih lanjut melihat presentase yang ada memang kelompok 25-29 tahun merupakan kelompok yang tertinggi tertular kemudia kelompok 30-34 tahun dan juga kelompok 35-39 tahun. Dimana tingkat kesembuhan cukup tinggi dan tinggat kematian sangat rendah dibandingkan dengan kelompok umur yang lebih lanjut terutama kelompok umur 55 tahun keatas meskipun tingkat penularan rendah tapi tingkat kematiannya tinggi.

“Inilah kenapa kelompok usia lanjut perlu kita jaga, lindungi terutama mereka yang umumnya memang selain karena komorbid, tapi biasa diikuti dengan beberapa penyakit kronis yang sudah diidap,”jelasnya

Andi mengajak masyarakat meningkatkan kepedulian untuk bersama-sama terus berupaya berkontribusi aktif melakukan pencegahan secara maksimal caranya dengan memerapkan protokol kesehatan.

Sementara dirinya melaporkan perkembangan Covid-19 di Kaltim, dimana hari ini tercatat ada penambahan 169 kasus terdistribusi dari Berau 11 kasus, Kutai Kartanegara 47 kasus, Kutai Timur 6 kasus, Paser 7 kasus, Penajam Paser Utara 1 kasus, Balikpapan 26 kasus, Bontang 4 dan Samarinda 67 kasus.

Sedangkan pasien sembuh bertambah 102 kasus berasal dari Berau 22 kasus, Kutai Timur 18 kasus, Paser 8 kasus, Penajam Paser Utara 20 kasus, Bontang 17 kasus dan Samarinda 17 kasus.

Dengan demikian kasus terkonfirmasi Covid-19 Kaltim 6.486 kasus, sembuh 4.137 kasus, meninggal 255 kasus, dirawat 2.094 kasus dan proses 46 kasus.

Penajam, (16/9)- Perencanaan kawasan konservasi mangrove yang di dalamnya terdapat populasi bekantan serta perimata lain di Sungai Tunan, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kaltim, akan terintegrasi dengan kawasan lain mulai dari Penajam, Babulu, hingga Sepaku.

“Kawasan yang sekarang masih proses pengusulan konservasi ini ada di DAS Sungai Tunan, Kecamatan Waru, tapi dalam perencanaanya akan terintegrasi dengan kawasan lain,” ujar Penanggungjawab Program Pembangunan Pemberdayaan Kelurahan dan Perdesaan Mandiri (P2KPM) Kabupaten PPU Sunarto Sastrowardojo di Penajam, Rabu.

Pengembangannya akan dilakukan setelah pihaknya bersama tim memperoleh data teknis dari peneliti. Berangkat dari data teknis itu, maka integrasinya adalah ke kawasan sejenis di Penajam yang meliputi Lawe Lawe dan Tanjung Tengah, kemudian Api-Api, Babulu, hingga Kecamatan Sepaku.

Ia mengatakan, konservasi alam dan keanekaragaman hayati di PPU memang menjadi prioritas karena pihaknya ingin menjaga alam tetap lestari dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Menurut Sunarto, slogan ekologi dan ekonomi bisa berdampingan, hingga saat ini masih merupakan slogan yang manis-manis sepet, sehingga slogan ini ia upayakan menjadi realita.

Sunarto yang juga Ahli Madya Perencanaan Wilayah itu melanjutkan, Kabupaten PPU harus segera mengintegrasikan konsep perencanaan, lingkungan hidup, pendidikan, korporasi, pemberdayaan, hingga sektor pariwisata.

“Menurut hemat saya, kepedulian lingkungan dan merawat alam hanya akan bisa berkesinambungan jika menimbulkan dampak positif dari sisi ekonomi masyarakat, sehingga masyarakat sekitar harus dilibatkan dalam pengelolaan amenitas wisata,” katanya.

Ia melanjutkan, Kabupaten PPU telah memiliki Perda Nomor 24/2012 tentang Lingkungan Hidup dan Konservasi, termasuk Perbup Nomor 9/2017, sehingga pihaknya kini konsentrasi pada usulan Surat Keputusan penetapan kawasan spesifik dan endemik flora dan fauna seperti mangrove dan bekantan.

“Hal ini sangat penting karena populasi primata mengalami penurunan drastis jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2010. Penurunan populasi bekantan di Sungai Tunan yang diperkirakan tinggal ratusan ekor terjadi akibat eksploitasi DAS,” kata Narto.

Dilanjutkannya, perlakuan yang tidak disadari oleh kelompok orang juga merupakan faktor perusak habitat bekantan, seperti adanya kelompok masyarakat yang rutin memberi makan bekantan, padahal ini justru akan merusak perilaku primata dan mendorong potensi konflik dengan manusia.

“Program P2KPM yang akan dibantu oleh ahli biologi dan ahli sungai terus mendorong adanya penetapam kawasan konservasi, kemudian kawasan itu juga menjadi wahana edukasi. Insyaallah dengan dukungan banyak pihak, kami akan mewujudkan rumah literasi mangrove dan bekantan,” ucapnya.

SAMARINDA—- Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19  Kaltim, Andi Muhammad Ishak mengharapkan penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di Kaltim, agar lebih mengedepankan protokol kesehatan dan tidak memunculkan kasus penularan Covid-19 baru.

“Kita berupaya mensukseskan pelaksanaan Pilkada ini, tapi jangan sampai menimbulkan Klaster Pilkada,” ungkapnya saat video conference Perkembangan Covid-19 Kaltim, melalui aplikasi zoom cloud video meeting, Rabu (16/9/2020).

Menurutnya, penerapan protokol kesehatan dalam pelaksanaan Pilkada tentunya harus menjadi perhatian utama supaya proses ini tetap bisa berjalan tapi tentunya masyarakat aman dari penularan.

Semua pihak jelasnya, terutama para kontestan, simpatisan, kemudian para pendukung benar-benar mematuhi dan menerapkan protokol ini secara baik dan benar.

Kepatuhan terhadap protokol kesehatan menjadi kunci suksesnya pelaksanaan Pilkada. Ini harus dipahami jangan sampai mengabaikan hanya demi kepentingan golonga, kepentingan kelompok dan kepentingan para pihak, imbau Andi.

“Pastinya kita harus mendahulukan bagaimana mementingkan kepentingan masyarakat secara keseluruhan yaitu supaya masyarakat tetap sehat dan terhindar Covid 19,” ujarnya.

Andi mengajak masyarakat untuk tetap menjunjung tinggi pelaksanaan kegiatan yang sudah ditetapkan, tapi tetap memperhatikan kesehatan diri masing-masing dengan menerapkan protokol kesehatan dengan sebaik-baiknya.