KUKAR – Seni dan kesabaran, menyulam bukanlah pekerjaan mudah, dibutuhkan proses yang harus dilewati demi mendapatkan sehelai kain yang tidak hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai seni.
Tidak hanya dalam bentuk kain sulaman, tumpar juga banyak diaplikasikan ke berbagai jenis barang seperti tas, pakaian, sarung bantal, topi hingga ke hiasan dinding. Aneka ragam corak seperti flora dan fauna menambah cantik kain sulaman yang banyak memikat hati para wisatawan.
Tumpar sendiri dibuat dari rangkaian benang berwarna biasanya memiliki desain penuh warna yang memberikan kesan ceria dan optimis. Dengan proses awalnya adalah membuat pola lalu tusuk rantai kemudian tumpar atau bahasa Indonesia adalah menyulam. Selain media kain hasil alam ulap doyo juga bisa dijadikan media. Tumbuhan yang banyak berkembang di wilayah Kalimantan ini memang digunakan untuk bahan beberapa kerajinan.
Sabtu, 10 Oktober 2020, Dekranasda Kaltim berkesempatan mengunjungi galeri Pemayuq by Pokant Takaq di Kabupaten Kutai Kartanegara, tepatnya di Jalan Mangkuraja 6 RT. 22 Nomor 54.
Disini banyak hasil jemari Ibu Hamidah dan kawan-kawan. Mulai dari baju, tas, hiasan dinding, pernak – pernik dan yang sedang banyak digunakan setiap orang saat ini, Masker.
Sambutan hangat wanita paruh baya yang menunggu rombongan Dekranasda Kaltim di teras rumah bersama sang suami. “Silahkan masuk,” Ujar Hamidah, mempersilahkan kami untuk masuk kerumahnya, Sementara sang suami membantu mengarahkan parkir kendaraan. “Assalamualaikum,” Timpal Nurulita, Kepala Bidang Humas Dekranasda Kaltim.
“Ayo sini duduk,” Ajaknya. Kamipun masuk keruang tamu. Kaget ruang tamu Ibu Hamidah penuh dengan hasil karyanya.
Usai membuka perbincangan kami diajak menuju galeri, tepat disebelah ruang tamunya ukurannya sekitar lebar 4 meter, panjang 5 meter. Etalase almunium penuh dengan hasil jemarinya, warna – warni sepadan dengan rasa optimis Ibu Hamidah dan kawan-kawan untuk tetap bisa mengais rezeki ditengah pandemi.
“Masker Tumpar, yang lagi ramai dipesan saat ini,” Cetus Hamidah. Bagaimana tidak sekarang semua orang wajib mematuhi protokol kesehatan. Selain mencuci tangan, menjaga jarak, menggunakan masker dapat memutus mata rantai penularan covid-19.
Usai melihat karya seni, rombongan Dekranasda diajak menyebrang, tepat didepan rumah terdapat panggung besar, semua berbahan kayu, belum sempurna memang tampak beberapa pekerja sedang menyempurnakan bangunan khas warga dayak ini.
“Ini bangunan bantuan Bank Indonesia Perwakilan Kaltim,” Cetus Imam, suami dari Ibu Hamidah. Harapan besar bangunan ini dapat menjadi tempat untuk semua orang bisa belajar warisan kekayaan seni.
Ibu Hamidah beserta kawan-kawannya tampak serius menceritakan dan mempraktekan proses kerja Tumpar dari membuat pola, tusuk rantai hingga menyulam.
Sembari mempraktekan rombongan Dekranasda Kaltim juga tampak diberikan waktu untuk belajar.
Kata pepatah “Kesabaran tidak akan mengkhianati hasil” itu yang menjadi pondasi para seniman. Proses akan menjadikan hasil karya bernilai.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!