SAMARINDA — Sukses dengan penayangan Virtual Event perdana di Visit Kaltim Fest 2020 kini Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur kembali hadir dengan Virtual Event “Visit Kaltim Fest 2020” Seri II yang masih berkaitan erat dengan Seri I. Diseri kedua ini Visit Kaltim Fest 2020 kembali memperlihatkan keindahan  Penajam Paser Utara sebagai sosok IKN yang baru dilihat dari sisi alamnya yang begitu indah.

Tema “Susur Sungai Tunan” menjadi pembahasan menarik tidak hanya sebagai destinasi wisata saja melainkan kedepan diyakini akan menjadi salah satu unggulan ekowisata yang ada di Kalimantan Timur.

Sungai Tunan mempunyai potensi yang besar untuk menjadi atraksi ekowisata dan diyakini Sungai Tunan sangat menjanjikan. Hal ini ditunjang dengan IKN yang akan dibangun Green Development dan ekowisata Sungai Tunan akan sangat mendukung Green Development menjadi nafasnya diwilayah IKN.

Sri Wahyuni menjelaskan bahwa seri II yang hadir pada pertengahan Oktober ini menjadi lanjutan cerita dari seri I namun yang berbeda pengemasan konten VKF 2020 Seri II dilakukan di lantai III Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim yang diubah menjadi studio mini.

“Aktualisasi dan pesan-pesan pariwisata tetap bisa mendapat tempatnya, meski disiarkan dari ruang terbatas, tetapi disajikan untuk ruang tak terbatas,”ucap Sri Wahyuni.

Ditambahkannya bahwa ini pertama kalinya atraksi musik dan gerak tari di gelar sembari menyusuri Sungai dengan flora yang menawan serta kawanan Bekantan endemiknya primata asli Kalimantan namun disajikan secara virtual.

Selain itu diskusi bersama dengan para ahli pun menjadi satu lagi hal menarik dalam VKF 2020 seri II ini. Tidak semata hanya menikmati liburan secara virtual melainkan juga menjadi wadah dalam menambah ilmu mengenai kekayaan alam serta seni dan budaya yang ada di Kalimantan Timur.

“Karena pandemi, ruang-ruang digital menjadi tempat bertemu, tempat berkunjung, ruang diskusi dan ruang aktualisasi,”jelasnya

Harapannya dengan kehadiran Virtual VKF 2020 ini menjadi pemberi semangat di masa pandemi dan dalam adaptasi kebiasaan baru.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *