Samarinda— Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi menyerahkan bantuan sembako secara simbolis kepada pondok pesantren (ponpes). Kegiatan yang diinisiasi Dinas Sosial (Dinsos) Kalimantan Timur ini dilaksanakan di Aula Dinsos Kaltim, Senin (9/11/2020).

“Bantuan ini memang masih terbatas. Lembaga-lembaga yang memiliki status berhak sebagai penerima bantuan ini banyak. Makanya, sesungguhnya apa yang kami lakukan ini stimulan. Kita tidak mungkin bisa memberikan semua,” tutur Wagub Hadi.

Hadi mengimbau kabupaten dan kota melakukan hal yang sama. Demikian pula perusahaan (swasta) tergerak untuk memberikan bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk CSR. Selanjutnya, dilakukan pengembangan ekonomi kerakyatan.

“Kita tidak akan mati kelaparan selama mau berusaha. Tanah kita ini subur, seperti lagu tongkat batu dan kayu jadi tanaman. Dengan menanam tumbuhan di sekitar rumah untuk konsumsi sendiri, bisa menambah konsumsi kebutuhan pangan harian,” ujar Hadi.

Hadir Kepala Dinsos Kaltim Agus Hari Kesuma. Jumlah bantuan sembako sebanyak 500 paket. Penerima bantuan sembako terdiri 10 yayasan pondok pesantren di Samarinda.

Ponpes penerima bantuan yaitu, Ponpes Hidayatul Mubtadin, Ponpes Hidayatullah Sempaja, Ponpes Rahmatullah Lempake, Ponpes Syaichona Cholil, Ponpes Darus Shofa, Ponpes Al Wa’id Palaran, Yayasan An Nahl, Ponpes Tahfidz Baitul Huffadz, Ponpes Ibadurrahman, dan Panti Asuhan Uswatun Hasanah.

Dok Humas Prov

SAMARINDA— Kasus sembuh dari Covid-19 hari ini tinggi, hal tersebut dikarenakan karena ada penambahan sebanyak 309 kasus. Senin (9/11).

Dengan penambahan 309 kasus sembuh, kini angka kesembuhan Kaltim melampaui 13.000 kasus. Selain itu, peningkatan angka kesembuhan di Kaltim meningkat di angka 83,4 persen dari pasien yang terkonfirmasi.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltim, Andi Muhammad Ishak menyebutkan kasus-kasus tersebut terdistribusi di tujuh kabupaten/kota.

Diantaranya empat kasus dari Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Kartanegara 57 kasus, Kabupaten Kutai Timur 76 kasus, Kabupaten Paser 20 kasus, Kota Balikpapan 39 kasus, Kota Bontang 16 dan Kota Samarinda 97 kasus.

Sementara pasien terkonfirmasi positif bertambah 75 kasus dengan rincian dari Kabupaten Kutai Kartanegara 31 kasus, Kota Balikpapan 12 kasus, Kota Bontang16 kasus dan Kota Samarinda 16 kasus.

Kemudian, terdapat enam Kabupaten/kota yang tidak melaporkan penambahan kasus terkonfirmasi positif yaitu dari Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten  Mahakam Ulu, Paser dan Kabupaten Penajam Paser Utara.

Angka kematian juga ikut bertambah yakni ada tiga kasus terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara satu kasus dan sisanya dua kasus di Kabupaten Kutai Timur. Sehingga, kasus kematian kini berjumlah 508 kasus.

Kasus positif di Kaltim saat ini ungkap Andi, berjumlah 15.681 kasus, sembuh 13.082 kasus dirawat 2.091 kasus serta menunggu proses 723 kasus.

SAMARINDA—  Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim,  H Muhammad  Edi Muin mengatakan mengelola kependudukan ibarat menanam tanaman keras bukan palawija.

“Relatif sulit dan hasil yang didapat tidak bisa langsung dinikmati dan tidak dapat diperoleh dalam waktu singkat serta tidak nampak,”ungkapnya saat menjadi keynote speaker pada webinar dalam rangka Hari Pahlawan tahun 2020, Senin 9/11/2020.

Menurutnya mengelola kependudukan adalah untuk menyelamatkan bumi, menyelamatkan peradaban umat manusia dan menyelamatkan bangsa.

Lanjutnya kependudukan juga berkaitan dengan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM). Apabila penduduk dapat diatasi dalam jumlah yang berimbang maka perlakuan alam tidak akan menjadi sadis.

Menurutnya tantangan kedepan yaitu penduduk semakin banyak, jumlah remaja meningkat, usia produktif, penduduk lansia meningkat serta urbanisasi dan modernisasi.

Untuk itu tidak ada pilihan lain sebagai generasi muda harus menampilkan dirinya sebagai penyelamat bumi ini,

“Generasi muda masa depan Indonesia yang tangguh dan kompeten,” ujarnya.

Dengan begitu generasi muda perlu dibekali dengan pendidikan kependudukan untuk menghadapi bonus demografi, imbuhnya.

Sehingga dengan adanya pengetahuan tentang pendidikan kependudukan akan membuat generasi muda peduli terhadap kualitas hidup mulai dari sekarang dan dimasa mendatang.

BALIKPAPAN—- Gubernur Kalimantan Timur, Dr H Isran Noor menerima Kunjungan Kerja Pimpinan tertinggi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo.  Bertempat di Ballroom Hotel Novotel (08/11/2020). Kunjungan tersebut dalam Rangka Agenda Laporan Rapat Kerja Percepatan Penanganan Covid-19 di Kaltim, yang berlangsung selama dua hari, 8 – 9 November 2020.

SAMARINDA—– Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Timur pada Agustus 2020 sebesar 6,87 persen atau sebanyak 124,88 ribu orang. Berarti meningkat 0,93 persen poin atau sebanyak 17,92 ribu orang dibandingkan dengan Agustus 2019.

Meningkatnya TPT pada Agustus 2020 menurut Kepala BPS Kaltim, Anggoro Dwithjahyono terjadi pada TPT laki-laki yang mengalami kenaikan lebih tinggi dari TPT perempuan. TPT laki-laki 6,03 persen pada Agustus 2019 menjadi 7,25 persen pada Agustus 2020.

Secara nominal juga terjadi kenaikan yang lebih tinggi jumlah pengangguran laki-laki dibanding pengangguran perempuan.Jumlah laki-laki yang bekerja mengalami penurunan. Sebaliknya, jumlah perempuan yang bekerja mengalami peningkatanyang sejalan dengan peningkatan TPAK perempuan, ujarnya.

Anggoro menerangkan apabila jumlah pengangguran dan TPT ini dirinci menurut pendidikan, maka TPT untuk pendidikan SD ke bawah sebesar 3,30 persen, TPT untuk pendidikan SMP sebesar 5,13 persen, TPT untuk pendidikan SMA/SMK sebesar 10,20 persen dan TPT untuk Pendidikan Tinggi sebesar 6,66 persen.

“Dibandingkan Agustus 2019, TPT dengan pendidikan SMA/SMK meningkat cukup tinggi jika dibanding TPT tahun sebelumnya yang hanya sebesar 8,07 persen,”jelasnya di Samarinda belum lama ini.

Kemudian TPT untuk jenjang pendidikan SD ke bawah dan pendidikan tinggi relatif sama hanya TPT menurut jenjang SMP yang mengalami penurunan.

Sementara itu, jumlah penduduk penduduk yang bekerja pada Agustus 2020 mencapai 1.692.796 orang atau turun 685 orang dibanding keadaan pada Agustus 2019 (1.693.481 orang).

Lanjutnya, lapangan usaha yang banyak menyerap tenaga kerja adalah pada Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor sebesar 22,07 persen. Berikutnya adalah Pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 20,48 persen, lalu kegiatan di kategori Pertambangan dan Penggalian sebesar 7,27 persen.

Anggoro membeberkan pada Agustus 2020, sebanyak 488,46 ribu orang (28,86 persen) bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 35 jam perminggu, sedangkan penduduk bekerja dengan jumlah jam kerja 35 jam atau lebih perminggu (termasuk yang sementara tidak bekerja) mencapai 1,20 juta orang (71,14 persen).

Imbuhnya terdapat 411 ribu orang yang terdampak Covid-19 atau 14,82 persen. Secara total, jumlah laki-laki yang terdampak Covid-19 lebih besar 1,6 kali lipat dibandingkan perempuan. Penduduk usia kerja yang terdampak di perkotaan sebesar 16,18 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan di perdesaan, yakni 12,04 persen.