SAMARINDA— Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltim, Andi Muhammad Ishak kembali melaporkan perkembangan kasus Covid-19 di Kaltim. Rabu 18 November 2020 dilaporkan ada penambahan 254 kasus positif, 115 kasus sembuh dan Tiga kasus meninggal dunia.

Andi merincikan pasien terpapar Covid-19 berasal dari Kabupaten Berau satu kasus,Kabupaten  Kutai Barat enam kasus, Kabupaten Kutai Kartanegara 71 kasus, Kabupaten Kutai Timur 48 kasus, Kabupaten Paser 23 kasus.

Berikutnya Kabupaten Penajam Paser Utara satu kasus, Kota Balikpapan 34 kasus, Bontang 15 kasus, Kota Samarinda 55 kasus.

Peningkatan kasus positif kali ini, turut menambah jumlah angka kasus penyebaran Covid-19 di Kaltim menjadi 472,9 per 100.000 penduduk.

Untuk kasus sembuh lanjut Andi, bertambah 115 kasus dari Kabupaten Kutai Barat enam kasus, Kabupaten Kutai Timur 43 kasus, Kabupaten Paser 16 kasus, Kota Balikpapan 19 kasus, Kota Bontang satu kasus dan Kota Samarinda 30 kasus.

Kasus meninggal dunia di Kaltim bertambah tiga kasus yakni Kota Balikpapan satu kasus dan sisanya dua kasus dari Kota Samarinda.

Dengan begitu Kasus Positif di Kaltim sebanyak 17.597 kasus, sembuh 14.844 kasus, meninggal 539 kasus, pasien dirawat 2.214 kasus dan dalam proses 1.354 kasus.

KUTAI KARTANEGARA— Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur berkolaborasi dengan Dinas-Dinas terkait dan BPD Kaltimtara menyelenggarakan pelatihan dan sosialisasi kepada klaster petani cabai merah dan bawang merah binaan BI di wilayah Kutai Kartanegara (Kukar)selama tiga hari dimulai 17-19 November 2020.

Pelaksanaan kegiatan dilakukan di tiga tempat berbeda menyesuaikan lokasi klaster petani binaan BI di wilayah Kukar. Adapun tempatnya yaitu di Kebun Kelompok Tani PPS Bukit Biru, Balai Kelurahan Loa Tebu Tenggarong dan Pondok Pertemuan Kelompok Tani Dewi Sri Bhuana Jaya Desa Bhuana Jaya Tenggarong.

Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Tutuk S.H. Cahyono, komoditas bahan pangan terutama yang berjenis volatile food seperti beras, cabai merah dan bawang merah sering kali menjadi isu strategis dalam bidang ketahanan pangan.

Pergerakan harga yang bergejolak, kelangkaan persediaan, gagal panen dan tingginya ketergantungan terhadap impor merupakan beberapa isu yang selalu muncul, terutama menjelang musim panen seperti saat ini. Di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim), khususnya di Kota Samarinda, komoditas seperti cabai merah dan bawang merah selalu menjadi faktor pendorong inflasi yang berasal dari bahan pangan.

Bahkan berdasarkan data selama sepuluh tahun terakhir, kedua komoditas tersebut persisten masuk ke dalam 5 (lima) besar pendorong inflasi di Kaltim. Termasuk dalam rangkaian kegiatan adalah penjelasan kepada petani mengenai organisme pengganggu tanaman (OPT) berikut cara-cara pengendaliannya, teknik melakukan perawatan tanaman menjelang dan selama musim penghujan yang disampaikan oleh tim teknis dinas terkait.

“Dalam pelaksanaannya, BI memiliki banyak instrumen untuk mendukung tujuan utama tersebut, salah satunya melalui program pemberdayaan UMKM,”ungkapnya dalam rilisnya.

Lebih lanjut, program pemberdayaan UMKM, BI melakukannya dengan membentuk klaster-klaster binaan maupun mitra dari berbagai sektor, terutama sektor pertanian sebagai upaya mendukung ketahanan dan kestabilan harga pangan.

Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini, para petani dalam klaster binaan BI dapat mengoptimalkan hasil panennya pada kesempatan panen terdekat dengan meminimalkan kerusakan tanaman akibat OPT maupun kerusakan akibat kesalahan perawatan di tengah musim penghujan.

Selain itu, sebagai bagian dari upaya literasi dan perluasan inklusi keuangan, diharapkan para petani dalam klaster binaan dapat mengenal perbankan dan produk perbankan dengan lebih baik yang akan memudahkan akses pembiayaan perbankan kepada petani.

Terakhir dan paling utama, optimasi hasil panen diharapkan berkontribusi dalam upaya pengendalian harga pangan utamanya cabai merah dan bawang merah di wilayah Kaltim, terutama di Kota Samarinda dan sekitarnya.

(dok: BI Kaltim)

Paser – Ketua Dekranasda Kaltim Hj. Norbaiti Isran Noor mengunjungi Desa Olung Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser untuk melihat potensi kerajinan yang ada di Paser, Selasa (17/11/2020).

Tenun Ikat merupakan salah satu kerajinan Nusa Tenggara Timur. Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam pewarna.

“Kami membawa energi positif ke Desa Olung, ini merupakan Desa pilihan dari Kabupaten Paser untuk memberi semangat kepada pengerajin,” Ucap Ketua Dekranasda Kaltim Norbaiti.

Dengan kunjungan ini diharapkan Kabupaten/Kota bisa membuat produk yang tidak kalah bersaing juga dalam segi pemasaran harus lebih modern.

Setelah kerajinan bagus kemudian di Kurasi. Banyak permasalahan kualitas produk dan kemasan dari usaha skala UMKM di pasar, sehingga sangat perlu adanya tahapan Kurasi dari pihak-pihak terkait terutama dari para penggiat UMKM. Banyak produk UMKM yang sudah bagus dan memiliki legalitas, tetapi tidak sedikit produk UMKM yang belum di level ini.

“Jadi setelah di Kurasi, Kita punya aplikasi Simosi, setelah lolos Kurasi produknya bisa didaftarkan untuk dipasarkan di Aplikasi Simosi, agar pembeli bisa langsung berhubungan dengan pengerajin tidak melalui pihak kedua,” Jelas Norbaiti.

Aplikasi ‘Simosi’ Sistem Informasi Promosi Investasi Daerah berbasis aplikasi android. Aplikasi ini diharapkan bisa membantu pengerajin dalam pemasaran produknya.

Bidang Promosi Penanaman Modal merupakan salah satu bidang yang memiliki tugas yang berhubungan dengan potensi daerah, pengembangan investasi, menawarkan peluang usaha dan memfasilitasi kerjasama antar pelaku usaha dengan maksud untuk mendorong kemajuan pembangunan ekonomi dan sektor lain.

 

 

 

 

BALIKPAPAN – Dunia saat ini tengah dilanda bencana berupa wabah virus corona atau lebih dikenal dengan covid-19 yang telah menginfeksi lebih dari jutaan jiwa, dan tentunya telah memberikan beban besar di sistem kesehatan, termasuk bidang perekonomian.

Disadari bersama bahwa layanan kesehatan rutin hari ini berupa sumber daya Indonesia baik di bidang kesehatan maupun non kesehatan telah banyak dialihfungsikan untuk penanganan covid-19.

“Dalam penanganan kejadian tersebut, dibutuhkan peran pemuda yang siap menjadi pelopor dan relawan siaga bencana. Semuanya ini memerlukan kapasitas, kapabilitas, pengalaman, dan kepeloporan pemuda dalam menangani bencana,”kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kaltim, H M Agus Hari Kesuma ketika membuka pelatihan tanggap bencana pembinaan Purna Paskibraka Indonesia (PPI) se-Kaltim, Selasa (17/11/2020) di Balikpapan.

Dalam pembukaan kegiatan yang diikuti 30 anggota PPI ini, Agus mengatakan bahwa pengalaman simulative dalam menangani bencana yang didapat selama pelatihan akan menjadi sangat berguna dalam situasi yang sesungguhannya.

Di tengah pandemi seperti saat ini lanjutnya menjadi pemuda pelopor siaga bencana bukan sebuah pekerjaan mudah, apalagi hanya sekedar mengisi waktu yang luang, diperlukan keseriusan menjadi pemuda pelopor siaga bencana.


“Disamping itu juga dibutuhkan kemampuan untuk mengendalikan situasi kebencanaan. apabila suatu saat turun ke daerah bencana, para pemuda di hadapan saya ini telah siap menangani secara langsung membantu korban bencana,” harap Agus.

Sementara itu Kabid Pengembangan Pemuda, Hardiana Muriyani, menyampaikan tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman dasar tentang kebencanaan kepada pemuda, kemudian membangkitkan semangat pemuda untuk peduli bencana, menanamkan nilai sosial, kemanusiaan, dan rasa cinta kasih sayang terhadap sesama.

“Disamping itu, melalui pelatihan ini diharapkan dapat mengembangkan potensi dan semangat para alumni paskibraka Indonesia se Kaltim terutama untuk dapat berperan dalam penanggulangan bencana dampak buruk pandemi covid-19 secara berkelanjutan,”jelasnya.

Dalam kegiatan yang berlansung selama 3 hari tersebut, para peserta akan dibekali berbagai ilmu pengetahuan yang akan disampaikan narasumber yang berasal dari Dispora Kaltim, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kaltim, Taruna Siaga Bencana Kaltim, Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, PPI Kaltim serta Pemuda Relawan Indonesia Kaltim.

Dalam kegiatan pelatihan selain berupa teori, peserta juga akan melakukan simulasi tentang langkah-langkah penanganan bencana yang disampaikan oleh tagana Kaltim.

Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan pula pengukuhan pengurus baru Pemuda Relawan Indonesia Kota Balikpapan oleh PRI Kaltim.

“Dan di hari terakhir akan dilakukan kegiatan bakti sosial pembagian APD (alat pelindung diri) kepada masyarakat yang terdampak covid-19, yang melibatkan semua peserta pelatihan dan panitia di sejumlah kelurahan yang dikoordinir oleh PRI Balikpapan, “pungkasnya (rdi)

 

Sumber : Dispora Kaltim

SAMARINDA — Plt Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A Kaltim, Zaina Yurda mengatakan, progres capaian kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kabupaten/kota se Kaltim untuk perekaman KTP-el se kabupaten/kota telah melampaui target nasional. Dari 2.582.065 wajib KTP, yang telah melakukan perekaman sebanyak 2.692.573 atau mencapai 104.38 persen.

“Capaian ini menempatkan Kaltim pada posisi pertama data perekaman KTP-el tertinggi disusul Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Kalimantan Udan Ptara rovinsi Riau,” ujar Yurda usai Rapat Koordinasi dan Evaluasi Kinerja Dukcapil Provinsi Se Indonesia secara virtual, Selasa (17/11/22020).

Sementara, untuk cakupan kepemilikan Akta Kelahiran, jumlah anak 0-18 Tahun se Kaltim berjumlah 1.178.643. Yang telah memiliki akta kelahiran sebanyak 1.210.194 (104, 05%) dan sudah melampaui target nasional sebesar 95%.

“Capaian ini juga menempatkan Kaltim pada posisi pertama cakupan kepemilikan Akta Kelahiran di susul Provinsi Bengkulu, Provinsi Lampung dan Provinsi Gorontalo,” imbuh Yurda.

Sedangkan cakupan Kepemilikan Kartu Identitas Anak (KIA) untuk anak usia 0-17 tahun kurang 1 hari se Kaltim berjumlah 1.120.264 dan yang telah memiliki KIA sebanyak 309.727 (27,65%) dan sudah melampaui target nasional sebesar 20%.

“Yang perlu dikejar cakupan KIA adalah kabupaten/kota yang belum mencapai 20% yaitu Kota Samarinda 11,31%, Kabupaten Kutai Kartanegara 15,56%, Kabupaten Kutai Barat 19,10% dan Kabupaten Kutai Timur 19,09%,” terang Yurda.

Yurda melanjutkan, terkait Capaian Pemanfaatan NIK, Data Kependudukan dan KTP-el yang dilakukan melalui Perjanjian Kerjasama (PKS), 9 (Sembilan) dari 10 Dinas Dukcapil Kabupaten/Kota telah melakukan PKS dengan OPD di daerahnya.

Data per 13 November 2020 untuk PKS dan Akses DKP3A Kaltim, yang sudah PKS sebanyak tujuh dan yang sudah Akses Data Warehouse (DWH) sebanyak 4 (empat). Sementara 3 (tiga) OPD masih menunggu pemasangan jaringan tertutup dari Diskominfo.

Selain itu, kabupaten/Kota yang sudah menerapkan Buku Pokok Pemakaman yaitu Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kota Bontang dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Sedangkan untuk layanan daring, 10 kabupaten/kota sudah menerapkan layanan daring melalui website dan Whatsapp. Sementara layanan daring berbasis android sudah diterapkan di Kabupaten Berau, Kabupaten Kubar dan Kabupaten Penajam Paser Utara.

SAMARINDA— Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Provinsi Kalimantan Timur pada bulan September 2020 mencapai 51,19 persen, angka ini mengalami kenaikan sebesar 12,09 poin dibanding TPK Agustus 2020.

“Jika dibandingkan dengan bulan September 2019, terjadi penurunan TPK sebesar 6,84 poin, yaitu dari 58,03 persen di bulan September 2019 menjadi 51,19 persen, sedangkan di bulan September 2020,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik Kaltim, Anggoro Dwithjahyono, di Samarinda.

Anggoro menerangkan rata-rata lama menginap tamu di hotel berbintang pada bulan September 2020 mencapai 1,73 hari. Rata-rata lama menginap tamu mancanegara mencapai 2,32 hari sedangkan rata-rata lama menginap tamu nusantara mencapai 1,73 hari.

Selanjutnya, dilihat menurut klasifikasinya, pada bulan September 2020 hotel berbintang 4 (empat) mengalami raihan TPK tertinggi yaitu mencapai 55,66 persen, sedangkan TPK terendah terjadi pada hotel berbintang 1 (satu) yaitu hanya 0 persen, sementara hotel berbintang 2 (dua), berbintang 3 (tiga) dan berbintang 5 (lima) mencatat TPK masing-masing sebesar 51,96 persen, 50,84 persen dan 39,01 persen.

Sementara TPK hotel berbintang 5 (lima) pada bulan September 2020 mengalami kenaikan sebesar 12,82 poin bila dibandingkan bulan Agustus 2020, yaitu dari 26,19 persen menjadi 39,01 persen.

Sedangkan data jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke wilayah Kalimantan Timur pada bulan September 2020 tercatat sebanyak sembilan kunjungan yang berarti mengalami penurunan sebanyak empat kunjungan jika dibanding bulan Agustus 2020 yang tercatat sebanyak 13 kunjungan. Sementara itu jumlah wisman pada bulan September 2020 jika dibandingkan dengan bulan September 2019 mengalami penurunan 406 kunjungan.

Kemudian menurut asal regional negara wisman yang berkunjung ke Kalimantan Timur pada bulan September 2020 didominasi oleh wisatawan asal ASEAN.

Peranan regional ASEAN tersebut mencapai 100 persen terhadap total kunjungan wisman pada bulan September 2020.