SAMARINDA—- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan November 2020 Provinsi Kalimantan Timur mengalami inflasi sebesar 0,37 persen, atau terjadi perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,25 pada bulan Oktober 2020 menjadi 103,63 pada bulan November 2020.
Sementara, inflasi tahun kalender pada bulan November 2020 sebesar 0,52 persen dan Inflasi tahun ke tahun sebesar 0,76 persen. Ungkap Kepala BPS Kaltim, Anggoro Dwithjahyono saat rilis bulanan secara virtual melalui Youtube, Selasa (1/12)
Anggoro memaparkan inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,93 persen; diikuti kelompok transportasi sebesar 0,83 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,39 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,05 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,03 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,02 persen; kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya masing-masing sebesar 0,01 persen.
Kemudian itu untuk kompok perumahan, air, listrik bahan bakar rumah tangga; kelompok pendidikan dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran menunjukkan indeks yang stabil dibanding bulan sebelumnya.
Jika dirinci menurut kota, pada bulan November 2020, Kota Samarinda mengalami inflasi sebesar 0,36 persen dengan IHK 104,04. Sementara Kota Balikpapan mengalami inflasi 0,39 persen dengan IHK sebesar 103,10.
Selanjutnya, bulan November 2020 inflasi kalender Kota Samarinda 0,62 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 0,81 persen. Sedangkan Inflasi tahun kalender Kota Balikpapan sebesar 0,40 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 0,70 persen.
Dirinya juga mengatakan dari 90 kota pantauan IHK Nasional, sebanyak 83 kota mengalami inflasi dan Tujuh kota lainnya mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual (Maluku) sebesar 1,15 persen dan terendah terjadi di Kota Bima (Nusa Tenggara Barat) sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Kendari (Sulawesi Tenggara) sebesar -0,22 persen dan terendah sebesar -0,01 persen terjadi di Kota Meulaboh (Aceh) dan Palopo (Sulawesi Selatan).
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!