Samarinda — Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim bekerjasama dengan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Samarinda, Satpol-PP Kaltim dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Samarinda, melakukan Uji Cepat Sampel Pangan Jajanan Anak di beberapa sekolah, Kamis (17/10).

Kepala Dinas KP3A Kaltim, Halda Arsyad melalui Kabid PPPA Noer Adenany, mengatakan masalah jajanan anak sekolah tampaknya hanya masalah kecil, namun dampaknya besar terhadap kelangsungan bangsa yang lebih baik di masa depan.

“Selain itu, uji cepat sampel jajanan anak sekolah ditinjau dari sisi higienis penjual, cara pengolahan, cara penyajian, cara penyimpanan, dan kualitas makanan. Sehingga diharapkan melalui uji cepat sampel ini dapat mengetahui apakah jajanan tersebut sudah layak konsumsi atau tidak,” ujarnya.

Dany melanjutkan, dengan sinergi OPD terkait dalam pembinaan pangan jajanan anak sekolah di Samarinda ini, diharapkan dapat memberikan pola pengawasan melalui langkah pembinaan yang baik kepada pelaku usaha penyedia jajanan anak sekolah yang sehat dan higienis.

“Semoga kedepan kita bisa terus bersama melakukan pengamanan terhadap jajanan anak sekolah, tidak hanya uji sampel tetapi juga melalui peran edukasi, sosialisasi dan pemberian materi melalui event-event yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari pelaksanaan Nawacita yaitu Negara hadir di tengah masyarakat dalam melindungi rakyatnya,” imbuhnya.

Uji Cepat Sampel Pangan Jajanan Anak Sekolah ini dilaksanakan di SDN 018 Samarinda Ulu, SDN OO8 Samarinda Ulu dan SDN 007 Samarinda Ulu. Dari tiga sekolah ini diperolah sebanyak 34 sampel pangan dan beberapa diantaranya terindikasi bahan-bahan berbahaya.

“Hasil tersebut akan dilakukan uji lap lanjutan. Selanjutkan akan menjadi bahan masukan bagi kami dan OPD terkait untuk melakukan pembinaan dan sosialisasi dalam rangka mewujudkan sekolah ramah anak,” tutup Dany.

Kegiatan ini juga dirangkai dengan Sosialisasi Puspaga di sekolah dengan sasaran guru dan orang tua murid.

Samarinda– Istilah stunting akhir-akhir ini sering didengar di beberapa media dan disebutkan oleh banyak orang. Namun, mungkin banyak yang belum mengenal istilah stunting. Stunting adalah kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan ia lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya. Banyak yang tak tahu kalau anak pendek adalah tanda dari adanya masalah pertumbuhan si kecil.

Apalagi, jika stunting dialami oleh anak yang masih di bawah usia 2 tahun. Hal ini harus segera ditangani dengan segera dan tepat. Pasalnya stunting adalah kejadian yang tak bisa dikembalikan seperti semula jika sudah terjadi.

Kondisi ini disebabkan oleh tidak tercukupinya asupan gizi anak, bahkan sejak ia masih di dalam kandungan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa 20% kejadian stunting sudah terjadi ketika bayi masih berada di dalam kandungan.

Kepala bidang pencegahan dan pengendalian penyakit  Dinas Kesehatan Prov Kaltim dr. Suharsono menyatakan angka stunting di daerah ini masih cukup tinggi jika dibandingkan beberapa daerah lain di Indonesia. Menurutnya, secara umum angka stunting atau anak kerdil di Kaltim cukup tinggi yakni  berkisar antara 25 hingga 27 persen.

“Secara umum angka stunting di Kalimantan Timur masih tinggi yaitu dikisaran 25 hingga 27 persen. Ya stunting itu kan berkaitan dengan asupan gizi yang kurang pada 1000 hari pertama kelahiran otomatis asupan gizi ini dipengaruhi  tidak hanya makanan saja, tetapi kesehatan lingkungan seperti sanitasi,” katanya.

Harsono menegaskan, penanganan kasus stanting tidak hanya dilakukan Dinas Kesehatan sendiri tetapi juga instansi lainnya seperti penanganan sanitasi dan lingkungan itu dari Dinas PU dan ketersediaan pangan dari sektor pertanian,  sehingga saling keterkaitan untuk  menanganinya.

Samarinda – Rangkaian acara pengukuhan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (DEKRANASDA) Kaltim dimulai dengan penanaman pohon di sekitar halaman sekretariat DEKRANASDA Kaltim Jalan H.A.M Rifaddin, Senin (14/10).

Berbagai jenis pohon yang ditanam sore itu adalah Kelengkeng, Rambutan dan mangga.“Dau tahun sudah berbuah kan? Tanya Ketua DEKRANASDA kepada panitia, iya nanti dua tahun lagi kita undang untuk panen bersama,” Ucap Noorbaiti.

Himbauan untuk menanam pohon agar oksigen di bumi semakin banyak dilaksanakan oleh DEKRANASDA Kaltim.

“Mudah-mudahan dengan penanaman pohon ini kita bisa berkontribusi untuk lingkungan kita, karena oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan ini pasti bermanfaat, walaupun tidak sekarang manfaatnya pasti ada,” Tambahnya.

Semoga pohon yang kita tanam ini bisa terus tumbuh, berbuah memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan yang menanam akan mendapatkan pahala.

SAMARINDA— Masalah stunting menjadi persoalan serius yang harus ditangani bersama. Pasalnya dua Kabupaten di Kaltim menjadi lokus utama penangan stunting yaitu Kabupaten Kutai Barat dan Penajam Paser Utara.

“Penanganan stunting harus menjadi tugas kita bersama, tidak cukup hanya Pemprov Kaltim saja, namun perlu dukungan Pemkab/Pemkot maupun Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) tetapi juga perlu dukungan semua pemangku kepentingan termasuk bapak dan ibu dirumah,” hal tersebut diungkapkan Ketua TP PKK Kaltim Hj. Norbaiti Isran Noor di Samarinda saat menjadi Narasumber di Dialog Publik belum lama ini.

Menurutnya, salah satu upaya pencegahan stunting yang baik adalah pemberian air susu ibu (ASI) dan TP PKK juga sudah menegaskan upaya pencegahan itu dengan Deklarasi Bunda ASI se Kaltim tiga pekan yang lalu.

“Dua lokus tersebut harus dimonitor sudah ada penurunan atau masih perlu upaya lebis serius lagi,” jelasnya

Oleh karena itu, TP PKK Kaltim melakukan upaya-upaya preventif yaitu bekerjasama dengan instansi terkait diantaranya Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam program gerakan memasyarakatkan makan ikan. Selain itu kerjasam juga dilakukan dengan puskesmas dan posyandu untuk memantau kondisi para balita.

Upaya-upaya ini bertujuan agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.

Seminar hari kesehatan jiwa/World Mental Healt Day dengan tema “Dunia belum berakhir, menyelesaikan masalah tanpa harus bunuh diri” bekerja sama dengan panitia sumpah pemuda ke-91 dan panitia hari kesehatan jiwa sedunia 2019 yang berlangsung di aula Dinas Pemuda Dan Olahraga Prov.Kaltim, Kamis(10/10).

Acara dihadiri oleh siswa/siswi SMA para mahasiswa prodi psikologi dari berbagai Univeristas di Samarinda antara lain Universitas Mulawarman, UMKT muhammadiyah, universitas 17 agustus, Himpunan Mahasiswa Psikologi Kaltim. Turut hadir juga Kepala Dinas Dispora H. Syirajudin, Kepala Satpol PP Prov.Kaltim Gede Yusa,para psikiater dan para civitas akademik seluruh fakultas di Samarinda

Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Wilayah Kaltim Wahyu Nhira Utama yang juga panitia penyelenggara menyebutkan, tujuan seminar tersebut tidak lain mengenalkan masalah mental yang ada di masyarakat selama ini dan Bagaimana cara mengatasinya.

Wakil Gubernur Kaltim H. Hadi Mulyadi mengatakan penyakit hati hingga sampai depresi dan stres yang berakhir dengan bunuh diri. Ternyata kebanyakan bukan karena kedudukan, uang dan harta. Namun disebabkan penyakit SMS. “(SMS) senang melihat orang lain susah. Atau susah melihat orang lain senang dan Ini penyakit hati. penyakit ini harus di terapi dengan diberikan kesadaran hidup tentang sifat-sifat yang harus dimiliki agar tangguh menjalani kehidupan”.

 Usai Membuka acara Wakil Gubernur Kaltim H. Hadi Mulyadi berfoto bersama.

 

Samarinda- Peringatan Hari Kesehatan Se-Dunia yang di digelar oleh RSJD Atma Husada Mahakam dengan tema Promosi kesehatan Jiwa dan Pencegahan bunuh diri, bertempat di Aula Behempas RSJD Atma Husada Mahakam jl. Kakap sungai dama.(11/10)

Dalam sambutannya direktur RSJD Atma Husada Mahakam Hj.Padila menyebutkan Perawatan orang dengan pasca gangguan jiwa tidak perlu harus di rumah sakit jiwa tetapi dilingkungan tempat dia tinggal, karena keluargalah yang bisa memeberikan perhatian dengan kasih sayang serta penghargaan, kita tidak boleh mengatakan “si gila sudah pulang”.

Pertolongan pertama pasien gangguan jiwa ialah puskesmas terdekat, karena di puskesmas tersebut ada bidang gangguan jiwa, pasien dengan gangguan jiwa harus control ke puskesmas terlebih dahulu sebelum ke RSJ.Bila sudah parah baru kami jemput kepuskesmas atau kerumahnya,dengan sistem jemput bola.

RSJD juga mengingkatkan kerjasama dengan dinas sosial kota dan kabupaten dikaltim menjemput orang dengan gangguan jiwa yang tidak memiliki keluarga. Kerja sama juga dilakukan dengan panti rehabilitasi gangguan jiwa milik swasta, hal ini sangat membantu RSJD untuk pasien pasca gangguan jiwa yang tidak memiliki keluarga. Pembuatan KTP juga diberikan kepada OGJ yang sudah sehat.


Pemberian semangat oleh direktur RSJD ATMA Husada mahakam kepada para karyawan karena RSJD tersebut mengalami peningkatan dengan Akreditasi A.

” Tetap semangat selalu sabar terhadap menghadapi pasien. Ditahun 2017 angka bunuh diri ada 5 orang,setelah dipasangkan cctv di setiap ruangan ruangan, menurunnya angka bunuh diri mengecil dan tidak ada lagi” ujar Padila.

Dalam kesempatanntnya Gubernur Isran Noor menyampaikan selamat kepada RSJD Atma Husada Mahakam yang berprestasi di tingkat nasional dalam melakukan pembinaan dan menejemen rumah sakit dengan predikat A, Karen sukses membina OGDJ dari 340 turun menjadi kurang dari 200 .

“Dengan memelihara kesehatan jiwa diri kita dan orang lain agar terhindar dan menggangu keamanan orang lain, di mulai dari lingkungan dan diri sendiri, masyarakat juga memiliki kesadaran menjaga lingkungan dari gangguan jiwa ’’ ujar Isran Noor

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kaltim menggelar Expo Bulan Bhakti Peternakan dan Kesehatan Hewan 2019. Acara tersebut dilaksanakan pada 10 – 12 Oktober 2019 di Halaman Wisma Atlet Stadion Madya Sempaja.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Dadang Sudarya menuturkan tujuan kegiatan ini untuk mengumpulkan dan mengapresiasi para peternak di Kaltim.

Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi yang dalam hal ini menghadiri acara Pembukaan Expo Bulan Bhakti Peternakan dan Kesehatan Hewan 2019 sekaligus membuka secara resmi.

Pembukaan Acara Expo Bulan Bhakti dan Kesehatan Hewan 2019 di tandai dengan membunyikan lonceng yang telah disediakan, Wagub Kaltim Hadi Mulyadi didampingi Kadis PKH Kaltim Dadang Sudarya serta Wakil Ketua PKK Kaltim Erni Makmur.

Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi saat memantau kesehatan sapi yang berada di sekitar tempat acara.

Samarinda—Wakil Gubernur Kaltim H. Hadi Mulyadi secara resmi membuka seminar hari kesehatan jiwa/World Mental Healt Day dengan tema “Dunia belum berakhir, menyelesaikan masalah tanpa harus bunuh diri” bekerja sama dengan panitia sumpah pemuda ke-91 dan panitia hari kesehatan jiwa sedunia 2019 yang berlangsung di aula Dinas Pemuda Dan Olahraga Prov.Kaltim, Kamis(10/10).

Seminar tersebut juga bertepatan dengan Hari Kesehatan Jiwa Dunia yang jatuh pada tanggal 10 Oktober.

Dalam kesempatan itu Hadi sangat mengapresiasi acara tersebut. Ia mengatakan pentingnya menjaga kesehatan hati dari penyakit hati.

“Orang rata-rata bunuh diri itu kebanyakan tidak tau arah hidupnya mau kemana, oleh karena itu hati adalah salah satu bagian terpenting untuk menjaga kesehatan jiwa,”tutur Hadi.

Untuk itu permasalahan bunuh diri akibat depresi sudah seharusnya menjadi perhatian masyarakat sejak dini.

“Ini masalah yang harus kita hadapi bersama bahwa memiliki kesadaran hidup yang sehat baik jasmani dan rohani. Kesehatan jasmani itu diatur dengan hidup yang teratur, sedangkan rohani menjaga hati dan pikiran agar kita memastikan bahwa hidup kita selalu memberi manfaat bagi orang lain.”ujarnya.

Ia menjelaskan, banyak faktor orang ingin mengakhiri hidupnya, untuk itu pentingnya mensyukuri dalam menjalani kehidupan. “Modal menjalani kehidupan adalah sabar dan syukur, kerja dengan penuh cinta dan doa. Cintai apa yang menjadi pekerjaan kamu itu adalah kunci sukses,”ungkapnya

Hadi menambahkan terkait hari kesehatan dunia nantinya ada konseling gratis yang di laksanakan di Komplek Stadion Sempaja , dan yang menanganinya langsung dari para psikiater profesional. “Insha allah besok ada konseling gratis, silahkan masyarakat memanfaatkannya. Mungkin ada masalah yang tidak bisa di ceritakan bisa di tempat ini,”pungkasnya.

Acara dihadiri oleh siswa/siswi SMA para mahasiswa prodi psikologi dari berbagai Univeristas di Samarinda antara lain Universitas Mulawarman, UMKT muhammadiyah, universitas 17 agustus, Himpunan Mahasiswa Psikologi Kaltim.

Turut hadir juga Kepala Dinas Dispora H. Syirajudin, Kepala Satpol PP Prov.Kaltim Gede Yusa,para psikiater dan para civitas akademik seluruh fakultas di Samarinda .(Diskominfo/Rey)

Samarinda– Masalah kenaikan berat badan atau obesitas menjadi epidemi kesehatan terbesar di dunia, karena hampir 30 persen dari seluruh populasi di dunia mempunyai masalah kelebihan berat badan atau obesitas. Termasuk Indonesia yang menjadi 10 besar dengan negara obesitas tertinggi.

Tak hanya itu, yang mencengangkan adalah berdasarkan rilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, tingkat obesitas di Kalimantan Timur (Kaltim) ternyata tertinggi ketiga se-Indonesia. Diketahui bahwa posisi pertama ditempati Sumatera Utara (Sumut), dan kedua DKI Jakarta.

Direktur Pencegahan Pengendalian  Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementrian Kesehatan RI dr. Cut Putri Aliani M.H.Kes menuturkan obesitas merupakan penyakit tidak menular yang saat ini banyak di derita  rakyat Indonesia. Penumpukan lemak yang berlebihan akan menimbulkan berbagai penyakit salah satunya obesitas atau kelebihan berat badan.

“Penumpukan lemak berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan akibat energi yang masuk itu lebih besar daripada yang keluar. Jadi makanan yang masuk banyak tapi energi yang dikeluarkan tidak berimbang. Ini yang menyebabkan obesitas menjadi masalah global yang penting untuk dikhawatirkan,” tuturnya saat Sosialisasi Implementasi Kawasan tanpa rokok  dan penyakit tidak menular di Aula Dinas Kesehatan Kaltim, Kamis (3/10).

Menurut dr. Cut faktor lain yang bisa memicu obesitas diantaranya perubahan pola hidup. Masyarakat semakin sering konsumsi makanan cepat saji, aktivitas fisik harian kurang, Kandungan gizi di piring makanan tak sesuai standar, dan konsumsi gula, minyak, garam berlebih.

“Oleh karena itu dengan adanya sosialisasi ini diharapkan rakyat Indonesia khusunya masyarakat Kalimantan Timur mulai sekarang dapat berubah gaya hidup  tidak sehat dan mengatur pola makan  yang bergizi dan berimbang,” imbuhnya. (Diskominfo/Cht)a

Samarinda – Acara Pertemuan Sosialisasi Implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang berlangsung di Gedung Dinas Kesehatan Prov Kaltim pada Kamis (3/10) bertujuan untuk membantu upaya pengendalian yang memadai, Komperhensif dan Berkelanjutan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian Penyakit Tidak Menular (PTM) khususnya di wilayah Provinsi Kaltim.

Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Asaf Diolo mengatakan bahwa PTM meningkat secara signifikan dan telah menjadi epidemi global, bahkan jika dibandingka dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes dan hipertensi.

“PTM merupakan “Silent disease” yang menjadi penyebab kematian terbanyak di seluruh dunia” ujarnya.

Dia mengatakan kenaikan prevalensi PTM ini berhubungan dengan pola hidup, antara lain merokok, mengkonsumsi minuman berakohol, aktifitas fisik, serta kurangnya mengkonsumsi buah dan sayur.

“Pemerintah Daerah harus memiliki informasi yang cukup untuk pelaksanaan dan pengembangan KTR serta senantiasa memikirkan inovasi agar kebijakan ini dapat terus dilaksanakan serta membawa penurunan perokok aktif” kata Asaf.

Dia juga mengharapkan Sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan program terkait kebijakan KTR. Seperti fasilitas yang dibutuhkan antara lain dalam bentuk pengadaan media promosi seperti baliho, spanduk, stiker, billboard, serta atribut-atribut.

“Kawasan yang bebas dari asap rokok merupakan satu-satunya cara efektif dan murah untuk melindungi masyarakat dari bahaya asap rokok orang lain” tambahnya.