Paser—Guna mencegah terjadinya penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa) yang diakibatkan asap dampak kebakaran hutan di sejumlah wilayah Indonesia khususnya di Kalimantan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Paser melakukan pembagian 750 masker kepada masyarakat terutama pengendara jalan.

Kepala Dinkes Paser Amir Faisol mengatakan asap tebal yang diakibatkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menyebabkan Ispa harus diantisipasi dengan menggunakan masker.

“Oleh karena itu kami sudah membagikan 750 masker ke masyarakat, di tempat-tempat umum, di beberapa ruas jalan di Tanah Grogot,” Ucap Amir Faisol di ruang kerjanya, Selasa(17/9).

Amir mengungkapkan, kabut asap semakin hari kian menebal dan sangat menggangu aktivitas masyarakat. Meski sejauh ini diakuinya belum ada laporan signifikan terkait adanya masyarakat yang terinfeksi penyakit ispa namun dirinya telah menginstruksikan kepada seluruh Tim kesehatan masyarakat untuk selalu siaga.

“Puskesmas harus siaga untuk menyikapi kejadian kabut asap dan penurunan kualitas udara karena kebakaran,”tambahnya.

Ia juga menghimbau agar masyarakat yang hendak bepergian keluar rumah untuk selalu menggunakan masker.

“Masyarakat kami himbau juga mengurangi aktivitas di luar rumah. Jika mau keluar, selalu menggunakan masker,” ucap Amir.

Sementara dalam beberapa waktu ini, aksi pembagian masker selain dilakukan Dinkes Paser, dilakukan sejumlah aktivis dari mahasiswa dan aktivis sosial. Pemberian masker kepada pengendara dilakukan di sejumlah titik kota Tanah Grogot yaitu di traffic light Jalan Jenderal Sudirman, Gajah Mada dan Jalan Ahmad Yani.(Diskominfo/Rey).

SAMARINDA— Jelang Workshop Pekan Air Susu Ibu (ASI) Sedunia, Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Timur Hj Norbaiti Isran Noor memimpin rapat persiapan di Ruang Tepian II Kantor Gubernur Kaltim, Jumat (13/9).

Dalam rapat tersebut membahas mengenai kesiapan seluruh kepanitiaan yang terlibat. Workshop Pekan ASI akan mengangkat tema “Percepatan Penurunan Stunting Melalui Dukungan Ayah dan Ibu dalam Keberhasilan Menyusui”.

“Kami lakukan rapat persiapan dengan matang agar acara dapat berjalan lancar. Acara ini untuk menyadarkan para orang tua dan menaikkan persentase Ibu menyusui di Kaltim sehingga bisa menurunkan angka stunting pada anak,” jelas Norbaiti.

Lebih lanjut, dirinya menuturkan selain workshop akan dirangkai dengan pengukuhan Bunda ASI se-Kabupaten dan Kota di Kaltim.

“Ada juga nanti pengukuhan Bunda ASI se-Kab/Kota, yaitu istri Bupati/Walikota yang diharapkan bisa memantau perkembangan Ibu menyusui di daerahnya masing-masing,” imbuhnya. 

Pembukaan workshop akan digelar di Pendopo Odah Etam pada Selasa, 17 September 2019 dan dilanjutkan di Gedung PKK Jalan M Yamin pada 18 September 2019. (Diskominfo/Cht)

SAMARINDA — Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekes Kemenkes) Kalimantan Timur mengungkap fakta terkait keamanan umami atau monosodium glutamat (MSG) untuk dikonsumsi melalui Forum Seminar Nasional Keamanan Pangan dan Gizi.

“Melalui seminar internasional ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat tentang MSG karena penggunaannya untuk konsumsi masih menimbulkan polemik apakah aman atau tidak,” ujar Gubernur Kaltim, Isran Noor dama sambutan yang dibacakan Plt Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekprov Kaltim, Moh Jauhar Efendi saat membuka seminar, di Komplek Pendopo Odah Etam, Sabtu (14/9).

MSG atau petsin merupakan zat tambahan pada makanan yang digunakan untuk meningkatkan cita rasa agar terasa lebih gurih dan nikmat. MSG sendiri terbuat dari tetes sari tebu dan singkong melalui proses fermentasi serta penambahan garam sehingga menjadi pengkristalan.

Banyak yang beranggapan bahwa MSG tidak aman dikonsumsi. Berbagai isu muncul di masyarakat sehingga mendorong banyak orang menghindari MSG misalnya dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, berbahaya bagi saraf, berbahaya bagi anak-anak dan ibu hamil, dan lainnya.

Meski begitu pihak lain juga ada yang mengatakan bahwa MSG aman di konsumsi. “MSG boleh digunakan dalam kehidupan sehari-hari asal masih dalam batas wajar,” katanya.

Selain itu kandungan glutamat MSG juga dapat ditemui pada bahan makanan alami seperti tomat, daging, susu, keju, ASI karena itu kalau ada orang yang merasa ragu dengan menggunakan MSG dan mengganti dengan penggunaan bahan bahan makanan alami.

Karenanya dia menyambut baik pelaksanaan seminar nasional membahas fakta keamanan penggunaan MSG. Menimbulkan pemahaman warga terkait pelaksanaannya

“Yang tidak jelas maka melalui seminar nasional ini diharap jelas,. Yang tadinya masih bertanya mitor atau fakta bisa terjawab” katanya.

Dia berharap narasumber dapat memberikan penjelasan kepada para peserta agar tidak lagi terjadi gagal paham dan kekhawatiran di dalam masyarakat.

Pada prinsipnya Pemprov Kaltim dalam program pembangunannya berusaha untuk dapat memberikan rasa aman konsumsi bagi masyarakatnya.Tidak hanya MSG, melainkan termasuk pula pewarna makanan dan pemanis buatan serta kehalalan suatu produk makanan dan minuman juga perlu dicermati dengan baik.

“Mari jadikan masyarakat Kaltim yang sehat kuat terhindar dari dampak buruk akibat mengkonsumsi makanan dan minuman

yang tidak sehat serta memiliki pemahaman yang benar mengenai pangan dan gizi,” katanya sambil mengaku dirinya salah satu orang yang biasa mengkonsumsi MSG secara cukup dan tidak berlebihan.

Pada kesempatan itu dia juga mengingatkan pentingnya peningkatan kualitas SDM Kaltim. Tidak terkecualia SDM bidanv kesehatan dalam menyiapkan peluang dan tantangan Kaltim ditetapkan sebagai lokasi Ibu Kota Negara baru.

“Poltekes posisi strategis. Kesehatan menjadi urusan penting. Bagaimana mau berbicara yang lain kalau kesehatannya jelek,” timpalnya

Kegiatan diikuti sebanyak 474 peserta dari kalangan mahasiswa Poltekes Kemenkes RI. Nampak hebagai narasumber Kepala BBPOM di Samarinda, Leonard Duma, Dosen Poltekes Jakarta II, Marudut Sitompul, Ketua Jurusan Gizi Poltekes Kemenkes Kaltim, Wiryanto.

SAMARINDA—- Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) Samarinda menggelar jalan sehat dalam rangka memperingati hari Radio ke 74 tahun. Minggu (8/9)

Kurang lebih 500 orang terpantau ikut meramaikan jalan santai dimaksud. Sejak pukul 06.00 pagi masyarakat sudah berkumpul untuk mengikuti kegiatan jalan sehat yang berlangsung santai dan penuh kekeluargaan ini.

Sebelum memulai kegiatan jalan sehat para peserta juga bersama-sama melakukan pemanasan dengan melakukan senam bersama.

Tepat pukul 07.00 pagi jalan sehat yang diikuti angkasawan angkasawati, pensiunan RRI serta masyarakat kota Samarinda dilepas oleh Kepala RRI Samarinda Khalidiraya. Para peserta jalan sehat bergerak dengan menggunakan rute dimulai dari Kantor RRI Samarinda, melewati Jl. Wahid Hasyim dan kembali menuju kantor RRI.

Dalam jalan sehat ini memperebutkan ratusan undian menarik, seperti sepeda gunung, kulkas, mesin cuci, kipas angin, kompor gas  dan ratusan undian menarik lainnya.

Disela-sela jalan sehat Khalidiraya mengatakan, Jalan sehat ini merupakan rangkaian kegiatan hari Bakti radio ke 74 tahun 2019 selain kegiatan olahraga juga menggelar bakti sosial dengan mengunjungi pensiunan pegawai yang sakit dan ke makam para pensiunan serta memberikan bantuan sembako kepada panti Asuhan yang ada di kota Samarinda.

“Memang setiap tahun kita adakan jalan sehat dan terbukti hari ini kita bagikan 500 kupon itupun masih kurang,” katanya

Khalidiraya mengatakn, untuk puncak peringatan Hari Radio ke-74 tahun 2019 akan dilaksanakn upacara bendera dihalaman kantor RRI dan Syukuran penyulutan obor di Studio Sikarut  pada tanggal 11 September 2019.

Sementara salah seorang peserta jalan sehat, Sumardi mengatakan walaupun sudah purna tugas di RRI, para pensiunan ikut dilibatkan dan diperhatikan. Tentunya dengan usia RRI yang genap ke 74 diharapkan bisa eksis ditengah maraknya perkembangan media massa di tanah air. (diskominfo/ris)

Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2

Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2

Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2

Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2

Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2Berita Kesehatan2

Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1

Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1

Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1

Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1Berita Kesehatan1